empat dua

303 12 0
                                    

Hai, teman teman.. Maafkan aku yang belakangan jarang update ya. Semoga kalian suka, selamat membaca-

***

Malam ini setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan nya dirumah sakit, Marshall sudah sangat bersemangat karena ia dan kekasihnya -Sesil sudah membuat janji untuk makan malam bersama.

Ditengah tengah kebahagiaan Marshall yang sedang bersiap untuk pulang, dering ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Sesil

Sudut bibir pria itu tersenyum, namun seketika berubah menjadi sendu karena ternyata Sesil membatalkan janji mereka bertemu.

Gadis itu tidak mengatakan alasan pastinya. Hanya ada urusan penting katanya bersama Tere dan Rani.

"Ah ngga jadi dinner kan gue" Marshall menghempaskan tubuhnya kembali kekursi. Lelah yang tadinya tidak ia rasakan, kali ini seperti berlipat ganda menghantam dirinya.

Pria itu mencoba menghubungi Sesil namun tidak diangkat. Berniat mencari tahu kemana mereka bertiga pergi. Namun nihil, hingga panggilan ke lima Sesil tidak mengangkat ponselnya

"Shall, ngga balik?" suara seseorang dari arah pintu bersamaan munculnya kepala milik Riko membuat Marshall mengalihkan perhatiannya

"Ni mau balik. Udah beres lo?" tanya pria itu dan Riko hanya mengangguk "Gue nebeng ya, mobil dibengkel" gantian, kali ini Marshall yang mengangguk menyetujui

Selama perjalanan, keduanya memilih diam. Marshall sibuk dengan jalanan sementara Riko dengan ponselnya

"Kusut amat muke lu, ngapa kakanda?" tanya Riko ketika mendengar helaan nafas Marshall

"Sotau lu" balas Marshall malas. Riko pun terkekeh mendengar jawaban temannya

"Ngopi dulu ayo, gue traktir dah. Deket deket sini aja" tanpa memberi respon apa apa, Marshall langsung membawa masuk mobilnya pada parkiran coffee shop yang memang tak jauh dari sana.

Kedua nya tampak turun dari mobil, melangkah masuk menuju kedalam cafe. Suasana malam ini tidak terlalu ramai, mungkin karena sudah cukup malam dan dihari kerja. Banyak orang memilih untuk langsung kembali kerumah agar bisa segera istirahat

"Lu pesen gih, gue cari kursi" titah Marshall pada Riko.

Marshall mencari tempat untuk mereka duduki dan ia memilih untuk duduk disudut, menghadap kearah jalanan.

Pria itu tampak sibuk mengutak atik ponselnya, mencoba tetap menghubungi Sesil walau tak kunjung mendapat jawaban.

"Nih, ngopi dulu ngopi" ujar Riko menyodorkan satu cup Venti minuman Marshall

"Kenapa sih? Tumben banget muka lo begini?"

"Sesil ngga balas chat gue Ko" jawaban Marshall nyari membuat Riko tersedak. Sungguh, ia tak menyangka Marshall yang terlihat berwibawa ini ternyata bisa menyedihkan hanya karena perkara wanita

"Lagi sibuk kali si princess" Marshall mendelik tajam mendengar panggilan Riko untuk Sesil namun pria itu tampak tak peduli

"Ya paling ngga angkat bentar kek, kasih kabar aja gitu Ko. Udah malam ini, gue kan khawatir"

"Jiakkh khawatir" ledek Riko sembari tertawa mendengar ucapan Marshall

"Udah santai aja. Kali dia lagi main tu sama temen temennya. Biasa, cewek mah kalo udah kumpul lupa akan segalanya" nasihat Riko.

Pria itu pun memilih untuk mengalihkan pikiran Marshall dengan bertanya sekitar pekerjaan mereka hari ini. Rumah sakit memang sedang ramai ramainya hari ini dan tentu itu mempengaruhi pekerjaan mereka.

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang