sebelas

476 24 0
                                    

-Selamat membaca, jangan lupa vote yaaa

Eyeeq 🦋

Dunia tidak akan berhenti berputar, bahkan ketika dirimu sudah jatuh dan terkapar. Jadi, bangkit dan kuatlah!

***

Akhrinya hari ini acara pemakaman nenek selesai. Sejak pagi rumah kediaman Sesil dipenuhi oleh keluarga dan teman teman. Cakra dan Dona tampak pada acara hari ini. Ada Marshall, Bayu juga Maya disana.

Teman teman tempat Sesil bekerja juga ada yang datang. Seperti Tere dan Angga tentunya. Sementara Rani dan Akmal mungkin harus tetap berada dicafe.

Setelah semua acara selesai, tinggalah Sesil, Cakra, Dona serta Keluarga Aryawiguna disana.

Om dan tantenya sejak tadi mulai ribut membahas rumah peninggalan nenek. Sementara Sesil mulai dirundung rasa khawatir. Jika rumah ini juga akan diambil oleh Cakra, lalu kemana ia akan pergi nantinya

"Jadi Sil, seperti yang udah om dan tante sampaikan sebelumnya kalau rumah nenek ini akan sepenuhnya om ambil alih" ucap Cakra

"Om, tapi Sesil masih bisa tinggal disini kan? Tolong om, Sesil ngga tau harus kemana lagi" mohon Sesil dengan wajah yang sudah berlinang airmata.

"Cakra, lagian ini kan juga rumah Sesil. Dia sudah lama tinggal disini sama bu Tuti sendiri, biarlah Sesil disini" ucap Maya membantu untuk membujuk Cakra.

Dari arah daput terdengar suara Dona menyahuti "Aduh mbak ngga usah ikut ikutan masalah keluarga orang dong"  membuat keadaan memanas.

"Kamu beresin barang barang kamu sekarang Sil. Malam ini om mau kamu udah keluar dari sini"

"Cakra, kamu kelewatan. Ibu baru meninggal dan sekarang kamu malah ributin soal rumah. Kemarin kamu udah rampas rumah Sesil. Sekarang kamu juga mau ambil ini dari dia?" tanya Maya tak percaya. Wanita itu sudah tak mampu lagi menahan kesabarannya melihat kelakuan Cakra.

Sesil hanya mampu diam. Gadis itu tidak lagi punya kekuatan untuk menolak. Sesil hanya ingin istirahat, tapi sepertinya akan susah melihat betapa berambisinya Cakra akan rumah nenek

"Kalian itu terlalu ikut campur masalah keluarga saya. Mba, kamu dan keluargamu itu juga bukan siapa siapa kami. Lagian kalian terlalu baik hati pada manusia satu ini" ujar Cakra menatap Sesil dengan amarah.

"Toh selama bertahun tahun dia masih bisa hidup dengan bekerja. Yasudah, nanti dia bisa carikan kost kostan untuk ditinggali" jelas Cakra membuat Maya dan Bayu terkejut mendengarnya.

Tega sekali Cakra pada Sesil. Gadis belia yang merupakan keponakannya.

Marshall yang sejak tadi mendengar itu hanya berusaha untuk menahan diri agar tidak memberi bogem pada wajah Cakra.

Sementara Sesil hanya diam saja. Gadis itu benar benar tak bergeming.

Suara langkah kaki Cakra mendekat pada Sesil dan Maya yang duduk di sofa. Gadis itu tertunduk dalam rangkulan Maya.
Tatapannya lurus kedepan, namun semua tahu bahwa mata itu memancarkan kegelisahan

"Sesil, coba lihat om" pinta Cakra dengan nada perintah

Perlahan Sesil mengangkat kepalanya menatap Cakra. Cakra melihat airmata keponakannya. Ia tahu dan ia sadar saat ini Sesil sangat ketakukan. Namum Cakra tetaplah Cakra. Paman yang abai pada keponakannya sendiri.

"Kamu kan ngga sekolah. Cuma tamatan SMA. Sekarang kamu kerja, bos mu itu juga sepertinya tertarik denganmu" ucapan Cakra menarik atensi Marshall sepenuhnya.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang