06. TREMOR SENDIRI!

245 49 12
                                    

Hai! Absen dulu yuk;
Siapa yg udh nungguin cerita ini?

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

"Saat netra saling bertemu, ada sensasi tersendiri yang aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat netra saling bertemu, ada sensasi tersendiri yang aneh. Dimana sulit rasanya untuk melepaskan diri bila telah terbelenggu oleh aksa indah itu."

****

Gem of language, julukannya.

Tapi bagi Septha para penghuninya tidak mencerminkan sifat layaknya permata sama sekali. Malahan, kelas berasa seperti hutan rimba, dengan berbagai satwa liar di dalamnya. Memang cewek-ceweknya kalem seperti berlian sungguhan, berbanding terbalik dengan cowoknya yang berkelakuan seperti hewan.

"WOI! DIAM SEBENTAR!"

Septha mendongakkan kepalanya sembari berdecak kesal. Makan siangnya selalu saja terganggu, kemarin ia hampir saja tersedak tahu yang menjadi lauk bekalnya. Ini baru saja seminggu, dan teman-temannya sudah membuat berbagai ulah.

"Gak jadi."

"Lah yang bener aja loe!" ujar Mia. Cewek asal Jakarta itu memang selalu menonjol lengkap dengan aksen Jaksel-nya yang selalu ia tunjukkan.

Tidak hanya itu, Septha menemukan berbagai macam jenis spesies di kelas ini.

Spesies, katanya.

Iya, memang benar. Bahkan wali kelas sendiri mengakui, kelas bahasa adalah pelangi. Berisi berbagai macam jenis manusia dengan sifat mereka yang beragam.

"Sep, hari ini kamu bawa bekal apa?" tanya Ambar sembari membuka kotak bekalnya.

"Nasgor, kamu mau?" Septha menawarkan.

Ambar mengangguk-anggukkan kepala, kemudian mengambil sesendok dari bekal Septha. "Enak! Makasih!" Mereka berdua kembali menikmati sesi makan siang.

"Hai! Boleh kenalan nggak?"

Septha dan Ambar spontan saling tatap, agak terkejut dengan kehadiran tiba-tiba sosok yang muncul di depan mereka. Menyapa dengan riang gembira, lengkap dengan kacamata bundar yang besar menggantung di ujung pangkal hidungnya.

"Hai juga..." Ambar tersenyum kikuk. "Boleh kok."

Sedangkan Septha masih tidak berkutik. Gadis itu tidak tahu harus merespon dengan apa. Diam-diam gadis itu membatin kala melihat perawakan presensi yang memakai kerudung kebesaran ini, "Vibes anak pesantren nih."

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang