Empat

614 25 1
                                    

-Bab baru jangan lupa vote nyaa

Eyeeq🦋

***

"Mama!!! Mama bangun ma!!! Mama jangan tinggalin Sesil" suara teriakan dan tangisan Sesil memenuhi ruangan Wulan pagi ini.

Sesil mendapati sang mama sudah tidak bernyawa ketika pagi hari ia baru bangun dari tidurnya.

Kondisi Wulan memang sejak dirawat beberapa hari lalu semakin menurun. Namun Maya dan Marshall tidak bisa ikut menemani Sesil sejak malam karena mereka kedatangan keluarga Maya yang baru saja tiba dari Majalengka.

"SESIL!!" teriakan Maya menarik perhatian Sesil.

Maya terlihat berlari menuju Sesil yang sudah terduduk lemah sendirian disana.

"Mama Sesil udah ngga ada ma. Tolong Sesil ma, Sesil ngga mau sendirian" raung Sesil dalam dekapan Maya.

Maya yang tak mampu menahan airmata ikut menangis sembari memeluk Sesil. Bagaimana gadis kecil ini akan melanjutkan kehidupannya seorang diri.

Bagaimana hari -hari Sesil yang sebelumnya penuh tawa harus terampas begitu saja.

"Tenang ya nak. Sesil ngga sendiri kok. Sesil tenang dulu, ada mama ada om Bayu dan kak Marshall. Kita juga keluarga Sesil. Udah ya sayang ya" bujuk Maya berusaha menenangkan Sesil.

"Sesil salah apa sih ma? Setelah papa sekarang mama Sesil juga diambil. Kenapa Sesil juga ngga diajak ma. Sesil juga mau ikut ma" Sesil masih menangis dalam pelukan Maya

"Sesil ngga boleh ngomong gitu. Mama pasti sedih banget ngedengar anak cantik nya bicara seperti ini. Sesil tenang aja, mama dan om bakal selalu ada untuk Sesil ya sayang" jelas Maya pada Sesil. Namun gadis itu masih belum berhenti menangis, berulang kali meneriaki, memanggil mama nya.

Dan hal iti tak luput dari perhatian Marshall yang sejak tadi mematung melihat Sesil.

Mereka masih terlalu kecil. Sesil masih terlalu kecil untuk sendiri. Sungguh kehidupan gadis itu begitu kejam.

Kehidupan, tawa dan senyum Sesil hilang. Ikut pergi bersama dengan kepergian tante Wulan.

"Sesil" suara lirih Marshall membuat Sesil melepas pelukan Maya

"Kak Acal, Sesil udah ngga ada mama kak. Sesil udah ngga punya siapa siapa" suara lemah nya membuat Marshall ikut meneteskan air mata.

"Sil, kamu masih punya kita. Keluarga ku juga keluarga Sesil. Mama dan papa ku juga mama papa Sesil" terang Marshall perlahan

"Kak Acal, jangan tinggalin Sesil juga ya" tangis nya kembali pecah namun dengan sigap Marshall memeluk Sesil.

Gadis kecil yang sering membuat emosi nya meledak ledak, namun juga mampu membuat hari hari Marshall lebih berwarna.

Sesil adik kecil yang sejak dulu ia harapkan untuk benar benar menjadi adik nya, hari ini harus kehilangan dunia nya. Lagi

***

"Sesil, kamu makan dulu yuk. Mama ada bawain nasi goreng udang kesukaan Sesil ini" suara Maya terdengar bersamaan dengan pintu kamar Sesil yang terbuka.

Setelah pemakaman Wulan selesai Maya, Bayu dan Marshall memilih untuk menemani Sesil dirumahnya.

Sepanjang acara pemakaman, Sesil memang tidak meraung menangis memanggil sang mama.

Namun air mata gadis itu tidak berhenti mengalir, membuat sesak semakin terasa nyeri

"Sil, makan ya" ulang Maya yang kini sudah duduk diranjang pink Sesil

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang