18. ORANG KETIGA?

120 23 0
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

*****Bahkan saat pulang sekolah, Septha masih belum bisa tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
Bahkan saat pulang sekolah, Septha masih belum bisa tenang. Gadis itu rela naik ke gedung lantai tiga, hanya untuk memantau. Mengawasi interaksi antara Juan dan Ambar. Ada firasat tidak enak mengenai mereka berdua.

"Waduh, Sep, ngapain disini sendirian?" sapa seorang temannya dari kelas lain.

Septha tersenyum tipis menanggapi seraya berkata, "Gak apa-apa, lagi nyari angin aja."

Disisi lain, gadis itu juga merasa bersalah. Ini sama saja dengan menaruh curiga terhadap temannya sendiri. Namun, semua harus dibuktikan. Musuh yang paling berbahaya di dunia ini adalah mereka yang menusuk dari belakang. Seperti yang sering mereka ucapkan---,

Tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini selain dirimu sendiri.

Setelah yang terakhir kali terjadi, Septha tidak ingin terulang kembali.

"Ketakutan yang tidak mendasar, kembali hadir. Apakah, aku punya hak untuk mengungkapkannya?"

****

"Aku... gatau Bun."

"Dia ada pernah ngomong suka sama kamu?" tanya Ayul yang masih fokus dengan mesin jahitnya.

Septha tampak berpikir sejenak sembari mengetuk-ngetuk dagunya. Sepertinya bundanya lupa kalau ia pernah bercerita tentang itu di awal-awal. "Pernah, waktu itu dia bilang i love you."

"Terus, kamu jawab apa?"

"I love you too. Tapi pake bahasa Prancis."

Suara mesin yang berdengung itu seketika berhenti. Ayul menatap putrinya terkejut, "Serius Sep?"

Dengan polosnya Septha mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lantas membuat Ayul menepuk jidatnya sendiri. Tidak paham dengan pemikiran gadis berumur hampir enam belas tahun ini, "Itu namanya kalian udah pacaran Unyil!"

"Ih, kok dikatain Unyil sih?" Septha mencebikkan bibirnya. "Tapi loh Bun, dia gak ngajak pacaran. Cuma bilang gitu doang masa udah official?"

"Ya iyalah! Kamu bales perasaannya, kan?"

"Iya... sih," ujar Septha sedikit ragu. Gadis itu membisu sesaat, kemudian membelalakkan mata kaget karena baru menyadari sesuatu. "Oh, pantes aja waktu ke toko Tante dia bilang sesuatu!"

Sewaktu gadis itu pergi ke toko bibinya kemarin, ada sebuah percakapan kecil di antara keduanya yang sempat membuat Septha overthinking.

"Eh, kamu ikut ke dalem nggak ya?" Septha menahan lengan Juan di teras toko bibinya.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang