PRELUDE 6 : Hubungan
•••
Sashi pernah bertanya gini pada gue, "Lo kenapa suka banget gonta-ganti cewek, sih? Pacaran tuh serius dikit kenapa," ketika gue baru saja putus dengan pacar kesekian gue dan Sashi terlibat adu mulut sengit dengan cewek itu sebelumnya.
"Kenapa?"
"Lo masih tanya kenapa?" Dia menatap gue tajam. Agak kesal. Atau mungkin ... memang kesal? "Lo tuh jadinya kayak mainin perasaan cewek, Ga. Cewek-cewek yang lo pacarin tuh kelihatan banget cintanya sama lo, tapi lo malah mainin mereka. Lo gitu aja bilang cinta, terus gitu aja tiba-tiba bilang putus."
Gue menatapnya.
"Dan satu lagi, ya. Gue juga capek dilabrak sama cewek-cewek lo. Gue capek dituduh sebagai perusak hubungan kalian. Dan gue masih nggak akan ngelupain waktu mantan lo ... siapa tuh namanya gue lupa? Ya, pokoknya itu. Waktu dia ngejambak gue. Buset! Kemarinnya gue habis ke salon, ya, anjir. Gue habis creambath, gue habis perawatan, eh dia main jambak-jambak aja. Sialan itu cewek! Ketemu lagi, awas aja! Gue tarik rambutnya sampai rontok semua!"
Gue membuka tutup botol minuman dan menyodorkan padanya. "Minum dulu. Marah-marah bikin haus lho."
Dan gue nggak mungkin melupakan kejadian itu. Sebab selain amukan Sashi karena rambutnya yang harus berantakan setelah selesai nyalon, besoknya juga gue diberhentikan kerja di bengkel karena membuat keributan. Padahal meski paruh waktu, itu kesempatan besar untuk gue belajar soal otomotif secara langsung.
Dia mendengkus. "Gara-gara siapa coba gue marah-marah?"
Gue nyengir. "Ya udah, nggak usah marah-marah."
"Awas ya kalau ketahuan pacar-pacaran lagi!" Dia menatap gue tajam. "Atau seenggaknya ... please, Ga, serius dikit. Lo tuh kalau pacaran paling lama tiga bulang! Tiga bulan! Dan yang paling sering sebulan! Sebulan sekali ganti pacar tuh gimana maksudnya? Itu pacaran atau datang bulan!?"
"Nggak segitunya juga, Shi. Nggak sampai sebulan sekali—" gue langsung diam ketika Sashi menatap gue tajam.
"Pokoknya gue nggak mau didatengin cewek lo yang nuduh kalau lo putusin dia karena gue! Gue nggak mau!"
"Oke ...."
Mungkin Sashi saat itu berkata nggak terlalu serius, dia hanya kesal, marah karena untuk kesekian kalinya mantan gue mendatanginya dan menuduhnya kalau dia perusak hubungan, kalau Sashi adalah alasan kenapa gue memutuskan setiap perempuan yang gue pacari. Tapi nyatanya, kalimat itu gue patuhi. Sejak saat itu gue nggak pernah berkencan dengan siapa pun.
Sampai Hasta menegur gue, "Widih, dilihat-lihat playboy kita udah tobat nih. Berapa tahun nih menjomlo?"
"Tiga tahun," jawab gue. Tiga tahun sejak Sashi menyuruh gue untuk nggak pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kosong
Acak[SELESAI] Ruang Kosong mungkin hanya sekadar tempat mereka berenam biasa berkumpul. Tempat Lingga lebih sering tidur malam daripada di rumahnya sendiri. Tempat Sashi menghabiskan waktu untuk menulis ribuan kata untuk novelnya. Tempat Ibram beristira...