tujuh belas

409 22 3
                                    

-Katanya, apa yang disampaikan dengan hati juga akan diterima dengan hati. Selamat membaca❤

Eyeeq 🦋

Bagi sebagian orang, luka karena kehilangan tidak akan pernah bisa terobati selama apapun waktu yang mereka punya. Bekas nya ada, menemani dalam sisa perjalanan, selamanya.

Ps : Sambil dengerin lagunya deh, biar nyesh wkwk

Enjoyyy

***

Minggu pagi ini, Sesil sudah memiliki janji dengan keluarga Aryawiguna. Mereka berencana untuk mengunjungi makam Wulan dan Adam.

Sesil yang begitu dikabari tentang rencana ini, terliht sangat bersemangat. Bahkan semalam, ia rela harus menginap dirumah Maya ketika jam kerjanya bahkan berakhir pukul sebelas malam. Tentu dengan Marshall yang menjemputnya.

"Sesil udah siap?" tanya Bayu yang berada disebelah Marshall yang mengemudi.

"Siap om. Tapi masih degdegan sedikit" pengakuan Sesil membuat Maya menggenggam tangan gadis itu menyalurkan kekuatan

"Mama sama papa pasti senang sekali dikunjungi anak gadisnya. Yakan pa?" tanya Maya pada Bayu yang diangguki oleh pria itu.

Mobil yang mereka kendarai akhirnya berlalu meninggalkan kediaman Aryawiguna.

Perjalanan tiga jam yang mereka tempuh akhirnya selesai. Rubicon hitam yang mereka tumpangi sudah terparkir dengan rapi.

Disaat yang lain sudah bersiap untuk turun, Sesil justru terdiam. Gadis itu terpaku dan tatapan matanya terlihat kosong.

"Pa, papa sama Acal tolong beliin bunga sama air aja ya. Mama sama Sesil biar kesana duluan" ucap Maya memberi kode pada suami dan anaknya untuk memberi ruang pada Sesil

Marshall melihat kegelisahan Sesil. Gadis itu berkali kali menggenggam tangannya dengan sangat erat sehingga kuku nya memutih

Sebelum beranjak, Marshall sempat mengelus puncak kepala Sesil. Berusaha memberi ketenangan pada gadis itu

Mata Sesil memerah, namun ia tak berani menatap Marshall hingga ia dan Bayu berlalu.

"Udah siap ketemu mama papa?" tanya Maya pada Sesil yang masih duduk ditempatnya

"Gapapa sayang, yuk" Sesil kemudian keluar dari mobil. Ia bahkan sudah mulai lupa dimana letak makam kedua orangtuanya jika tidak ada Maya yang menuntun.

Hingga langkah mereka terhenti tepat didepan pusara Wulan dan Adam. Maya berhenti beberapa langkah dibelakang Sesil sementara dengan airmata yang mengalir, langkah Sesil semakin mendekat

"Hai, ma... Pa.." ucap Sesil lirih. Nafas gadis itu memburu dan kedua tangan gadis itu mulai menyentuh nisan yang tertulis nama Wulan disana

Nafas Sesil terlihat tak beraturan dan dengan segenap kekuatan yang ia miliki berusaha ditahannya tangis yang sudah ingin meledak. Tubuhnya tiba tiba merasa dingin, angin berhembus tidak begitu kencang namun berhasil menghabiskan sisa kehangatan yang gadis itu miliki.

"Sesil datang ma.. Mama masih ingat Sesil kan? Maaf ya Sesil baru bisa datang sekarang" ucap Sesil berusaha menahan tangis yang ternyata gagal untuk ia tahan. Masih berusaha menahan isakannya, membuat hati Sesil terasa nyeri berkali kali lipat.

"Sekarang Sesil sendiri ma.. Mama sama papa kenapa ngga pernah datang ke mimpi Sesil sih? Sesil kangen ma.. Kangeeen banget" ucap Sesil masih menangis.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang