enam belas

334 18 0
                                    

-Selamat membaca, jangan lupa vote yaa

Eyeeq🦋

***

Akhirnya makan malam pun tiba. Maya memaksa Sesil untuk menginap malam ini. Walau sempat terjadi perdebatan namun akhirnya Maya memenangkannya.

Marshall yang sudah kembali dari rumah sakit pun turut ikut andil menyaksikan perdebatan itu, hanya bisa mengacungkan kedua jempolnya

"Keren. Hebat mama. Walaupun udah tua ngga kalah sama yang muda" ucap Marshall membuat Maya mendengus jengkel menatap putranya.

"Dua jempol buat Sesil. Gatau sih buat apa. Udah ah, ayo makan maaaaa" ajak Marshall berjalan menuju ruang makan

Selama makan malam pun, hanya terdengar suara Maya dan Sesil yang terus bercerita entah mengenanai apa. Sementara Marshall sendiri memilih fokus dengan makan malamnya.

Setelah selesai menikmati makan malam bersama, Marshall kembali menuju kamarnya. Katanya, ada yang harus ia siapkan untuk operasi esok pagi. Sementara Maya membawa Sesil untuk berbincang diruang keluarga.

"Jadi, Sekarang Sesil belum punya pacar?" pertanyaan Maya membuat Sesil sedikit malu. Namun gadis itu menggeleng perlahan dengan senyum

"Mama kirain kamu sama bos yang di cafe itu loh" pernyataan Maya membuat Sesil menggeleng, kali ini lebih kuat

"Mas Angga itu udah Sesil anggap abang ma. Dia yang selalu bantuin waktu Sesil lagi sulit banget. Apalagi waktu nenek sering keluar masuk rumah sakit" cerita Sesil membuat Maya menatap nanar gadis itu

"Tapi, mama kok kayak ngeliat Angga itu sayang sama kamu beda loh Sil. Kenapa ngga sama Angga aja?" tanya Maya penasaran. Maya yang baru beberapa kali melihat interaksi Angga pada Sesil juga mengetahui perasaan terpendam pria tampan itu.

"Sebenarnya mas Angga udah pernah ngajakin Sesil buat serius ma. Tapi Sesil ngerasa ngga pantas buat mas Angga" jawab Sesil sembari menunduk

"Loh kok gitu? Maya semakin memiringkan posisi duduknya, penasaran dengan alasan yang akan ia dengar

"Mas Angga itu baik ma. Dia sama Sesil itu beda jauh banget. Terutama dari latar keluarga. Sesil ngga siap ma" Sesil tanpa sadar meremas tangannya, menyalurkan kegugupan yang ia rasa

"Tapi kan.." belum sempat Maya melanjutkan perkataannya, pak Doyok tiba tiba datang

"Maaf bu, di luar ada tamu. Katanya nyari den Marshall" ucap pak Doyok membuat Maya seketika melirik jam dinding

Sudah pukul sembilan malam, siapa tamu yang mencari anak lelakinya itu

"Siapa pak? Soalnya Marshall ngga ada bilang apa apa sama saya tadi" tanya Maya

"Perempuan bu. Katanya namanya Gianna" mendengar nama itu, Maya sedikit terheran. Ada perlu apa dokter itu mencari putranya. Sementara Sesil yang mendengar, malah mengernyit heran.

Apa itu dokter Gianna yang siang tadi memesankan kue ditempat mereka

"Suruh masuk aja ya pak. Biar saya panggilkan Marshall" pak Doyok kemudian berlalu

"Sil, mama minta tolong kamu panggilkan Marshall dikamar nya ya. Bilang ada dokter Gianna" belum sempat Sesil protes, Maya sudah lebih dulu beranjak menuju ruang tamu

Bagaiamana ini, kaki Sesil terasa kaku. Ia sedikit merasa tidak nyaman jika harus memanggil Marshall apalagi kekamar pria itu.

Namun apa boleh buat, ia tidak ingin membuat Maya dan dokter Gianna menunggu lama akhirnya gadis itu beranjak menuju lantai atas

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang