part 11

19.1K 472 16
                                    

Keysa akhirnya memilih untuk menjalani hubungan rumit itu. Walau tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa dirinya merupakan seorang lesbian.

Bukan hanya itu, luna memiliki banyak teka teki, yang memunculkan banyak pertanyaan di benak keysa.

"Key.. itu kak luna kan?" Menunjuk seorang wanita yang tengah duduk dengan tumpukan buku diatas meja.

Dia lupa, bahwa luna memberitahunya semalam bahwa dia harus lembur di ruang perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan banyak referensi.

"Bantuin aku dong, buat pinjem buku catatannya" sebagai junior buku catatan seniornya akan sangat membantu.

"Gak mau ah" tolak keysa

"Kan katanya ayahmu sama ayah kak luna sahabatan, dia gak bakal nolak kalo kamu yang minta"

"Nggak ra, pokoknya gak mau"

Tiba tiba fara mendorong keysa maju hingga hampir saja terjatuh ke meja yang berada tepat dihadapan luna.

Luna kaget hingga salah satu bukunya terjatuh ke lantai.

"Bilang" ucap fara sambil mencubit lengan keysa.

"Dia pengen minjem buku catatanmu buat dipelajari, dia nyuruh aku barangkali bakal dibolehin karena ayah kita saling kenal" panjang lebar yang tentu saja membuat fara kembali mencubitnya.

Luna berusaha menahan tawa, dia tersenyum tipis sambil menunduk. "Duduklah dulu, bentar lagi selesai"

Fara segera duduk, diikuti oleh keysa, mereka hanya diam dan menatap luna yang tengah menulis.

Mulut fara terus menganga, menatap takjub ke arah luna, dia menulit dengan santai namun hasil tulisannya seperti diukir.

"Bagus banget" bisik fara kepada keysa.

"Apanya"

"Tulisannya"

Keysa mengangguk setuju, sungguh gadis dihadapannya terlihat sangatlah sempurna.

"Jangan mangap, ntar ngiler" ucap keysa.

Fara segera menutup bibirnya, ini pertama kali bagi dia benar benar bisa menatap luna dari jarak yang sangat dekat, wajahnya sangat mulus dengan bibir berwarna pink natural.

"Cantik..." fara terpesona.

"Seksi" ucap keysa saat melihat bibir luna

Tangan luna berhenti menulis, setelah mendengar kalimat yang diucapkan 2 gadis di hadapannya.

Fara dan keysa sadar mereka saling menatap kemudian menatap bibirnya dengan telapak tangan dengan kompak.

"Kalian liat apa?" Tanya luna membuat keysa dan fara menjadi malu.

Luna akhirnya tersenyum, menutup buku meletakkan pulpen.

"Aku udah selesai, bukuku ada di loker"

Fara dan keysa segera mengikuti luna dari arah belakang.

Mereka berjalan menuju loker yang berada di gedung D, sepanjang perjalanan banyak sekali yang menyapa Luna, senyuman tipis adalah gaya has luna dalam merespon sapaan teman yang benar benar dia kenal, dan tidak merespon jika yang menyapa tidak dia kenal.

"Luna..." seorang wanita berlari kearah luna "tugas bu hendy, aku lupa, nyari gak ketemu ketemu gambar kerangkanya"

"Halaman 143, gambar kerangka kepala kode 4"

Wanita itu segera mencatatnya di ponsel, luna kembali berjalan.

"Makasih luna" teriak wanita yang sudah lama dia kenal.

Fara hanya bisa menganga, takjub dan tidak bisa berkata-kata.

Mereka akhirnya tiba di loker, luna memberikan 3 buah buku yang berada di posisi paling belakang.

"Kamu bisa meminjamnya"

"Wah.. makasih banyak kak, nanti lain kali aku traktir ya"

Luna mengangguk, mereka akhirnya berpisah, keysa juga pergi karena karena dia ada tiga kelompok sore ini.

####

Malam hari jam 7 malam

Tepat setelah kerja kelompok selesai, keysa segera keluar dari kampus, di depan pagar Luna sudah menunggu.

"Udah lama?" Tanya keysa

"Baru aja"

"Kita mau kemana?"

"Makan malem dulu"

"Dimana?"

"Dimana kira kira?" Luna balik bertanya.

"Pengen makan apa?"

"Ke tempat yang biasa kamu datengin buat makan"

Keysa mengangguk, kali ini Luna membawa mobil, dia sengaja membawa mobilnya yang ada di rumah, karena merasa membutuhkannya terutama saat ingin pergi bersama keysa, menggunakan taxi terlalu membuang buang waktu.

Mereka berhenti di sebuah rumah makan sederhana yang penuh dengan kenangan keysa saat masa SMA.

Mereka masuk dan memilih tempat duduk favorit yaitu bagian pojok, tempat dimana orang tidak bisa berlalu lalang.

"Pesen kayak biasanya ya bibi"

"Loh non keysa" sapa pemilik rumah makan

Luna memesan makanan yang sama dengan keysa, dengan minuman jus melon.

"Kamu biasa makan disini?"

"Tempat makan favorit, sejak aku SMA"

"Kamu nggak pakek gelang yang kukasih"

"Nanti, aku pakek"

Luna mengangguk, tak lama makanan tiba.

"Non kok tumben mas indra gak ikut?" Menyebutkan nama kekasih keysa.

Keysa langsung melirik ke arah luna, "ah iya bi"

"Ini bonus ya non karena udah jadi pelanggan bibi dari dulu" memberikan cemilan kentang goreng.

"Makasih bi"

Keysa kembali menatap luna yang sedang menyantap makanannya.

"Jadi sering kesini? Bareng dia?"

"Nggak kok cuman beberapa kali"

"Aku cemburu"

Seperti biasa luna selalu berbicara langsung pada intinya.

Keysa memilih diam tidak tau bagaimana cara merespon. Mereka menghabiskan makanannya dan lanjut berkendara menuju sebuah tempat indah yang ada di sudut kota, tepat di pinggir  sebuah jembatan panjang yang berdiri tegak di tengah laut.

Angin pantai mengibaskan rambut keduanya, luna mengeluarkan tali dan mengikat rambut keysa.

"Biar gak kena angin"

"Makasih"

Keysa masih canggung, dia masih merasa malu berhadapan langsung dengan luna.

Mereka duduk di pinggir pantai setelah membeli kopi hangat.

"Kamu sering kesini juga? Sama dia?"

"Enggak, gak pernah"

Luna tersenyum senang mendengar jawaban keysa.

"Tugasmu tadi udah selesai?"

"Udah tadi, untung temenku kompak semua ngerjain tugasnya"

"Iya, lain kali jangan mau disalamin semua cowok"

"Kok kamu tau?"

"Aku merhatiin"

"Kan cuman salaman?"

Luna tersenyum "keliatan banget cowok itu pengen deketinmu, karena selain cantik kamu ramah, jadi mereka gak segen deketin kamu, makanya ada kalanya cuek itu lebih baik"

"Iya lain kali"

"Inget, kamu udah ada yang punya... 2 lagi" menyindir.

Keysa tidak terima "terutama kamu, yang udah bertunangan"


Girl love Girl (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang