23. SELASA SURAM

104 17 6
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lebih baik melepaskan, daripada bertahan namun menyakiti satu sama lain."

*****

Esok hari, Septha melakukan hal yang sama seperti kemarin. Gadis itu menunggui Juan yang masih mengemasi barang-barangnya.

"Noh kan! Ternyata emang nyasar disini!"

Spontan Septha dan Juan menoleh ke sumber suara. Kedua mata Septha melebar, kala Ambar menghampirinya kemudian menarik belakang tas gadis itu. "Ayo pulang! Udah aku tungguin malah berduaan disini."

Juan menatap Ambar dengan tatapan dingin, "Tinggalin Septha. Dia bareng sama aku."

Ambar langsung mendorong tubuh Septha ke belakangnya, "Gak! Septha bareng sama aku." Ia memajukan tubuhnya ke arah Juan sembari berkacak pinggang.

"Mbar, kamu kenapa sih? Aku mau bareng sama Juan."

"Tuh, liat. Septha aja gak mau bareng sama kamu," Juan ikut menimpali seraya tersenyum miring.

Ambar menghentakkan kakinya ke lantai layaknya anak kecil, "Gak boleh! Septha bareng sama aku!" Ambar kembali menarik belakang tas Septha dengan paksa, seolah ia tidak terima Septha dekat-dekat dan ingin menjauhkan gadis itu dari Juan. Menjauhkan dari pacarnya sendiri.

Melihat Septha yang tidak nyaman, Juan segera ambil tindakan. "Kamu gak usah pegang-pegang Septha!" Juan menepis tangan Ambar.

"Aduh! Iiih, sakit tau!" Ambar memukul bahu Juan.

"Sep, ngapain sih nungguin nih cowok segala? Gak guna tau gak," Juan yang pada dasarnya gampang terpancing emosi tidak menyadari trik Ambar. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk tidak kasar di depan Septha.

Sebelah sudut bibir Ambar tertarik ke atas. "Apa? Kamu gak terima, hah?"

Juan hanya diam saja, kemudian menenteng tasnya untuk pergi. Septha terkejut dengan kepergian Juan, ia langsung berlari mengejar pacarnya. "Juan!" panggil Septha. Ia tidak ingin terjadi konflik lagi di dalam hubungan mereka hanya karena Ambar.

"Ih, kok aku ditinggal sih?" Ambar ikutan berlari mengejar dua sejoli itu. Kemudian memukul-mukul bahu Juan tanpa sebab, gadis itu mengomel tidak jelas yang bahkan Septha sendiri tidak tahu apa masalahnya.

Juan jelas risih dengan perlakuan Ambar. "Apaan sih, gak usah pegang-pegang!" Mendadak kepalanya terasa pusing, laki-laki itu membeku di tempat.

"Juan, kamu kenapa?" Septha memegang bahu cowok itu. Kala Juan kembali mendongak, sukses membuat Septha tersentak. Ia bisa melihat ada yang berbeda dari sorot matanya.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang