Kali Kedua - 48

23.8K 1.4K 8
                                    

Siang sudah berlalu yang kini berganti menjadi sore hari. Jam dinding pun sudah menunjukkan pukul lima lebih sepuluh menit. Angin sore mulai bergerak sepoi-sepoi menggoyangkan pepohonan ditemani dengan langit yang mulai berubah warna menjadi jingga saat sang mentari siap kembali ke peraduannya.

Perempuan dengan kaus berwarna mustard terlihat sedang menonton televisi di ruang tengah. Bantal sofa berada di pangkuan dengan mangkuk kecil berisi es krim yang berada di atasnya. Sesekali tangannya menyendokkan es krim rasa strawberry tersebut kemudian menyuapkannya ke mulut dengan tatapan yang terus menatap ke layar televisi yang sedang menayangkan sebuah film.

Manda—perempuan itu, yang sedang menikmati sore harinya seorang diri tanpa suami tercinta. Ya, Barra sedang pergi bermain tenis bersama teman-temannya. Berhubung hari libur pula dan pria itu sudah kembali menekuni hobi yang sebelumnya sempat tidak ia jalani. Saat teman-temannya mengajak untuk bermain tenis Barra sempat ragu untuk ikut sebab ia tidak ingin meninggalkan Manda sendirian di rumah. Bagaimana pun hari libur menjadi waktu untuk mereka bersama.

Meskipun Barra mengatakan tidak akan pergi tetapi Manda mengetahui kalau sebenarnya Barra menginginkan untuk ikut bermain tenis. Apalagi pria itu baru saja memiliki sebuah raket baru yang dibeli tiga hari lalu. Manda pun meminta Barra untuk bermain tenis bersama teman-temannya. Lagipula suaminya itu juga tidak bermain tenis selama seharian penuh, hanya beberapa jam saja. Barra pun menyetujuinya dan mengajak Manda untuk ikut tetapi Manda lebih memilih berada di rumah. Entah lah, selama hamil ia lebih senang berdiam diri di rumah.

"Bu, ini ada kiriman dari ojek online."

Manda menoleh begitu terdengar suara Mbak Nani—ART yang baru satu minggu bekerja di rumahnya. Memiliki ART untuk membantu Manda melakukan pekerjaan rumah ini adalah ide Barra. Katanya ia tidak ingin istrinya terlalu lelah setelah bekerja di kantor kemudian masih harus melakukan pekerjaan rumah dalam kondisi hamil. Terlebih lagi usia kandungan Manda yang baru memasuki trisemester pertama yang katanya masih sangat rawan.

Ide Barra pun disetujui Manda dengan catatan untuk urusan memasak akan tetap menjadi tugas Manda. Sebab ia senang memasak dan menyiapkan makanan untuk suaminya. Kemudian mereka pun meminta bantuan mama Heni untuk mencari ART sampai akhirnya Mbak Nani lah yang bekerja bersama mereka. Mbak Nani, seorang perempuan berusia pertengahan tiga puluh tahunan yang memiliki suami dan seorang anak. Ia datang setelah mengantarkan anaknya sekolah dan pulang sore hari setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Oh iya, makasih Mbak." Manda memindahkan mangkuk es krim ke meja lalu bangkit berdiri dan mengambil paper bag di tangan Mbak Nani lalu ke dapur.

Saat siang tadi, Manda menelepon mama Heni dan meminta tolong untuk dibuatkan rawon. Manda tidak mengerti apa ini yang disebut ngidam atau karena ia memang sudah lama tidak makan makanan tersebut. Namun, sejak dua hari lalu ia selalu terpikirkan rawon dan sangat menginginkannya. Bahkan kemarin Manda sudah membuat rawon sendiri dengan melihat resep dari internet tetapi menurutnya rasanya kurang enak. Tidak seperti rawon kesukaannya yang biasa ia makan. Merasa ngidamnya belum terpenuhi, ia pun meminta tolong pada mamanya.

Manda sudah duduk di kursi bar dan menyiapkan sendok. Ia sudah tidak sabar ingin segera mencicipi rawon yang sejak siang tadi ia tunggu-tunggu. Manda membuka penutup wadah makanan tersebut. Wangi harum rawon langsung tercium membuatnya refleks menelan ludah tidak sabar ingin segera mencicipi. Ia menyendokkan ke mangkuk kemudian mencicipinya saat Mbak Nani baru saja selesai mencuci piring.

"Kenapa, Bu? Kok enggak dimakan?" Tanya Mbak Nani saat melihat Manda hanya mencicipi dua sendok kemudian terlihat kurang berminat.

Perempuan itu melepaskan sendok. "Rasanya beda, enggak seperti yang sering saya makan."

Kali Kedua [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang