sembilan

384 24 0
                                    

-Selamat membaca, jangan lupa vote yaa❤

Eyeeq 🦋

Tidak selamanya ada pelukan hangat dan penerimaan untuk pertemuan pertama setelah perpisahan. Apalagi jika rindu hanya milikmu seorang.

****

Setibanya dirumah sakit, Sesil segera berlari menuju meja informasi untuk mencari tahu dimana sang nenek dirawat.

Dan begitu mendapat informasi bahwa nenek Tuti berada di IGD, Sesil berlari tanpa memerdulikan Angga yang berteriak meminta nya berhati hati.

Dari pintu ruang IGD Sesil melihat beberapa dokter baru saja selesai memeriksa keadaan nenek. Dengan langkah gontai Sesil berjalan mendekat

"Dok, gimana keadaan nenek?" tanya Sesil terbata karena nafas nya masih belum teratur setelah berlarian

"Sil, kamu atur nafas dulu. Nanti saya jelaskan bagaimana kondisi nenek" ucap Dokter Ika dengan tersenyum

Dokter Ika adalah salah satu dokter yang sering menangani nenek. Itu sebabnya ia sudah mengenal Sesil dan sudah menganggap Sesil seperti adiknya.

Dokter Ika tahu bagaimana perjuangan Sesil untuk membiayai pengobatan nenek Tuti dan ia sangat terharu dengan segala usaha yang Sesil lakukan untuk kesembuhan neneknya

Mengikuti saran dari dokter, Sesil berusaha menenangkan diri lebih dulu "Udah dok, jadi nenek gimana?" tanya Sesil dengan khawatir

Dokter Ika tampak menarik nafas dalam dan menatap Sesil dengan raut wajah cemas

"Kondisi nenek semakin memburuk Sil. Maaf saya harus mengatakan ini. Karena nenek yang tidak rutin menjalani cuci darah, itu menjadi pemicu utama kondisinya begini. Untuk sekarang, nenek harus kita pindah ke ICU karena memang kondisinya sangat lemah" terang dokter Ika

"Dok, emang ngga ada jalan lain ya? Tolong dok" Sesil kemudian menarik kedua tangan dokter Ika, membawa nya kedalam dekapan, Sesil memohon

"Transplantasi ginjal Sil. Tapi itu juga harus dilakukan secepatnya. Sementara saat ini tidak ada pendonor untuk nenek" penjelasan dokter Ika membuat kedua kaku Sesil melemah. Gadis itu terjatuh tepat dihadapan dokter

"Sesil harus gimana dok? Sesil ngga punya apa apa. Kalau ginjal Sesil bisa ngga apa apa dok. Ini untuk jadi pendonor aja Sesil ngga bisa. Sesil ngga ada guna nya dok" ucapan lirih Sesil membuat dokter Ika merasa sedih

"Ayo berdiri dulu. Kamu ngga boleh putus asa ya. Nanti akan saya coba usahakan menjadikan nenek Tuti salah satu prioritas. Kamu harus semangat Sil. Nenek cuma punya kamu sekarang" kata dokter cantik yang saat ini memeluk Sesil.

Setelah berbicara mengenai kondisi nenek, Sesil saat ini sedang duduk bersama Angga dikursi rumah sakit

"Sil, kamu udah ngga apa apa?" suara Angga memecah keheningan

"Sesil udah ngga apa apa kok. Mas Angga, mending mas Angga balik aja ke cafe. Sesil ngga enak ngeganggu waktu kerja mas Angga" pinta Sesil. Baru saja akan menolah, ponsel dalam kantong celana Angga berbunyi.

Nama Tere terlihat pada layar, Angga yakin karyawannya satu itu menghubunginya karena ada keadaan mendesak dicafe

"Ya Ter?" sapa Angga begitu menempelkan ponsel pada telinga nya

"Oke oke saya balik sekarang, minta mereka tunggu sebentar ya. Ini saya jalan" ucap Angga kemudian memutus panggilan

"Sil, pihak penyedia bahan lagi ada di cafe. Saya harus balik sekarang, nanti kalau ada apa apa kamu hubungi saya ya" ucapan tulus Angga hanya mampu diangguki oleh Sesil. Sebelum berlalu pria itu tampak mengusap puncak kepala Sesil, berharap gadis itu tetap tegar menghadapi keadaan saat ini.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang