Kekuatan Harvey York Untuk Bangkit (oleh : Kentang Pecinta Serigala)

Bab 173

Sore itu, Harvey menerima telepon dari Mandy.

"Harvey, transaksi dana pertama dari York Enterprise baru saja tiba, bantu aku berterima kasih pada Nona Xavier." pinta Mandy, nada suaranya terdengar gembira.

"Hah?" Harvey hampir melompat dari kursinya. Apa Mandy tahu tentang identitasnya?!

"Bukankah dia teman sekelasmu? Aku ingin mentraktirnya suatu hari nanti saat dia senggang" lanjut Mandy dengan riang.

"Baiklah, kita akan lihat bagaimana kelanjutannya. Kudengar dia sangat sibuk." Harvey merasa lega karena penyamarannya tidak terbongkar, dan dengan hati-hati menolak tawaran Mandy. Entah apa yang akan terjadi jika kedua wanita itu menjadi teman.

"Oh benar, aku akan pulang larut malam ini. Aku punya sesuatu yang harus diurus dulu." Harvey memberi tahu Mandy saat dia berencana mengunjungi Liam malam itu.

"Oke... tapi aku mungkin akan membiarkan pintu... tidak terkunci..." kata Mandy malu-malu setelah hening beberapa saat.

Bip... Bip... Bip ...

Mandy segera mengakhiri panggilan setelah itu. Harvey sangat senang setelah mendengar apa yang dikatakan Mandy dan berharap dia bisa kembali lebih awal Liam Stone adalah salah satu penjahat terbesar di Niumhi. Bawahan mereka adalah preman biasa sampai Brookes pun terlibat. Dengan rakyatnya dan uang keluarga Brookes, dia dengan cepat mengubah identitasnya dan mulai menjalankan bisnis legal.

Sekarang, Liam Stone adalah konsultan senior dari perusahaan keamanan Brookes. Meskipun dia terkenal dan berkuasa, posisi Liam tidak aman, jadi dia tinggal di ruang bawah tanah salah satu perusahaan keamanan Brookes.

Ruang bawah tanah itu juga merupakan tempat berkumpulnya para premannya dan tempat pertandingan tinju bawah tanah reguler, yang menjadikannya tempat yang cukup populer bagi para preman di Niumhi.

Namun, Liam jelas bukan tandingan Tyson soal keberuntungan dan kekuasaan karena Harvey mendukungnya Namun, jika mereka membandingkan jumlah dan kemampuan bawahannya, Tyson mungkin mendapat masalah.

Di ruangan Liam, Liam sedang merokok dengan beberapa bawahan di sekitarnya.

"Bos, kudengar Tyson akan datang ke wilayah kita" seorang bawahan melaporkan sambil menyalakanrokok Liam.

"Tyson Woods? Aku dengar dia sudah bersih sekarang, ada apa dia datang ke sini?" Tanya Liam sambil menggaruk kepalanya yang botak. Ia bingung

karena tidak ada hubungannya dengan Tyson karena keduanya hanya aktif di wilayah masing-masing."

"Mungkin karena dua karyawan dari York Enterprise" jawab bawahan itu dengan ragu-ragu. "

Ekspresi Liam menjadi tegang. Dia tidak ingin mendapat masalah dengan York Enterprise. Kedua karyawan itu dipukuli karena Liam tidak ada di sana pada saat itu, jika Liam di sana pasti akan mengendalikan situasi karena dia tahu betapa kuatnya York Enterprise.

Dia pasti terganggu dengan apa yang terjadi pada kedua karyawan itu. "

"Apa Tyson bekerja untuk Yorks?" Liam bertanya.

"Mungkin tidak, tapi dia telah mengurusi beberapa hal untuk mereka, jadi mereka bekerja sama. Kunjungannya hari ini kemungkinan besar tentang

karyawan yang terluka" kata bawahannya sambil berpikir.

"Tyson Woods tidak akan menjadi masalah, Yorks, bagaimanapun... Siapkan tiga puluh ribu dollar dari bagian Keuangan, lemparkan ke Tyson saat dia datang nanti, katakan padanya bahwa itu permintaan maaf kami untuk dua karyawan dan dia tidak boleh datang ke sini lagi" perintah Liam.

"Apa kau tidak akan bertemu dengannya, Bos?" Bawahan itu menatapnya dengan bingung.

"Kau bodoh? Kenapa dia datang ke sini tiba-tiba? Dia pasti bawa seseorang yang membantunya! Aku akan menunggu sampai dia sendirian, lalu aku akan menyingkirkannya untuk selamanya" jawab Liam sambil menyeringai.

"Tapi, Bos, kudengar dia hanya membawa sopir." tambah bawahan itu dengan yakin.

"Supir? Hmm, mari kita lihat apa yang dia coba lakukan. Jika dia berani membuat masalah..." Liam terdiam, dalam hati lega mendengar bahwa Tyson tidak membawa banyak orang.

'Dia hanya membawa satu orang? Maka akan mudah untuk menyingkirkannya."

"Dimana mereka sekarang?" Liam bertanya pada bawahannya.

"Bos, mereka membeli tiket pertandingan" kata si bawahan perlahan, terlihat bingung.