delapan

463 26 0
                                    

-Halo, jumpa lagi..
Selamat membaca, jangan lupa vote yaa❤

Eyeeq 🦋

***

Beberapa tahun kemudian..

"Nek, Sesil berangkat dulu ya. Hari ini kayaknya Sesil pulang malam karena akhir pekan cafe pasti rame banget nek. Nenek ngga apa apa kan?" pamit Sesil pada Nenek Tuti yang kini sedang terbaring diatas tempat tidur

Sudah hampir lima belas tahun menjalani kehidupan bersama nenek di Bandung, Sesil tumbuh menjadi gadis yang lebih mandiri.

Tidak ada Sesil kecil yang merengek, yang segala sesuatu hal yang ia mau harus terpenuhi.

Sejak tamat SMA berkat beasiswa yang ia punya, Sesil memilih tidak melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Harapannya untuk menjadi seorang dokter seperti harapan mamanya saat itu harus kandas.

Sesil sadar bahwa saat ini dengan kondisi nenek yang sakit, tidak mungkin baginya memaksa kan kehendak. Sehingga begitu tamat dari SMA Sesil mencari pekerjaan.

Beruntungnya waktu itu ia bertemu seorang pria yang akhirnya mau menawarkan pekerjaan sebagai karyawan di cafe nya. Hasil yang ia terima cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari.

Apalagi semasa sekolah kemarin, nenek masih mampu membiayai uang les bermusik Sesil. Sesil sangat beruntung.

Saat ini ia menjadi karyawan disalah satu cafe. Hobby dan keterampilan Sesil dalam membuat kue dan pastry akhirnya menjadi pintu rejeki bagi mereka.

Sudah hampir lima tahun ada dicafe ini, Sesil cukup betah bekerja. Teman dan lingkungan yang baik juga ada Mas Angga, pemilik sekaligus atasan Sesil yang mau membantu Sesil

Sesil tahu, bahwa Angga menaruh hati padanya sejak ia pertama bekerja disini. Namun karena kebaikan Angga, Sesil memilih Angga menjadi sosok abang yang selama ini hilang setelah Marshall dan ia tidak saling menghubungi.

Ya, sejak saat Sesil dibawa ke Bandung oleh Cakra dan Dona maka komunikasi antara Sesil dan keluarga Marshall terputus begitu saja.

Terkadang Sesil menangis karena merindukan mereka. Namun sampai saat ini ia belum bisa kembali.

"Sil udah makan belum?" tanya Tere salah satu teman kerja Sesil

"Udah Ter. Kamu baru mau makan? Udah jam segini loh" balasnya ketika melihat Tere membawa sebungkus nasi padang

"Gapapa, santai aja. Nih aku beliin kamu matcha supaya lebih semangat" Tere menyerahkan matcha dari salah satu gerai kopi langganan mereka

"Aduh aduh, baiknya sayang aku. Makasih ya, sini aku peluk ah" Sesil yang berubah tiba tiba manja membuat Tere bergidik hingga mereka berdua tertawa

Sesil kembali melanjutkan aktivitasnya. Memeriksa beberapa kue didalam panggangan karena sore ini cafe terlihat sangat ramai.

***

Tepat pukul sepuluh malam, Sesil akhirnya tiba dirumah. Setelah meletakkan sepatu pada tempatnya ia menuju kamar mandi sebelum memeriksa sang nenek didalam kamar

Hari hari Sesil dan nenek Tuti mereka jalani seperti ini. Kondisi nenek yang semakin hari semakin memburuk membuat Sesil hanya bisa berserah.

Tepat lima tahun lalu, nenek divonis dokter mengalami gagal ginjal. Kerusakan ginjal yang sudah parah membuat nenek harus menjalani cuci darah.

Namun kondisi keuangan tidak mampu membuat Sesil membawa nenek menjalani cuci darah setiap minggunya.

"Nek, udah tidur?" tanya Sesil dari pintu kamar

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang