Cuaca pagi terlihat begitu cerah. Langit biru membentang luas dengan sinar sang mentari yang sudah menyinari bumi. Sungguh pagi yang indah. Barra yang duduk di balik kemudi menatap lurus ke depan melajukan mobil di jalan tol Jakarta-Bandung. Untungnya jalanan terlihat lengang sehingga kendaraan bisa melaju lancar. Manda yang duduk di kursi sampingnya terlihat sedang mengutak-ngatik ponsel.
Sambil menyetir, Barra kembali teringat dengan tadi malam. Saat kedua pengganggu datang diwaktu yang tidak tepat. Pengganggu tersebut merupakan dua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Ryan dan Elang. Karena kedatangan mereka berhasil mengganggu waktu Barra bersama Manda. Padahal sebelumnya ia sudah berpikir kalau tadi malam akan menjadi momen berharga untuknya dan juga Manda. Namun, gagal karena kehadiran Ryan dan Elang.
Sebelumnya mereka sama sekali tidak memberitahu Barra kalau ingin datang ke rumah. Bahkan Barra sama sekali tidak menduga dengan kedatangan keduanya. Terlebih saat melihat Elang yang berada di Jakarta. Rupanya pria itu datang ke Jakarta untuk mengisi salah satu seminar lalu mengajak Ryan untuk ke rumah Barra. Kemudian mereka langsung berinisiatif untuk ke rumah Barra. Katanya sudah lama mereka tidak mengobrol bersama.
Sesungguhnya Barra tidak masalah dengan tujuan kedatangan mereka, hanya saja seharusnya bukan tadi malam. Malam indah yang sudah ia bayangkan akan dilewatinya bersama sang istri pupus saat kedatangan kedua sahabatnya. Meskipun ingin sekali Barra meminta mereka untuk pulang tetapi pada akhirnya ia ikut bergabung dengan kedua sahabatnya. Mereka pun baru pulang saat waktu menunjukkan tengah malam dan saat Barra ke kamar, ia sudah menemukan Manda yang terlelap tidur. Tentu saja ia tidak tega untuk membangunkannya.
Andai saja Ryan dan Elang tidak datang, Barra yakin tadi malam pasti akan menjadi malam yang indah dan tak terlupakan baginya dan Manda. Saat-saat yang sudah ditunggu Barra sejak lama. Malam pertama mereka. Sampai dengan saat ini Barra selalu ingin tersenyum tiap kali mengingat cerita Manda. Istri cantiknya itu berusaha untuk menggodanya selama beberapa hari ini. Pantas saja Barra merasa ada yang aneh dengan sikapnya. Lucu sekali.
Kalau saja Manda mengatakan semuanya sejak awal, Manda tidak perlu bingung bagaimana untuk menggodanya. Manda tinggal mengatakan yang sejujurnya yang pasti akan langsung disetujui oleh Barra. Bagaimana mungkin Barra tidak akan setuju, ia pun sangat menginginkan memiliki anak. Bukan semata-mata agar Manda mendapatkan maaf dari mama Lita tetapi karena Barra memang menginginkan memiliki keturunan dengan Manda agar keluarga kecilnya menjadi lengkap.
Berbicara mengenai cucu yang diinginkan mama Lita, Barra jadi teringat dengan ucapan Elang saat di Lombok beberapa waktu lalu. Pria itu mengatakan kalau mamanya mungkin saja akan luluh jika ia memberikan cucu. Ternyata apa yang dikatakan sahabatnya itu ada benarnya juga. Walaupun memang belum tentu benar tetapi setidaknya Barra memiliki harapan. Sebab mama Lita sendiri yang mengatakan menginginkan cucu. Seharusnya Barra menyadari ini sejak awal agar hubungan mama Lita dan Manda bisa segera membaik.
Kemudian pagi ini ia langsung mengajak Manda ke Bandung. Berhubung besok pun masih hari libur. Ia menyebutnya sebagai honeymoon tipis-tipis sebab mereka memang tidak akan lama di Bandung. Karena mereka harus bekerja dan tidak bisa mengurus cuti secara mendadak. Barra sengaja mengajak istrinya ke Bandung agar lebih berkesan dan tidak ada lagi seseorang yang mengganggu mereka.
Barra menoleh sekilas melihat istrinya yang sejak tadi nampak diam dengan tatapan keluar jendela. "Sayang, kok diam aja, sih?"
Terlihat Manda yang menoleh. "Aku ngantuk."
Melihat wajah istrinya yang mengantuk membuat Barra tertawa kecil. "Kalo ngantuk, tidur dong."
Terlebih dulu Manda menyimpan ponsel lalu menghadap suaminya. "Kamu enggak mau aku gantiin nyetir?"
![](https://img.wattpad.com/cover/307835008-288-k503996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [Completed]
ChickLitDewangga Barra; dokter gigi. Putra sulung dari keluarga Budiatma. Memiliki tubuh tinggi, bola mata kecoklatan, alis tebal, hidung mancung, rahang tegas dengan brewok tipis. Senyumnya manis yang mampu memikat banyak perempuan. Amanda Ayudita; pegawai...