-Selamat mambaca-
***
Hari Minggu yang cerah ini, Sesil diajak oleh Marshall untuk mengunjungi Maya juga Bayu dijakarta. Sesil yang juga sedang merindukan kedua nya, menyetujui ajakan itu dan disinilah mereka berada sekarang.
Didalam mobil mewah milik Marshall berdua, lagu Tanpa Diminta milik Vidi Aldiano terdengar indah dari Radio mobil, membunuh keheningan diantara keduanya.
"Tau kamu sama penyanyi indo?" tanya Marshall ketika dari tadi mendengar Sesil ikut bernyanyi
"Tau dong, aku ini cinta produk indo ya" balas Sesil
Marshall kemudian memandang Sesil yang masih fokus dengan pandangan keluar jendela, memperhatikan rintik hujan yang mulai turun
"Sil, Can i ask you something?" tanya Marshall
Sesil mulai mengalihkan perhatian pada Marshall. Perasaan gadis itu sedikit tidak enak mendengar pertanyaan Marshall namun ia tetap mengangguk
"Maksud omongan kamu waktu malam kita makan sama Riko itu, apa?"
Mendengar itu, Sesil mengernyit. Jujur ia lupa mengatakan apa dan bagian mana yang dimaksud oleh Marshall
Marshall yang melihat Sesil tidak mengerti maksudnya, kembali berujar "Kenapa kamu ngira saya ngga nyaman sama panggilan kamu ke saya?" tanya Marshall
Sesil kemudian mengangguk paham, terkekeh sebelum menjawab "Aku nyampekan yang kurasain aja sih. Kayaknya ngga nyaman dipanggil kak Acal" dengan wajah memelas, Sesil menatap Marshall "maaf ya, kalau aku kadang suka bablas manggilnya. Apalagi kalau dirumah sakit" raut menyesal tergambar diwajah Sesil
"Kenapa sampe ngerasa begitu?" tanya Marshall mengabaikan omongan Sesil
"Rasanya setelah lama ngga ketemu, ngedengar kakak nyebutnya saya bukan aku, kamu bukan Sesil tuh udah ngejelasin ngga sih, seberapa jauh jarak kita?" jelas nya lugas menatap kearah manik Marshall
"Aku juga sadar diri kok, kayaknya ngga pantas aja merasa masih memiliki kedekatan sama kak Marshall" Sesil masih menatap Marshall yang fokus pada jalan
"Pertemuan kita pertama dirumah sakit waktu itu, sejujurnya aku pengen banget meluk kak Marshall. Tapi, langsung dipatahin sama reaksinya kakak pas ketemu" Jelas Sesil. Keheningan kembali hadir hingga Marshall bersuara
"Kamu tahu Sil, sejak kamu dibawa oleh om Cakra dan pergi tanpa bilang apa apa ke kita, saya merasa benci sekali dengan kamu" pengakuan Marshall tidak lagi mengejutkan Sesil sepenuhnya. Gadis itu bahkan tersenyum tipis ikut merasakan kekecewaan Marshall.
"Saya benci karena kamu buat kita khawatir dengan keadaan kamu. Ngga tau mau nyari kamu kemana, karena kata om Cakra kamu dibawa pergi jauh makanya rumah kalian dijual buat nambah biaya kebutuhan kamu" jelas Marshall lagi
Sesil masih teridam, mencerna semua penjelasan Marshall
"Waktu saya dengar itu, saya paksa papa dan mama untuk beli rumah kalian. Saya tiap malam bujukin papa, bilang saya bakal ganti semua uangnya saat dewasa nanti. Bahkan saya rela papa berhenti bawain saya mainan sepulang terbang. Saya rela mama ngga kasih uang jajan buat sekolah. Syukurnya, papa dan mama mau ngabulin permintaan saya waktu itu" lanjut Marshall
"Harapan Saya, kamu akan pulang sebentar lagi. Dan ketika kamu pulang, saya ngga mau rumah itu ditempati orang lain makanya saya paksa mama dan papa. Tapi saya bodoh banget. Angan angan anak belasan tahun, Sil. Nyatanya bahkan sampai hari ini, kamu ngga kembali kerumah itu" Cengkraman Marshall pada kemudi terlihat mengencang menahan emosi dari dalam dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter-Sweet (COMPLETED)
أدب نسائيKarena nanti ketika dalam perjalanan kamu mulai merasa langkah sedikit berat, hari hari terasa pahit maka tak apa untuk memilih rehat sejenak. Walaupun kecil dan tertatih, tetaplah bergerak sampai kamu menemukan bahagia dalam ruang gelap yang cahaya...