Sashi lupa kapan terakhir kali merasa antusias menyambut hari ulang tahunnya. Apa ketika tujuh belas? Atau dua puluh? Entahlah, rasanya sudah lama. Baginya kini, ulang tahun tak jauh berbeda dengan hari biasa, malah cenderung menyebalkan sebab itu artinya, dia bertambah tua setahun lagi. Tapi ada yang berbeda tahun ini, yang membuat senyumnya mengembang sejak baru bangun tidur.
Tahun ini dia punya pacar. Dan pacarnya adalah Lingga Juana Alva. Dia pernah beberapa kali pacaran sebelumnya, dan dengan pacarnya dulu pun pernah melewati hari ulang tahunnya, tapi melewati hari ulang tahun saat menjadi pacar Lingga rasanya tentu berbeda.
Lingga menjadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun, karena kebetulan semalam mereka masih dalam sambungan telepon.
Dengan nada datar dan suara rendah, lelaki itu berujar, "Udah lewat jam dua belas nih, selamat ulang tahun, ya."
Sashi berdecih. "Gitu banget ngucapinnya."
"Terus maunya gimana? Gue harus apa? Ngucapin sambil salto?"
"Ya …, gimana kek, semangat dikit gitu loh biar kedengeran lebih niat."
Lingga mendengus. "Maunya sih gitu, tapi kalau habis ini gue diusir sama warga sini karena teriak malem-malem, lo tanggungjawab, ya."
"Nggak ada yang nyuruh lo buat teriak-teriak juga, Lingga."
"Lho, katanya minta yang semangat ngucapinnya, ya kalau gitu berarti harus pakai power, harus sambil teriak-teriak."
"Ya udah lah, terserah lo aja." Sashi bete.
"Udah makin tua, nggak boleh marah-marah."
"Ngeselin, ya …."
Lingga terkekeh. "Jadi, apa harapan lo di usia yang … berapa sih?"
"Eh, kita seumur, ya. Dan lo udah ulang tahun duluan."
Kekehan itu terdengar lagi. "Iya, iya. Yang ke … dua enam. Apa harapan lo?"
Sashi bergumam panjang sebelum dia menjawab, "Yang pasti cepet lulus."
"Amiin …."
"Bisa nerbitin banyak buku lagi ke depannya."
"Berarti gue akan lebih banyak dicuekin karena lo kalau lagi nulis suka lupa sama sekitar, nanti lo lupa juga kalau kita pacaran."
Sashi tertawa. "Tapi aminin dong."
"Ya, ya …, amin," Lingga menurut dengan cepat. "Terus apa lagi?"
"Banyak duit."
Lingga terkekeh kecil.
"Apa lagi, ya …”
“Langgeng sama gue?"
Sashi kembali tertawa. “Semoga gue makin disayang sama lo, gue makin bikin lo tergila-gila.”
“Kayaknya itu sih udah terkabul.”
“Sekarang lo pinter gombal, ya.”
“Gue nggak lagi gombal.”
“Kalau gitu, merayu."
“Gue nggak lagi ngerayu lo juga. Buat apa? Kan udah gue dapetin, nggak usah gue rayu-rayu lagi, tinggal gue jaga aja.”
“Stop bikin gue pengin ketemu lo sekarang juga.”
“Gue bisa samperin lo sekarang kalau lo mau.”
Sashi mendengus. “Jangan bercanda deh.”
“Serius. Sekalian gue bawain kue ulang tahun.”
“Nggak ada toko kue yang buka jam segini, udah pada tutup semua.”
“Lo lupa kalau kita bisa jadiin apa pun sebagai kue ulang tahun?” Lingga mengingatkan pada mi goreng yang ditancapkan lilin di ulang tahun Ibram, pada lontong sate di ulang tahun Hasta, pada setumpuk tempe mendoan di ulang tahun Valerie, pada sebuah melon di ulang tahun Gentala, dan pada martabak telur di hari ulang tahunnya sendiri.
Sashi terkekeh kembali mengingat itu. Kalau dipikir-pikir, penghuni Ruang Kosong tidak pernah merayakan ulang tahun penghuninya dengan kue ulang tahun sungguhan, dan sangat jarang dilakukan tepat di hari ulang tahun tersebut, apalagi jika tanggalnya jatuh di hari kerja, maka mereka akan mengundurnya sampai menemukan akhir pekan di mana mereka semua bisa berkumpul bersama berlama-lama untuk merayakan ulang tahun yang sebenarnya tak jauh berbeda dengan ketika mereka berkumpul saat hari memanggang daging atau sekadar mengobrol sambil minum bir.
Kira-kira, makanan jenis apa yang akan teman-temannya suguhkan untuk Sashi tahun ini? Si penghuni Ruang Kosong yang merayakan ulang tahunnya paling akhir.
“Tapi sekarang udah mau jam setengah satu,” sahut Sashi.
“Nggak masalah buat gue.”
“Kalau gitu …, sini. Temuin gue. Gue mau cium lo.”
berlanjut ke karyakarsa ....
-
ini aku republish buat nyamain kayak episode spesial yang pertama, yaitu dikasih preview dikit di awal hehe
jadi, buat yang mau baca lengkapnya soal episode ini, boleh langsung ke akun karyakarsa aku yaaa (lautkelabu), atau klik link di bio, atau link di bagian percakapan akun ini, udah langsung bisa menuju halaman kontennya.
tapi pastiin usia kalian sudah 18+ yaaa🫣
teruss.. barangkali kalian punya Twitter, boleh follow akun aku (itsblueli) karena aku lagi seneng bikin fake chat sashi lingga dan para penghuni lainnya. tapi maaf kalau isinya sebagian besar shit post hehe
05/11/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kosong
Random[SELESAI] Ruang Kosong mungkin hanya sekadar tempat mereka berenam biasa berkumpul. Tempat Lingga lebih sering tidur malam daripada di rumahnya sendiri. Tempat Sashi menghabiskan waktu untuk menulis ribuan kata untuk novelnya. Tempat Ibram beristira...