19. BERTEMU

129 22 0
                                    

Hai! Absen dulu yuk;💓💓
Kalian bisa check postingan di
Ig:wattpaddluvkyuru_

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Tidak ada kata 'Sempurna' sebenarnya, itu hanya milik Tuhan semata. Kita manusia yang diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, untuk saling melengkapi, bukan menjadi perfeksionis."

****

Nada merasa akhir-akhir ini, ada yang aneh dengan tingkah laku kakaknya. Dia menjadi pribadi yang lebih aktif dan sering menunjukkan senyuman lagi.

"Kamu punya pacar?"

Juan mengangguk, cowok itu masih fokus memainkan game di ponselnya. Membuat Nada seketika mengernyitkan dahi, "Kok bisa dia mau sama kamu?"

Mendengar hal itu, tak membuat Juan sakit hati. Malahan sebuah senyum tipis terbit di bibir cowok itu. "Dia bisa menerima aku apa adanya."

"Cuma itu?"

"Nggak juga. Semua ada dalam dirinya. Dia baik, perhatian, cantik, pintar, dan juga tidak ingin merepotkan orang lain. Bagiku, dia sempurna." Juan kembali mengenang, bagaimana sosok itu berhasil membawa dirinya kembali pulang.

"Siapa namanya?"

"Septha Renjana. Bagus, kan namanya?" Juan tersenyum disela kesibukan main game.

"Kak, dengerin aku. Kita itu dianggap nggak normal sama orang-orang, aneh, gila dan lain-lain. Jangan berharap lebih sama dia, mereka mendekati hanya karena wajah kita." Nada memiringkan kepalanya. "Lagian kalau dilihat-lihat, mukanya biasa aja. Apa yang kamu lihat darinya?"

"Enggak, Nda. Septha itu berbeda, bukan tentang siapa dia, atau tentang rupa dan parasnya. Tapi karena dia, aku mengerti bagaimana kesederhanaan itu mengubah sesuatu menjadi hal luar biasa."

"Sok puitis," Nada berdecak seraya mencebikkan bibirnya.

Juan menghela nafas, "Kamu memang tidak pernah percaya sebelum membuktikannya sendiri." Laki-laki itu mematikan ponsel, lalu meletakkan benda persegi panjang pintar miliknya di atas meja. Menaruh atensi penuh pada sosok yang duduk di sebelah.

"Mungkin, setelah bertemu dengannya, kamu akan tau maksud dari kata-kataku."

Tanpa diduga, Nada mengangguk setuju.

"Oke, besok aku akan menemuinya. Mari kita lihat, bagaimana perempuan itu berhasil memikat hati kakakku."

****

Septha terus-terusan menggaruk kepalanya. Melihat angka-angka ini ia jadi pusing sendiri. Memang sejak dulu ia tidak pernah suka matematika. Alasannya, semakin ingin dipahami matematika malah menjadi lebih rumit. Seolah-olah tidak ingin dimengerti.

Singgah Yang Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang