30. BERUBAH

105 20 2
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_
Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Hai! Absen dulu yuk;💓💓Kalian bisa check postingan diIg:wattpaddluvkyuru_Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Beneran Juan, Bunda gak apa-apa kalau kamu udah ngerasa gak nyaman."

"Enggak kok Bun." Juan tetap menggelengkan kepalanya.

Septha yang mendengar percakapan sang bunda dan Juan dari balik pintu, hanya bisa terdiam. Sejak tadi, laki-laki itu sama sekali tidak memberikan jawaban selain, 'iya' dan 'tidak'.

"Kayak bukan Juan yang biasanya," monolog gadis itu.

Hal itu lantas membuat Ayul menghela nafas panjang, "Juan, dalam sebuah hubungan itu diperlukan komunikasi. Kalau kamu cuma diem, masalah tidak akan hilang gitu aja. Bukan cuma kamu yang terbebani, pihak lainnya juga." Wanita itu menuturkan dengan intonasi lembut.

"Maaf ya. Bunda sebenarnya gak mau ikut campur, tapi melihat kesalahpahaman antara kalian berdua lama-lama jadi gemes." Ayul semakin dibuat geleng-geleng dengan tingkah laku Juan yang agak terbilang aneh. Cowok itu malah mengusap-usap meja, layaknya anak kecil yang lagi main.

"Juan, menyembunyikan beban-beban yang kamu pikul dari pacar itu enggak harus, kalau masalah itu benar-benar mengganggu. Jangan takut untuk cerita, malahan kalian harusnya saling mendukung satu sama lain," imbuhnya. "Kalau cuma dipendam sendiri, lihat kan? Jadi pada salah paham. Kamu pengen menyelesaikan masalahmu sendiri, dan Septha yang tidak paham ngiranya ada masalah di hubungan ini."

Di sisi lain, Septha terpukau mendengar wejangan yang keluar dari bibir bundanya dengan lancar jaya. "Wow, Bunda kalau soal beginian emang best sih."

Gadis itu menenteng tasnya, bersamaan dengan Ayul yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Menghampiri Septha di kamarnya dengan raut wajah berbeda.

"Bunda udah nyerah nyuruh dia cerita."

Septha tersenyum menenangkan. "Nggak apa-apa kok, Bunda udah berusaha keras."

"Kamu beneran gak apa-apa, Sep?" tanya sang Bunda dengan khawatir.

Septha mengangguk, "Septha udah biasa menghadapi ini. Bunda jangan khawatir. Selagi masih bisa diperbaiki, bertahan sedikit lebih lama mungkin tak apa."

****

Bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi. Mia tengah berjalan mengendap-endap, mengintip dari balik pintu. Gadis asal Jakarta itu bisa bernafas lega karena guru belum muncul di kelas. Tidak ada yang menyadari kedatangannya, kecuali seorang yang semula tengah asyik menulis di buku.

"Habis ngedate kemana aja?" tanyanya dengan seutas senyum meledek.

Mia hanya bisa cengar-cengir mendengar pertanyaan itu. Memang sebenarnya perempuan itu baru saja dari kantin. "Sebenarnya hubungan kalian berdua itu apa sih? Katanya temen tapi kok deket banget," celetuk Septha seraya mengangkat sebelah alisnya keheranan.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang