39. ENCHANTED

102 18 3
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Besok udah malem taun baru nih, kalian ngapain aja di rumah??
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_
Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

***
"Tapi terkadang, lebih baik belajar melepas sebelum akhirnya, kita juga akan ikut rusak hanya dengan terus mempertahankan."

****

Pagi ini, seluruh siswa-siswi SMATMA berkumpul di area lapangan basket, dikarenakan adanya sebuah pengumuman yang berkumandang menginterupsi. Padahal ini hari rabu, seharusnya tidak ada upacara atau sebuah apel di hari khusus.

Namun dari semua itu, ada suatu titik yang berhasil menarik beberapa pasang mata untuk menatap.

Berdirinya dua insan yang pernah saling, mencinta dan menyakiti satu sama lain.

Septha merutuki diri sendiri, takdir apa yang disiapkan Tuhan untuknya sampai-sampai harus bersebelahan seperti ini.

"Sep, gwenchana?" tanya Juju dengan bahasa Korea. Gadis dengan obsesi pada hal-hal yang berbau KPop itu mengkhawatirkan kondisi temannya di sebelah.

Septha menganggukkan kepalanya. "Udah, sana hadap depan. Nanti dimarahin sama si Bapak Tatib," ujarnya menakut-nakuti, setengah meledek seorang pria yang tengah naik ke mimbar.

Seketika suasana yang semula ramai, berada di puncak keheningan kala pria dengan notabene salah satu guru tata tertib paling ditakuti oleh siswa-siswi SMA Atmaja.

"Saya berdiri disini untuk memberikan kabar duka, atas berpulangnya salah satu tenaga pengajar di SMA ini."

Tidak ada yang berani menatap, atau bahkan sekedar mendongakkan kepala. Lain halnya dengan presensi seorang perempuan yang berdiri menjulang di barisan paling belakang. Menyorot tanpa gentar, dua manik cokelatnya terselimuti oleh rasa benci yang teramat. Bahkan melebihi dari perasaan tidak nyaman untuk bersebelahan dengan laki-laki di sebelahnya.

"Aku tau kamu masih dendam sama Pak Dani karena kejadian itu," bisik Juju.

"Wes. Jangan diingat lagi," sela perempuan itu dengan wajah datar. Sekilas, ingatannya kembali berputar pada kejadian dua minggu lalu. Dimana Septha terlibat sebuah kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan orang itu. Pekerjaan rumah milik gadis itu, sama sekali tidak dianggap dan malah dijewer habis-habisan.

"KAMU ITU QORI, SEKALIGUS ANAK ROHIS, HARUSNYA JADI CONTOH YANG BAIK! Masa belum ngerjain tugas?"

Padahal Septha mengumpulkan kali pertama, karena teman-temannya takut untuk memulai. Malahan, pria itu mendadak amnesia dan mulai mengucapkan kalimat-kalimat menjengkelkan.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang