empat tiga

344 15 0
                                    

Mau menyampaikan, saling mendengarkan dan berbesar hati untuk menerima maaf adalah penyelesaian terbaik untuk beberapa masalah.

P.s : dengerin lagu deh, nyeeesh wkwk

***

Berbekal saran Rani kemarin, membuat Sesil memberanikan diri bertanya pada dokter Riko tentang keberadaan Marshall. Namun bukannya mendapat jawaban yang menenangkan dokter Riko malah membuat Sesil semakin dirundung sedih

Dokter Marshall lagi ngajuin cuti Sil infonya sih gitu. Denger kabar sih karena galau, ngaruh ke kerjaannya. Kemarin sempat kena tegur Prof juga. Mungkin itu yang buat dia milih ngajuin cuti.

Sesil menghabiskan beberapa malamnya dengan menangis. Gadis itu merasa benar benar jahat sampai membuat seorang Marshall kena tegur. Pesannya bahkan sudah tidak lagi dibaca oleh pria itu sejak kemarin

Jangan kan Marshall, Sesil juga kan galau. Ia beberapa kali ditegur Akmal ketika sedang bekerja. Diomelin Rani Tere karena pekerjaannya sangat berantakan

"Sil, dipanggil mas Angga tuh" suara Tere terdengar dari balik pintu pantry

"Ngapain Ter?" tanya nya lesu

"Ngasih SP. Buru gih" perkataan Tere membuat Sesil dengan segera berlari menuju ruangan Angga. Jangan sampai boss nya itu memberi SP. Mau makan apa Sesil kalau ternyata ujungnya ia dipecat

"Ngomong apa lo sama si bocil?" tanya Rani pada Tere

"Mau dikasih SP" jawaban enteng Tere membuat Rani juga Akmal terkekeh

Tok tok

Setelah mendengar jawaban dari dalam, Sesil baru berani membuka pintu

"Masuk Sil" Titah Angga

Sesil melangkah perlahan. Angga terlihat menyeramkan saat ini, walau sebenarnya pria itu hanya menatap serius pada layar laptopnya

"Sebentar ya" ujar Angga  membuat Sesil hanya mengangguk

Cukup lama terjadi keheningan disana, hingga dehaman Angga membuat Sesil menatap pria itu

"Sehat kamu?" tanya Angga sembari sibuk membuka laci dibalik mejanya

"Mas Angga mau ambil surat SP ya, aduh mampus aku ini" batin Sesil berteriak

TAK

Suara laci tertutup dengan sedikit kencang, membuat Sesil terperanjat

Angga menghela nafasnya

"Maaf mas" ujar sesil lirih

"Kenapa minta maaf?" Angga tampak membuka kaca matanya semakin membuat Sesil ketar ketir

"Anu, itu.. saya.."

"Bicara yang jelas Pricilla!"

"Mas Angga saya minta maaf, beberapa hari ini kerja ngga fokus" aku Sesil membuat Angga mengernyit heran

"Maafin saya ya mas, janji ngga ngulangin lagi sungguh mas" Sesil mengangkat kedua jarinya, membentuk simbol damai pada Angga

Setelah kembali menormalkan wajahnya, Angga kembali berucap "Kenapa ngga fokus? Udah bosan kerja kamu?" tanya Angga sementara Sesil menggeleng kencang. Gadis itu tampak kalut saat ini

"Ngga mas, bukan bosan. Lagi ada masalah aja, maaf mas soalnya Sesil malah bawa bawa urusan pribadi ke pekerjaan" gadis itu menunduk sedih membuat Angga merasa iba.

Angga memang sempat melihat pekerjaan Sesil belakangan ini sedikit berantakan. Bahkan gadis itu pernah ia tegur saat itu.

Sebenarnya Angga tidak tahu kondisi Sesil akhir akhir ini, namun entah mengapa ia malah mengaku, sekalian saja Angga iseng

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang