32. BERAKHIR TAPI BUKAN AKHIR

91 18 5
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_
Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

****

Hawa dingin menyebabkan reaksi menggigil terhadap para siswa-siswi SMA Atmaja yang baru saja turun dari sepeda motor mereka. Sama halnya dengan keadaan kedua sejoli yang tengah saling terjebak dalam keheningan.

Septha menoleh, menatap ke arah cowok itu yang tampak gelisah. "Juan," panggilnya.

Namun, tidak ada sahutan dari laki-laki itu.

"Juan!" panggilnya lagi, "Nada Juan!"

Barulah, saat itu Juan menolehkan wajahnya. "Kenapa?"

"Ada masalah?"

Laki-laki itu seketika menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak ada apa-apa."

Lantas jawaban itu membuat lawan bicara langsung kicep saat itu juga. Mematikan topik, lagi?

"Kemarin kamu...---,"

Septha seketika berhenti berbicara, kala laki-laki itu malah berjalan mendahului. Tanpa menoleh atau pun menunggu, kontan membuat gadis berkacamata ini mulai memelankan langkah semampainya.

Tangan Septha mengepal, menahan sebuah rasa sakit di dada. Kedua sudut bibirnya melengkung, membentuk senyuman kecil ketika menyadari.

"Aku merasa ada sebuah pembatas transparan di antara kita. Entah kenapa, hubungan ini terasa tidak hangat lagi."

Kakinya terasa berat. Septha seakan tidak mampu lagi untuk mengejar Juan.

"Semakin lama, aku menyadari. Ternyata bukan hubungan ini, namun kamu yang berjalan jauh meninggalkanku di belakang. Bahkan sama sekali tak menoleh untuk memastikan, sampai mana aku telah bertahan. Dan saat masa itu tiba, aku hanya akan tertinggal jauh karena tenaga ini sudah habis untuk menggapaimu."

Sesaat kemudian, laki-laki itu tiba-tiba berhenti. Mungkin menyadari bahwa Septha sudah tertinggal di belakangnya. Perempuan itu lantas sedikit mempercepat jalannya guna menyamakan langkah keduanya.

"Itu yang di grup sejarah Indonesia, kamu yang menang?" tanya Juan.

"Iya," intonasi suara Septha sedikit antusias kembali. Merasa mendapat respon lagi, "Alhamdulilah dapat nilai tertinggi."

"Kemarin kamu buka google ya?"

Jantung perempuan itu mencelos.

Septha mendadak merasakan ngilu mendengar pertanyaan yang menohok itu. "Nggak, aku ngerjain sendiri...." Ia masih menjawab dengan intonasi suara yang tenang. Walaupun sebenarnya agak kecewa, Juan tidak percaya dengan hasil yang ia raih sendiri. Dia nggak percaya sama kemampuanku? Septha menunduk, untuk menyembunyikan raut wajahnya.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang