40. RUMAH SINGGAH

168 19 17
                                    

HAI-HAI SEMUANYA!!
SELAMAT TAHUN BARU (✯ᴗ✯)
Malem ini klean ngerayainnya gimana dan sama siapa guys??
Nggak nyangka aja, udah ganti tahun yaಥ‿ಥ
Banyak banget yang terjadi di tahun ini, semoga di tahun berikutnya ga galau terus wkwkwkwk
Fifi juga berharap, kalian semua mendapat hal baik di tahun depann!!
Tetap semangat menjalani hari-hari yang seberat dosa ini, ya!ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ

HAI-HAI SEMUANYA!!SELAMAT TAHUN BARU (✯ᴗ✯)Malem ini klean ngerayainnya gimana dan sama siapa guys??Nggak nyangka aja, udah ganti tahun yaಥ‿ಥBanyak banget yang terjadi di tahun ini, semoga di tahun berikutnya ga galau terus wkwkwkwkFifi juga berhar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan jatuh cinta pada tahun 2022, selain cintanya habis di orang tersebut, nanti semesta tak akan merestui."

*****

Hari Senin, Septha duduk sendirian di bangku panjang depan kelasnya. Menunggu teman-teman yang masih mengerjakan soal mereka, dikarenakan adanya ulangan harian mapel antropologi.

Menatap lurus ke depan, lantas membuat Septha tenggelam dalam lautan kenangan lampau. Tidak hanya itu, sebenarnya semenjak pertemuan dengan Septia kala itu, berhasil membuat fokusnya pecah.

Atensinya berhasil direnggut, kala suara gemericik air dari keran mengudara nyaring. Sontak Septha mendongak, langsung disuguhi pemandangan yang sangat tidak terduga.

Meskipun diliputi rasa ragu, Septha tetap penasaran untuk mencari tahu. "Juan!" panggilnya. Namun, sayangnya tak digubris oleh si pemilik nama.

"Nada," barulah setelahnya, laki-laki bertubuh jangkung itu mendongakkan wajahnya. Masih dengan ekspresi yang tidak sedap untuk dipandang.

Septha yang terlanjur memanggil pun tidak bisa melakukan apa-apa, "Anu... bisa tolong panggilkan Maret?"

Butuh waktu bagi laki-laki itu untuk menjawab.

Septha pun tidak ingin melayangkan protes, ia juga sudah lelah untuk mengeluarkan tenaga. Apalagi saat Nada malah berbalik, "Oh, gak apa-apa kalau gak dijawab."

Perempuan itu bangkit dari duduknya, lalu bersandar di depan pintu seraya mengamati.

Namun tanpa diduga, saat berada di ambang pintu, kepalanya menoleh secara tiba-tiba.

"Apa?" tanyanya sedikit ketus.

Melihatnya sontak menimbulkan kerutan samar di dahi Septha, lantas merasa keheranan dengan tingkah anehnya. Arek iki rodok piye ngunu kah?

"Tolong panggilkan Maret," ulangnya mencoba untuk mengais kesabarannya.

"Dia nggak ada di kelas." Laki-laki itu menjawab, masih dengan ekspresi yang sama.

Septha menganggukkan kepala, "Oh, gitu ya, yaudah makasih." Sepeninggalan Nada, perempuan itu menoleh ke arah Juju yang berjalan menghampiri, "Ju, coba lihat! Aku agak enggak percaya," titahnya masih stagnan di depan pintu seraya menyipitkan mata curiga.

"ADA SEP," pekik Juju dari seberang.

"Lah, emang ada kok orangnya." Mendadak, Nada kembali muncul di belakang Juju. Lengkap dengan senyuman menjengkelkan, seketika membuat amarah Septha naik ke ubun-ubun.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang