dua sembilan

362 15 0
                                    

-Selamat membaca teman teman-

***

Ruang tamu milik keluarga Aryawiguna Sore itu dihiasi dengan suara merdu piano yang dimainkan oleh Sesil.

Hanya ada ia diruangan besar ini bersama dengan piano indah yang selalu menjadi kesukaannya dan Photograph milik Ed Sheeran menjadi alunan indah yang Sesil pilih untuk ia mainkan.

Hanya ada Sesil dan Mba Asih saat ini karena Maya dan Bayu sedang mengikuti arisan keluarga dan Marshall yang entah dimana keberadaannya karena sejak pagi ia tak melihat pria itu. Mungkin sedang dirumah sakit.

"Sil?" Sesil terperanjat kaget ketika berhasil menyelesaikan alunan indah itu

"Kak ih buat kaget aja sih" omel Sesil

" Kamu aja yang ngga dengar aku jalan kesini" bela Marshall

"Baru pulang kak?" tanya Sesil melihat penampilan Marshall yang mulai tampak lecek namun bisa bisanya tidak mengurangi ketampanan pria itu

"Iya, tadi malam dapat panggilan Cito. Mama papa mana?" tanya Marshall

Pria itu duduk disebelah Sesil, dan tangannya menekan satu satu tuts piano secara asal

"ooh, mereka pergi arisan kak. Katanya malam sih baru pulang. Kak Acal butuh sesuatu?" tanya Sesil dan mendapat anggukan Marshall juga tatapan pria itu

Jantung Sesil sedikkt berdetak cepat, berharap Marshall tidak sadar akan hal itu. Ternyata duduk disebelah Marshall bisa berpengaruh pada degup jantungnya.

"Apa kak? Sesil bantuin kalo bisa" Sesil mulai bersiap menggeser kursi roda nya namun Marshall kembali menarik gadis itu membawanya ketempat semula

"Kamu makin jago aja cil mainnya" Marshall mengusap surai hitam Sesil dengan tatapan teduhnya. Sesil yang tak siap dengan tindakan Marshall, menegang. Marshall yang juga menyadari itu terkekeh melihatnya

"Kan rajin latihan kak" jawaban gadis itu berusaha mati matian agar suaranya tidak bergetar

"Jadi perlu bantuan apa, dokter Marshall?" goda Sesil sembari menaik turunkan kedua alisnya

"Mainin Fix You dong cil" Pinta Marshall

Sesil diam tak bergerak, entah apa yang ada didalam pikirannya hingga Marshall kembali bertanya

"Bisa ngga? Katanya mau nolongin" Tanya Marshall

"Bisa dong, nih Fix you buat dokter Marshall" 

Sesil mulai menekan tuts piano yang menghasilkan suara indah

Gadis itu larut dengan permainannya, jari jarinya tampak sangat lincah menari diatas piano hingga ia tidak menyadari Marshall yang sejak tadi sudah menatapnya lekat.

Sesil hanyut dengan permainan nya sementara Marshall sudah jauh tenggelam dengan Sesil yang ada dihadapannya.

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Sesil menatap kearah manik mata Marshall sementara jemari gadis itu mulai berhenti menari diatas tuts piano

"Kak Acal?" panggilan Sesil membuat Marshall tersadar dari lamunannya

"Eh, ya cil. Bagus banget bener bener bagus. Okedeh, balik kamar gih aku mau mandi. Bye" Marshall kemudian berlalu meninggalkan Sesil yang tampak kebingungan.

***

Malam ini hanya Sesil sendiri yang berada dimeja makan untuk makan malam. Maya juga Bayu ternyata tidak jadi pulang malam ini, sementara Marshall masih berada dikamar.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang