[EPISODE 12] - 1, 2, 3

1.2K 181 38
                                    

Di Ruang Kosong, terdapat satu dinding yang bagian bawahnya ditutupi oleh meja buffet berisi berbagai macam perintilan aneh yang kadang dibeli hanya kerena terlihat lucu. Ada koleksi buku Sashi, roll film milik Gentala yang sebagian besar sudah habis diisi oleh foto-foto mereka berenam, salah satu ruangnya diisi oleh baju milih Lingga, berbagai macam barang endorsement Valerie yang tidak dipakai setelah dia iklankan, mainan mobil rakit milik Hasta yang sampai sekarang belum selesai dirakit, juga beberapa koleksi parfum milik Ibram.

Dan kalau dicari lebih teliti, mungkin akan ditemukan alat kontrasepsi milik Lingga yang biasanya selalu ada hampir di seluruh saku celananya, atau di dompetnya.

Selain meja buffet itu, sisa dindingnya dipenuhi oleh foto-foto mereka berenam, mulai dari yang paling niat posenya, hingga yang paling aneh sekalipun. Foto-foto semacam itu jadi salah satu alasan kenapa mereka tidak mengizinkan siapa pun untuk masuk ke Ruang Kosong, sebab reputasi mereka bisa hancur jika ada orang lain yang melihat foto Sashi tengah mengupil, foto Valerie yang tidur dengan mulut terbuka, foto mabuk Gentala yang tengah memegang botol minuman yang dijadikan sebagai mic untuk bernyanyi di atas kasur, foto Hasta dengan mata bengkaknya karena menangis setelah berantem dengan Dhea, foto Ibram yang wajahnya dirias makeup oleh Valerie san Sashi, atau foto Lingga yang pakai gaun pink milik Sashi yang ternyata setelah datang dari toko online tempatnya membeli, gaun itu begitu besar sampai Lingga pun bisa memakainya.

Foto-foto tersebut diambil dengan berbagai macam jenis kamera; kamera ponsel, polaroid, digital, atau analog. Di foto-foto itu, yang berperan sebagai fotografer bukan hanya Gentala yang memang sudah terbukti ahli dalam mengambil gambar, tapi juga keahlian tangan-tangan jail yang lainnya.

Foto paling besar di dinding tersebut-yang dibingkai rapi-adalah foto pertama mereka berenam, yang diambil di apartemen Valerie ketika Gentala pertama kali terjun ke perkumpulan aneh itu dan ternyata banyak mengubah hidupnya.

Foto besar kedua adalah foto Sashi yang sedang memeluk sekarung plastik besar berisi makaroni yang baru dibelinya di Genta's Snack. Foto itu diambil diam-diam oleh Lingga menggunakan kamera digital Gentala yang kebetulan ada di Ruang Kosong. Rambut cepol kotoran kuda, kaus kebesaran yang sebelah pundaknya merosot hingga memperlihatkan tali branya yang berwarna pink, dan mulut yang terbuka hendak dimasuki oleh makaroni di tangan.

Sashi tidak tahu Lingga memotretnya sampai begitu saja hasil foto tersebut sudah terpajang di Ruang Kosong.

Mulut Sashi terbuka sempurna melihat foto tersebut untuk yang pertama kalinya, Hasta terpingkal, dan Valerie menahan tawanya.

"Siapa ini yang foto?" tentu saja yang pertama keluar dari mulutnya adalah pertanyaan itu, sebelum akhirnya ingat bahwa hari itu tidak ada siapa pun di Ruang Kosong selain dia dan Lingga. Gentala seharusnya ada, hanya saja setelah mengantarkan makaroni tersebut, dia langsung pergi ke studio, dan kembali malam hari untuk mengambil kameranya yang tertinggal.

"Lingga??!!!!" Sashi berteriak kencang, menggetarkan semua sudut ruangan sampai di lantai bawah kafe pun mendengarnya.

Lalu yang dipanggil datang dengan wajah tanpa dosanya sembari mengusak rambutnya yang basah—dia baru saja selesai mandi. "Apa?" tanyanya dengan wajah datar. "Lo bisa bikin pelanggan kabur karena suara lo."

Sashi melangkah sebal ke dinding di mana fotonya terpajang, menunjuknya. "Ini apa?"

"Oh itu? Foto."

"Semua orang juga tahu ini foto, Lingga! Gue yakin banget ini lo yang ambil. Iya, kan?"

"Ada bukti?"

"Cuma ada gue sama lo hari itu."

"Ada Genta juga setahu gue." Cowok itu masih berusaha mengelak.

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang