dua tujuh

276 12 0
                                    

-Selamat membaca-

***

Hari ini adalah terapi Sesil yang pertama. Gadis itu sebenarnya takut untuk mengikuti sesi terapi hari ini. Untungnya Maya bersedia menemani Sesil karena pagi ini Marshall harus mengikuti operasi.

Tubuh gadis itu sudah dipenuhi oleh keringat, namun semangat yang Sesil punya tidak luntur. Walau beberapa kali harus jatuh, Sesil tidak mau kehilangan semangat karena saat ini hanya itu yang ia miliki untuk bisa bertahan.

"Minum dulu Sil" ucap Maya menyerahkan sebotol air minum pada Sesil yang sudah duduk dikursi roda nya

"Makasih mama" balas gadis itu dengan senyuman

"Mama salut banget sama kamu nak, kamu semangat banget buat terapi ini. Semoga semua berbuah manis ya sayang" ucap Maya sembari mengusap puncak kepala Sesil

"Maaf bu, mbak Sesil udah bisa kita bawa kembali keruangan" ucap seorang perawat

"Oke sus. Biar saya aja yang bawa, terimakasih ya" balas Maya ramah kemudian membawa Sesil keluar, kembali menuju ruangan gadis itu dengan kursi roda

"Tadi malam Acal tidur dikamar kan Sil?" tanya Maya

"Iya ma, ngga lama dari mama pulang kak Acal datang kok" Sesil sedikit berbohong tak ingin Marshall mendapat omelan Maya

"Tante Maya?" panggilan seseorang menghentikan langkah mereka

Hingga mereka mendapati Gianna yang ternyata berdiri tak jauh dari sana

"Apa kabar tan?" tanya Gianna kamudian menyalam Maya

"Baik Gi. Kamu gimana kabarnya?" tanya Maya

"Baik kok tan. Em, tante mau ketemu Marshall?" tanya nya penasaran

Sesil dapat melihat dengan jelas binar bahagia dokter Gianna ketika ia membicarakan Marshall

Mungkinkah wanita cantik ini menaruh hati pada Marshall?

Pikiran itu berhasil membuat hati Sesil berdenyut nyeri entah karena apa. Yang jelas, Marshall dan Gianna sangat cocok untuk disandingkan. Cantik dan tampan, sama sama berpendidikan dan sekarang sudah sukses.

Sementara dirinya? Sudahla, tidak ada yang bisa dibanggakan bukan?

"Tante nemenin Sesil terapi, bukan nyari Marshall kok Gi. Lagian Marshall juga ada operasi katanya, iyakan sil?" tanya Maya berusaha melibatkan Sesil

"Haa, oh i..iya ma" balasan Sesil membuat Gianna membelalak kaget

Ma?

Mengapa Sesil memanggil Maya dengan sebutan ma?

Gianna sungguh penasaran. Namun belum sempat bertanya, suara seseorang dari balik tubuhnya membuat Gianna harus menahan diri.

"Hai ma, eh bocil" sapa Marshall kemudian mengecup pipi Maya singkat dan tangannya sembari mengusap puncak kepala Sesil dengan lembut

Hal itu semua tak luput dari perhatian Gianna. Cemburu berhasil menguasai gadis itu namun ia tetap berusaha menahan diri nya

"Mama, kak Acal tuh ma dari kemarin cal cil terus ih" omel Sesil yang penuh kejengkelan, mengabaikan sosok Gianna yang sebelumnya membuat isi kepala penuh

"Lah emang bocil. Gausah ngelak gitu, sadar diri kamu tuh cil" pancing Marshall lagi tak mau kalah

"KAK ACAL ARGH!!" teriakan tertahan Sesil membuat Maya harus menghentikan keributan itu, melihat dimana mereka berada saat ini.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang