Meski sudah di jalan yang sama, terkadang tujuan akhir beberapa orang berdeda-beda.
•••
Saat usianya sudah menyentuh kata legal, sudah punya KTP, Sashi tidak perlu berpikir panjang lagi untuk cepat-cepat membuat SIM, hanya berselang satu bulan setelah ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Kakaknya, Arya sendiri yang mengantarkan Sashi tes mengemudi tersebut. Meski hubungan mereka tidak bisa dikatakan baik, tapi ketika Sashi datang dengan ragu ke kamar Arya untuk meminta bantuan, Arya langsung mengiyakan.
Sashi punya mobil, Brio merah terang yang baru dibelinya setahun lalu setelah mobil lamanya—mobil pertama yang Sashi punya setelah resmi punya SIM—dijual dengan alasan yang sangat konyol, yaitu karena kini dia tidak terlalu suka mobil warna putih, dan sedang naksir berat dengan mobil warna terang.
Meski begitu—meski Sashi salah satu dari empat orang penghuni Ruang Kosong yang punya mobil, dan orang pertama yang punya SIM di antara mereka semua, Sashi tetaplah jadi orang yang paling sering muncul di group chat untuk minta dijemput. Dia bukan tidak bisa mengemudi, tapi memang malas. Dia malas menjadi frustrasi saat disuruh parkir dengan benar di batas yang sudah di sediakan. Dia malas menjadi pusing saat disuruh mengeluarkan mobil di antara dua mobil lain yang menghimpitnya, belum lagi jika di bagian depan dan belakang juga berjarak mobil lain yang terparkir.
Setiap ada rencana kumpul bersama di Ruang Kosong, Sashi akan bertanya pada mereka, siapa kiranya yang bisa menjemputnya ke rumah. Paling sering Gentala, karena arah kafe dari rumahnya melalui komplek perumahan Sashi. Setiap Senin dan Selasa, jadwal siaran radionya, Sashi akan muncul kembali di group chat untuk menanyakan siapa yang kiranya bisa menjemputnya di studio, tentu saja itu jam sepuluh malam.
Paling sering Lingga. Biasanya cowok itu datang dari arah Puzzle Cafe, karena Lingga paling sering berada di kafe dibandingkan Ibram.
Kadang juga Hasta yang kebetulan gedung kantornya berdekatan dengan studio tempat Sashi kerja, itu pun jika kebetulan Hasta pulang larut malam, jadi Hasta akan rela mengantarkan Sashi dulu ke rumahnya, barulah dia pulang dengan menempuh jarak yang totalnya lebih jauh dari yang seharusnya.
Gentala juga menawarkan tumpangan, bahkan sebelum Sashi muncul di group chat, Gentala akan mengontak Sashi lebih dulu, menanyakan apa perempuan itu sudah punya tumpangan pulang atau tidak. Karena sesekali dia suka mendapat pekerjaan memotret sampai malam, atau kadang sengaja pulang larut untuk menyelesaikan editing foto-fotonya.
Ibram juga sesekali, kalau lagi di kafe, dia akan menjemput Sashi dengan Lingga di dalamnya. Biasanya kalau Ibram ke kafe, Lingga akan pulang bersama Ibram, meninggalkan motornya di kafe dan pulang naik mobil bersama Ibram, entah benar-benar pulang ke rumah atau justru menginap di kontrakan Ibram. Lingga jarang pulang ke rumah. Baginya, Ruang Kosong adalah kamar utamanya. Sampai Lingga punya dua boks yang dia simpan di Ruang Kosong, berisi pakaiannya. Mungkin tahun depan, dia akan punya lemari sendiri.
Dan meski yang paling jarang, Valerie juga suka menjemput Sashi. Tentu saja kalau hal itu terjadi, Valerie pasti dari arah lokasi tempatnya syuting. Ketika dia mendapat notifikasi dari group chat perihal Sashi yang minta seseorang menjemputnya, jika kebetulan Valerie juga hendak pulang atau bahkan sudah di perjalanan, dia akan langsung menelepon Sashi.
"Shi, udah dapet tumpangan?" begitu biasanya Valerie bertanya.
"Ini lagi chat sama Lingga, dia katanya di kafe."
"Gue di jalan nih, bareng gue aja mau nggak?"
Sashi tanpa pikir panjang akan berseru, "Mau!"
Dan hari ini Sashi pulang dengan Gentala. Di hari Senin malam di pukul sepuluh, Gentala yang baru pulang dari studio fotonya datang menjemput Sashi yang sudah menunggu beberapa menit yang lalu. Sebenarnya Sashi bisa saja pesan taksi online atau menyuruh sopir pribadi keluarganya datang menjemput, tapi kelima teman-temannya akan berbondong-bondong menanyakan kabarnya jika di hari Senin dan Selasa malam Sashi Azkiyana tidak muncul di group chat untuk minta jemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kosong
De Todo[SELESAI] Ruang Kosong mungkin hanya sekadar tempat mereka berenam biasa berkumpul. Tempat Lingga lebih sering tidur malam daripada di rumahnya sendiri. Tempat Sashi menghabiskan waktu untuk menulis ribuan kata untuk novelnya. Tempat Ibram beristira...