Dua

707 32 0
                                    

-Semoga kalian masih tertarik dengan cerita ku ya, jangan lupa vote!!!!!-

Eyeeq🦋

****

Sore setiba pulang dari les bermusik, Sesil sudah berniat berkunjung kerumah tetangga tercintanya. Untuk melihat mama Maya tentu saja karena gadis kecil itu masih menyimpan kesal pada Marshall.

"Mama, Sesil datang ma" teriak Sesil dari pagar

"Hai Sil, apa kabar?" suara seorang pria tiba tiba mengejutkan Sesil

"Loh, om Bayu udah pulang? Waaaah, bawa oleh-oleh dong ya om?" sambar gadis kecil itu tanpa rasa segan sedikitpun sementara Bayu -papa Marshall justru tertawa ringan

"Nih, khusus buat kamu dibawain papa" ntah dari mana datangnya Marshall, yang jelas Sesil tampak kaget karena keberadaan nya.

"Makasih ya om Bayu. Kalo gini kan Sesil jadi senang" cengiran Sesil semakin tampak jelas bersamaan dengan tawa Bayu

"Kalo gitu, Sesil masuk dulu ya om. Kangen banget sama mama Maya"

"Mama ngga dirumah" suara Marshall menghentikan langkah Sesil yang sudah berada diambang pintu

Gadis itu memandang tajam kearah Marshall, yakin jika ia berbohong pada Sesil

"Mama Maya kemana om?" tanya Sesil pada Bayu. Sementara Bayu yang tak tau harus menjawab apa justru terlihat bingung

"Mama pergi, ke ru.." belum siap Marshall menjawab suara mobil dari arah rumah seberang menarik perhatian ketiganya.

Itu mobil mama Sesil dan dengan segera ia melangkah menuju kembali kerumah, mengabaikan Marshall

"Mamaaaa" teriak gadis itu menyambut sang mama. Namun Sesil sedikit heran ketika yang keluar dari mobil itu tidak hanya mama nya tetapi dengan Maya juga

"Hai sayang, udah selesai les nya?" sapa Wulan pada putrinya sementara Maya tersenyum getir disebelah Wulan

"Udah ma. Hari ini Sesil masuk dikelas nya Miss Manda. Miss Manda baik tau ma. Cantik juga. Sesil jadi semangat latihan" ceritanya

"Wah senangnya mama dapat berita baik" jawab maya disertai usapan lembut dikepala putrinya

Sesil menatap keduanya "Mama habis darimana? Kok sama mama maya?" tanya Sesil

"Mama sama mama Maya habis jalan jalan. Udah kangen, lama ngga main bareng soalnya" jelas Wulan

"Iya, tadi mama mama Sesil ini habis dari salon loh. Gimana, rambut mama bagus ngga?" tanya Maya memamerkan potongan rambut barunya

"Bagus ma, Sesil suka. Besok besok kalo kesalon ajak Sesil ya ma. Kan Sesil juga mau. Terus mama kenapa potong rambut jadi pendek sih?" tanya Sesil sedikit tak rela ketika menyadari rambut sang mama juga sudah lebih pendek dari sebelumnya

"Iya, soalnya mama rasa gerah banget jadi mama potong deh. Ngga bagus ya sayang?" tanya Wulan dengan nada sedih

"Bagus kok ma, Sesil juga suka" balas Sesil semangat karena tak ingin sang mama sedih

"Yaudah deh, Lan aku balik ya" pamit Maya

"Makasih banyak ya mba, mba udah bantu aku banget hari ini" balas Wulan sungguh

"Sesil, nanti main kerumah ya. Ada oleh oleh buat kamu" jelas Maya pada Sesil

"Ooh maksud mama ini ya?" ucapnya dengan kerlingan bersamaan mengangkat paperbag yang sedari tadi sudah ia pegang

"Loh, udah diambil ternyata. Yaudah itu om Bayu bawain khusus untuk Sesil tercinta katanya. Selamat menikmati ya sayang" ucap Maya sembari mengelus pipi gembul Sesil

Setelah Maya kembali, Sesil dan mamanya juga masuk menuju rumah. Sesil kemudian pamit pada mamanya untuk segera mandi karena merasa gerah.

***

Malam harinya saat makan malam dikediaman Aryawiguna, Marshall yang sedang asik menikmati ayam kecap kesukaannya harus terhenti mendengar pertanyaan sang papa

"Gimana keadaan Wulan ma?" tanya sang papa. Tak ingin bertanya lebih dulu, Marshall menunggu respon dari sang mama. Penasaran dengan kondisi Tante Wulan yang memang beberapa hari ini terlihat pucat

"Kata dokter, Wulan harus segera menemukan pendonor untuk Jantungnya pa" balasan sang mama sungguh membuat Marshall terkejut.

Marshall memang tidak sepenuhnya mengerti dengan kondisi yang terjadi. Tetapi ia cukup sadar bahwa ini adalah keadaan gawat

"Kata dokter udah ngga bisa ditunda karena keadaan Wulan semakin menurun. Tadi seharusnya Wulan dirawat inap. Tapi karena dia ngga mau Sesil sedih dan nanyain terus jadi dia minta pulang aja" jelas Maya

Terdengar Bayu menghela nafas "Marshall, papa boleh minta tolong?" tanya nya pada sang putra

"Apa pa? " perasaan Marshall mulai gelisah karena papanya ini bukan orang yang mau merepotkan orang lain sekalipun itu anaknya

"Kamu jangan kasih tau Sesil dulu kondisi tante Wulan ya" permintaan Bayu membuat Marshall terheran

"Kan ngga boleh bohong pa, kasian Sesil juga" jawab anak itu

"Itu biar jadi urusan papa, mama dan tante Wulan ya nak" jelas papanya.

Marshall tau dia sudah tidak bisa lagi membantah. Karena apa yang dikatakan papanya adalah benar. Biar ini menjadi urusan orangtua, sementara yang ia perlu lakukan adalah selalu ada untuk Sesil.

Makan malam yang tadinya sudah mulai kembali berjalan dengan baik, harus terhenti ketika suara dobrakan pintu utama rumah terdengar

"MAMA MAYA, OM BAYU KAK MARSHALL, TOLONG!!!!" teriak Sesil dari arah pintu

Tanpa menunggu lama, ketiga orang itu segera menghampiri Sesil yang sudah menangis histeris disana. Wajah gadis itu berantakan, nafasnya memburu dan airmata nya membanjiri wajah Sesil.

Maya segera memeluk Sesil berusaha menenangkan anak kecil itu

"Sesil, kenapa sayang? Sesil tenang dulu coba" pinta Maya

"Mama, tolong.. Tolong mama Sesil" ucapan Sesil membuat Maya dan Bayu menegang.

"Sesil disini, biar mama dan om lihat mama Sesil dulu ya. Ayo mas" ajak Maya pada Bayu

"Kak Acal, mama kak" Sesil kembali menangis dan kali ini ia menangis dalam pelukan Marshall.

"Tenang dulu ya Sil, mudah mudahan tante Wulan ngga apa apa" ucap Marshall berusana menenangkan Sesil yang masih berada dalam pelukannya

"Kak ayo kita kerumah, temanin Sesil ya kak" anak itu memberi tatapan memohon pada Marshall.

Melihat mata yang penuh harap dan wajah Sesil yang sudah berantakan akhirnya Marshall mengangguk setuju.

Mereka berjalan berdampingan menuju rumah Sesil. Tangan gadis kecil itu terasa semakin dingin dan gemetar dalam genggaman Marshall ketika mendapati rumahnya sudah ramai dan ada Ambulance disana yang entah kapan tiba

Kapan mobil itu tiba? Kenapa Sesil tidak mendengarnya?

Tak menunggu waktu lama, Sesil melepas genggaman tangan Marshall dan berlari menuju rumah

"MAMA!!!!" Sesil berteriak histeris ketika melihat tubuh mamanya sudah dibawa menuju ambulance

"Ma, mama kenapa ma? Bangun ma ini Sesil" tanya Sesil masih dengan tangisan

"Ma, ayo dong bangun. Apa yang sakit ma? Kasih tau Sesil ma. Jangan diam dong mama" raungan Sesil membuat seluruh yang melihat ikut merasakan kesedihannya

"Sesil, sama mama dulu ya. Biar dokter bawa mama Sesil kerumah sakit ya nak. Kita susul mama bareng om ya" bujuk Maya yang kini sudah memeluk Sesil

"Mama Maya, mama kenapa? Kok mama ngga bangun sih ma? Ayo ma kita temenin mama. Nanti mama nyari Sesil disana, ayo ma cepet ma" Sesil menarik Maya untuk berdiri. Memaksa Maya yang sudah kehilangan tenaga karena khawatir untuk bisa berdiri

"Ayo, sama om aja" Bayu kemudian menggendong Sesil ketika melihat bahwa istrinya masih dilanda keterkejutan dan membawa gadis kecil itu disusul Maya dan juga Marshall

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang