Setelah mengantar keysa keterminal, luna langsung pulang ke rumah sakit, membuka loker mengambil baju dan mengganti pakaian di kamar mandi.
Beberapa saat kemudian alarm berbunyi, mereka kedatangan pasien darurat berjumlah 6 orang yang merupakan 1 keluarga, sementara pagi ini masih banyak dokter yang belum datang.
Operasi darurat di butuhkan, dr nita segera melakukan pengobatan darurat. Sebuah operasi kecil juga dibutuhkan.
"Luna akan menjadi asisten operasiku"
Penunjukan itu membuat luna kaget, koas lain yang memiliki waktu magang lebih lama langsung merasa iri dengan penunjukan itu.
Hal ini kerap terjadi, membuat Luna dipandang sebagai anak kesayangan Dr Nita.
"Saya.."
"Kenapa? Nggak siap?"
Setelah berfikir sejenak "saya siap"
Luna tidak bisa melewatkan moment yang cukup penting itu, agar dia bisa menyelesaikan koas magangnya dengan cepat dan dengan nilai sempurna.
Operasi berjalan lancar tanpa kendala, Luna juga sangat percaya diri setiap menjalankan perintah dan mendengarkan arahan dengan baik.
"Kerja bagus, setelah ini datang keruanganku"
Luna mengangguk, saat Dr Nita pergi, ekspresi teman luna langsung berubah masam.
"Enak ya jadi anak kesayangan"
"Pakek jalur apa sih? Atau jangan jangan karena orang tuamu dokter juga?"
"Maksudmu?" Tanya Luna.
"Nilaimu dan nilaiku masih lebih tinggi aku, tapi sekalipun Dr Nita gak pernah ngasih aku kesempatan, iya sih ngerti aku emang berasal dari keluarga biasa aja, terlebuh dengan karakter arroganmu mustahil kamu mendapatkan keistimewaan tanpa curang" sambil menekan bahu Luna dengan jari telunjuk.
Luna tidak merespon lebih, karena tidak ingin terlibat masalah lain.
Luna mendesah pelan sambil melepas masker, dia mencuci tangan dengan sabun.
Ruangan Dokter nita berada di lantai 2 gedung paling ujung.
Luna bisa melihat dokter pengawasnya duduk bersender sambil memejamkan mata.
"Mau kemana, aku tidak tidur"
Luna mengurungkan niat untuk pergi, dia segera masuk dan menutup pintu.
"Ini minuman suplemen, aku sering mengkonsumsinya"
"Tidak perlu"
"Ambil saja" memasukkan botol kecil itu ke saku seragam putih Luna.
"Minggu depan, akan ada jadwal operasi penting, aku sudah memasukkan daftarmu ke dalam daftar asisten, sekaligus kamu bisa belajar"
"Bolehkah saya bertanya"
"Silahkan"
"Dibandingkan melly yang memiliki nilai lebih tinggi, kenapa memilih saya?"
Dr Nita tersenyum, senyuman yang membuat wajahnya semakin elegant. "Kenapa, mau berterimakasih?"
"Itu membuat teman temanku mengira bahwa anda memperlakukan saya dengan istimewa"
"Memang"
Jawaban itu membuat Luna sedikit kaget, Dr Nita tertawa melihat ekspresi Luna.
"Aku bercanda, Melly memang pintar dalam teory tapi menjadi dokter bukan hanya tentang teory dan tulisan, insting, perasaan, kecepataan kepekaan bahkan refleks dibutuhkan, dan dia tidak memiliki itu"
"Aku bukan orang yang peka, dan penuh dengan perasaan"
"Siapa bilang?"
"Semua teman temanku"
"Aku melihatnya, malam kemarin, bagaimana kamu tersenyum, tertawa seperti orang lain.. walaupun di hadapan orang-orang tertentu"
Luna diam, dia cukup lega bahwa dia mendapatkan keistimewaan memang karena keahlian.
"Baik, terimakasih telah memasukkanku ke dalam daftar"
"Itu aja?"
"Tidak ada yang bisa kuberikan"
"Bagaimana jika sesekali traktir aku makan"
"Orang lain bisa salah faham"
"Tentang?"
"Teman temanku akan semakin berasumsi aneh tentang kita"
"Selama mereka tidak berasumsi bahwa kita berpacaran bukankah itu tidak masalah?"
"Bagaimana mungkin, mustahil"
"Keajaiban bisa saja terjadi bukan"
"Itu bencana, dan jika itu terjadi artinya Dr Nita merupakan salah satu kaum LGBT"
"Bukankah begitu?"
Menjawab pertanyaan yang selama ini belum terjawab.
"Kamu juga salah satunya"
Luna tidak mengira, bahwa Dr Nita akan tau. Padahal Luna tidak pernah memposting hal aneh atau bersikap aneh, dia menyembunyikan semuanya sesuai keinginan keysa.
"Benar bukan?"
Luna masih tidak bisa menjawab, dia tidak tau harus jujur atau tidak.
"Kamu pasti bertanya tanya bagaimana aku bisa tau"
"Bagaimana"
"Tatapan matamu, bagaimana kamu menjaga jarak"
"Aku tidak pernah menjaga jarak dengan siapapun"
Dr Nita bangun dari kursi mendekati Luna, sedekat apapun jarak mereka, Luna tetap bisa membalas tatapan Dr Nita tanpa rasa takut.
Dr Nita langsung memeluk Luna. Refleks Luna mendorongnya kebelakang.
"Masih bilang tidak menjaga jarak?"
"Kamu memelukku"
"Memangnya kenapa? Sebuah pelukan sesama wanita bukankah itu hal yang wajar? Bahkan biasa. Tubuhmu bahkan tidak bisa menerima itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Girl love Girl (GXG)
RandomUntuk 21+ banyak kata2 kasar dan adegan dewasa Semua berubah setekah kejadian malam itu, keysha tidak pernah bisa melupakannya. "Semoga kita bertemu lagi" ucap gadis cantik itu setelah mencium Keysha tanpa izin. Ini adalah kisah tentang cinta yang t...