29. MENGHILANG

82 22 3
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_
Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Hai! Absen dulu yuk;💓💓Kalian bisa check postingan diIg:wattpaddluvkyuru_Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Keanehan mendadak membuat jantung Septha kembali berpacu di pagi-pagi buta ini. Ia menemukan dua botol susu cokelat di lokernya. Membuat gadis itu bertanya-tanya, siapa yang menaruhnya di loker? Kepalanya celingukan kesana-kemari dengan bingung.

"Aman enggak ya aku minum? Nanti tiba-tiba ada jompa-jampinya," kata Septha seraya memandangi dua botol itu dengan ngeri. Kalau sampai ia terkena santet atau semacamnya kan juga tidak lucu.

"Beli dua Milku? Tumben banget Sep," kata Ambar yang baru saja datang dari kantin.

Septha menggelengkan kepalanya. "Bukan, aku gak tau ini dari siapa."

"Dari pacarmu paling."

Septha termangu sejenak, "Tapi, dia gak ada konfirmasi apa-apa sama aku?"

"Kamu pagi-pagi udah ke kantin aja." Gadis itu diam-diam melirik ke arah ponselnya. Lantas membuang napas panjang kala masih tidak ada kabar dari laki-laki itu, yang berhasil membuatnya kalang kabut akhir-akhir ini.

"Ma, udah selesai?"

Tanpa Septha duga, Habib sudah berdiri di depannya saat ini. Tengah menaruh atensi penuh padanya.

Septha hanya menjawab dengan gelengan kepala. "Aku masih belum paham sama pembelahan sel," ujarnya seraya tersenyum tipis.

"Aku ngikut kamu aja." Seperti biasa, cowok itu mengambil satu bangku untuk duduk. Menyangga dagunya di atas meja guna menyamankan posisi untuk memandangi gadis cantik ini.

"By the way, kamu tau enggak, siapa yang naruh dua botol susu disini? Kan biasanya kamu datang pagi-pagi."

Laki-laki itu menggeleng, "Enggak tau."

"Hab! Ini gimana nasibnya game-mu, woi!" teriak Fredy yang juga tiba-tiba ikut bergabung.

"Kamu mainin dulu Fred, aku mau nungguin Mamaku."

"Ya, udah sabar dulu!" Septha kembali fokus pada pekerjaannya. Tatapan dari laki-laki di depannya ini sama sekali tidak membuatnya risih ataupun terganggu. Malahan yang ada, dengan hadirnya Habib dan Fredy membuat atmosfer di sekitar Septha menghangat.

Merasa ada sahabat yang kembali menghidupkan suasana.

"Ma, gemes banget deh."

Tangan Septha yang semula menulis seketika terhenti. "Aku?" ulangnya lagi, masih tidak percaya.

Laki-laki itu mengangguk mantap. "Ngeliat kamu serius kayak gitu, gemesin." Habib masih dengan posisi yang sama, tersenyum lebar sekali sampai-sampai membuat kedua matanya menyipit.

"Yah, terima kasih." Perempuan itu hanya mengulas senyum kikuk untuk menanggapi. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Susah banget ya. Perlu dibantuin?" tawarnya.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang