-Selamat membaca, jangan lupa vote yaa❤
Eyeeq🦋
****
Siang ini, tampak Marshall sedang sibuk diruangannya. Ada banyak pasien yang harus ia periksa. Belum lagi jadwal untuk operasi nya hari ini
Namun dari antara itu semua, Sesil muncul dan berhasil menghancurkan konsentrasi Marshall
Sejaki kejadian kemarin, Marshall memang tidak berkunjung ke cafe Angga. Karena pekerjaan yang membuatnya harus berngkat pagi dan pulang larut malam.
Marshall ingin melihat Sesil. Bagaimana kondisi gadis itu, apakah salep yang ia berikan sudah mampu mengurangi Nyeri pada pinggangnya. Ketika sedang sibuk dengan isi pikiran, pintu ruangan Marshall terbuka.
Sosok Gianna muncul dengan senyum sumringah
"Tolong dibiasakan ketuk sebelum masuk" ucap Marshall jengkel. Bisa bisanya Gianna masuk kedalam ruangannya tanpa aba aba. Gadis itu selalu saja membuat Marshall pusing
"Iya deh aku salah. Maaf ya" ucap Gianna yang sudah duduk dikursi depan Marshall
"Kenapa Gi? Kayaknya aku ngga ada janji mau gantiin jadwal kamu lagi" tanya Marshall. Laki laki itu menyibukkan diri dengan laptop yang ada dihadapannya karena malas meladeni Gianna
"Nanti malam dinner yuk" ajak Gianna tanpa basa basi membuat Marshall refleks menghela nafas
Wanita ini benar benar berhasil membuatnya terkejut dalam waktu yang singkat
"Sorry, ngga bisa gue" tolak Marshall
"Kok ngga bisa sih Sal? Sesekali ayolah" Gianna masih mencoba merayu Marshall
"Sorry ya Gi gue beneran ngga bisa. Udah ada janji sama nyokap" kilah Marshall
"Janji apa? Kenapa ngga ajakin tante Maya juga" tanya Gianna dengan raut berbinar
"Lo paham ngga kalo gue bilang ngga bisa?" tanya Marshall marah membuat Gianna sedikit terkejut. Pria itu kini sudah menatap wanita itu dengan tajam
"Ya kan niat gue baik Sal" ucap Gianna
"Mending lo keluar Gi. Mumet gue beneran" perkataan Marshall membuat emosi Gianna memuncak. Namun belum sempat membalas, ponsel Marshall yang terletak diatas meja berbunyi
"Ya ma" sapa Marshall begitu menempelkan ponsel pada telinganya
"Ngga tau ma, belum ada kesana" balas Marshall sembari memijat pelipisnya. Hal itu tak luput dari perhatian Gianna
Wanita itu sesekali mencuri dengar obrolan Marshall dan Maya, namun Gianna nampaknya tak berhasil.
"Nanti deh aku kesana. Cuma cookies doang kan?" tanya Marshall, kemudian mengangguk. Tak lama panggilan terputus, ia kembali meletakkan ponselnya dalam kondisi telungkup.
"Tante Maya kayaknya doyan banget sama cookies Sal. Apalagi yang dari Hanney Bunny" ucap Gianna sementara hanya dibalas dehaman oleh Marshall
"Capek banget gue Sal ngomong sama lo. Berasa ngobrol sama tembok" Gianna kemudian beranjak dan keluar dari ruangan Marshall dan pria itu tak bereaksi apapun.
***
Malam ini Hanney Bunny sudah tampak sepi. Tinggal beberapa pelanggan yang mengisi cafe itu. Para karyawan juga sedang sibuk bersiap untuk menutup cafe begitu juga dengan Sesil"Sil, dipanggil mas Angga lo" ucap Akmal yang baru muncul dipantry
"Ngapain Mal?" tanya Sesil agak heran
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter-Sweet (COMPLETED)
ChickLitKarena nanti ketika dalam perjalanan kamu mulai merasa langkah sedikit berat, hari hari terasa pahit maka tak apa untuk memilih rehat sejenak. Walaupun kecil dan tertatih, tetaplah bergerak sampai kamu menemukan bahagia dalam ruang gelap yang cahaya...