dua enam

334 14 0
                                    

-Selamat membaca ❤-

Hidup itu tidak akan selalu mulus. Tapi dalam prosesnya, akan terasa menenangkan bila dilewati bersama orang-orang yang tepat.

***

"

Nih, nih anaknya nih. Kenapa baru datang sih Cal?!" omel Maya begitu mendapati sosok putranya didalam kamar rawat Sesil. Maya terlihat sangat lelah, namun mama nya memilih acuh karena sedari tadi mereka menunggu

"Sorry ma. Tadi ada urusan sedikit sama orang rumah sakit" balas Marshall yang tak sepenuhnya berbohong

"Udah makan, Sil?" tanya Marshall yang sudah berdiri disebelah ranjang Sesil

Sesil yang sedang terbaring akhirnya mengalihkan perhatiannya pada Marshall

Enggan menjawab, ia memilih mengangguk pada Marshall

"Ma, udah makan belum? Kita delivery aja ya" usul Marshall

"Apaan kamu delivery segala. Nih, mama udah bawain bekal buat kamu" jawab Maya yang kemudian mengeluarkan sebuah tas yang sudah pasti berisi makanan untuk Marshall

Marshall yang memang sudah merasa kelaparan akhirnya beranjak menuju sofa mamanya. Matanya berbinar melihat makanan yng di bawa mama, cacing cacing diperut pun berteriak meminta nutrisi

"Ntar ya cil. Laper banget gue" akhirnya Marshall berlalu menikmati makan malamnya

Sesil memperhatikan hal itu. Marshall juga Maya yang tampak sangat lelah mau menghabiskan waktu dan tenaga untuk bergantian menjaga Sesil.

Apalagi Marshall, pagi dan sore sudah ia habiskan untuk bekerja lalu sekarang malam hari ia harus menemani Sesil disini.

"Kak Acal" panggilan Sesil mencuri atensi ibu dan anak itu. Marshall yang memang sudah selesai makan pun akhirnya beranjak mendekat kearah Sesil, kemudian duduk disebelah nya

"Ya, kenapa Sil?" tanya Marshall begitu lembut dan hal itu membuat hati Sesil berdesir.

"Malam ini, kakak pulang aja ya" sontak ucapan Sesil membuat Marshall juga Maya mengernyit heran

"Kenapa gitu nak?" tanya Maya lebih dulu

"Kak Acal pasti capek ma. Gapapa Sesil sendiri disini. Kan ada suster juga ma" alasan Sesil namum tidak membuat Marshall juga Maya setuju

"Saya bisa tidur disini Sil. Ngga apa apa" jawab Marshall akhirnya

"Disini ngga ada tempat tidur nyaman kak. Kamu pasti capek banget udah kerja, sekarang malah ngga dapat istirahat" Sesil masih berkeras

Maya yang melihat perdebatan itu pun akhirnya berjalan mendekat kearah ranjang Sesil

"Yaudah, kalo memang Sesil mau begitu" perkataan Maya membuat Marshall dan Sesil memandangnya

"Ma.." belum sempat Marshall membantah, tatapan Maya membungkam pria itu

"Tapi, Marshall bakalan pulang kalo kamu udah tidur. Gimana?" tanya Maya

"Bareng mama aja. Nanti kalo nungguin Sesil malah kemalaman ma"

"Ngga apa apa. Pokoknya mama ngga mau kalo Sesil ditinggal sendirian disini" bantah Maya tegas

"Ma, Sesil ngga apa apa. Kak Acal biar balik sama mama aja ya" rayu Sesil pada Maya

Hal itu sungguh membuat kepala Marshall benar benar ingin pecah

"Terserah kalian ajalah" ucap Marshall ketus kemudian beranjak keluar ruangangan meninggalkan Maya dan Sesil.

Marshall merasa kesal, tubuhnya sudah lelah tapi masih saja diajak berdebat. Apa susahnya Sesil menerima bantuannya, cukup duduk diam dan tenang, sisnya akan menjadi urusan Marshall.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang