Seorang gadis berambut sepunggung yang dibiarkan tergerai terlihat sedang melamun di sofa kamar dengan lampu yang dibiarkan temaram. Kedua kakinya dinaikkan ke sofa lalu menekuk lutut dengan kedua tangan yang melingkari lutut tersebut. Tatapan matanya tertuju keluar jendela dimana terlihat rintik gerimis yang malam ini turun membasahi ibukota. Sejak tadi rintik gerimis tersebut memang belum juga mereda membuat siapa pun malas untuk bepergian keluar.
Manda yang sudah kembali dari rumah orang tuanya, kini hanya sendirian di apartemen. Sisil sedang pulang ke rumah dan tidak mengetahui kalau sore tadi Manda sudah kembali ke apartemen. Sebelumnya Manda memang mengatakan baru akan kembali besok pagi tetapi gadis itu berubah pikiran setelah tangisannya pagi hari karena permintaan mamanya. Mungkin jika saat ini Manda memberitahu Sisil kalau ia berada di apartemen, gadis itu akan langsung datang menemaninya. Namun, untuk malam ini Manda sedang ingin sendiri. Kasihan juga Sisil jika harus terus menemaninya.
Ingatan Manda kembali mengingat saat pagi hari di rumahnya. Setelah mama Heni belum bisa menerima maafnya yang membuat Manda menangis, gadis itu tidak tahu berapa lama ia menangis dalam dekapan Alan. Manda memang tidak menahan tangisannya saat itu, ia mengeluarkan semua kesedihannya berusaha menghilangkan rasa sesak di dada. Bahkan saking lamanya ia menangis, kaus yang digunakan Alan sampai basah karena air matanya.
Setelahnya Alan meminta Manda untuk kembali memikirkan semuanya. Ia tidak ingin Manda terburu-buru dalam mengambil keputusan. Alan juga mengatakan kalau mamanya melakukan ini semua karena menurutnya ini yang terbaik untuk Manda. Mama Heni tidak ingin melihat putrinya gagal dalam rumah tangga. Pernikahan mereka masih seumur jagung. Mama Heni juga sangat yakin kalau memang Barra lah pria terbaik untuk Manda.
Manda pun memahami itu. Sangat memahaminya. Sebagai orang tua mamanya pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Jika saja keadaannya berbeda. Jika saja mama Lita masih bisa menerimanya dan tidak membencinya, mungkin Manda pun akan berubah pikiran. Mungkin saja Manda akan mengikuti keinginan mamanya. Sebab sebelum semuanya seperti ini, Manda sudah berniat untuk kembali pada Barra.
Namun, keadaannya sekarang berbeda. Mama Lita sangat membencinya dan tidak bisa lagi menerima Manda sebagai seorang menantu. Lalu bagaimana mungkin Manda bisa kembali pada Barra? Sampai saat ini pun mama Lita masih terus meminta Barra untuk menceraikannya. Manda tidak akan menyalahkan mama Lita. Ia pun memahami bagaimana perasaan mama mertuanya. Jika semuanya tidak seperti ini, tidak mungkin mama mertuanya mau memisahkan mereka. Awalnya pun mama Lita yang menginginkan mereka menikah.
Sampai dengan saat ini Manda tidak tahu harus bagaimana. Disatu sisi orang tuanya meminta agar ia kembali pada Barra. Namun, di sisi lain mertuanya tidak bisa lagi menerima dirinya dan menginginkan mereka berpisah. Lalu Barra pun menginginkan pernikahan mereka dilanjutkan. Apa mungkin mereka bisa melanjutkan pernikahan tanpa persetujuan dari mama Lita? Entah lah. Semakin Manda memikirkan semuanya, ia semakin tidak tahu harus melakukan apa.
Kemudian Manda berpikir untuk membicarakan hal ini pada Barra. Ia akan meminta pria itu untuk berubah pikiran. Mungkin saja dengan begitu tidak akan membuat mamanya memaksa Manda untuk kembali pada Barra. Lagipula tidak ada yang bisa dipertahankan dari pernikahannya. Meskipun pastinya tidak akan mudah membuat Barra untuk berubah pikiran, Manda akan tetap mencobanya.
Gadis itu beranjak dari sofa. Ia mengambil ikat rambut lalu berdiri di depan cermin, menguncir rambutnya menjadi satu. Setelahnya ia mengambil long cardigan hitam dan mengenakannya sambil berjalan keluar kamar. Sebenarnya Manda memang belum ingin bertemu Barra, tiap kali melihat wajahnya rasa bersalah itu kembali ia rasakan. Namun, saat ini ia harus tetap bertemu dengan Barra untuk membicarakan semuanya.
Manda sudah keluar unit lalu melangkah menuju unit Barra. Ia berbelok melewati lift dan kemudian langkahnya terhenti begitu bertemu dengan seseorang yang ingin ia temui. Barra yang sepertinya baru keluar dari unit dan entah hendak pergi kemana. Pria itu menatap Manda yang kemudian membuat Manda mengalihkan tatapan lalu menunduk saat Barra masih terus menatapnya tanpa mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [Completed]
ChickLitDewangga Barra; dokter gigi. Putra sulung dari keluarga Budiatma. Memiliki tubuh tinggi, bola mata kecoklatan, alis tebal, hidung mancung, rahang tegas dengan brewok tipis. Senyumnya manis yang mampu memikat banyak perempuan. Amanda Ayudita; pegawai...