empat puluh

381 15 0
                                    

Hai teman, selamat membaca cerita Marshall dan Sesil lagi ya. Terimakasih sudah mampir kecerita mereka, sudah memberi dukungan untuk mereka.

Sesil dan marshall hampir tiba dipenghujung cerita, selamat membaca yaa

Ps : Sambil dengerin lagu nya abang Tulus ya, maafkan aku jatuh suka~

***

Sejak insiden bablasnya omongan Marshall, pria itu bukannya terlihat menjauh tapi semakin gencar memberi perhatian pada Sesil. Sementara Sesil yang sangat terkejut, hanya bisa.. ngga bisa apa apa selain menikmati kedekatan mereka.

Sesil juga sudah kembali kerumahnya, tidak ingin terus terusan merepotkan Marshall namun ternyata pria itu enggan untuk tidak direpotkan. Hampir setiap hari ia akan mengantar Sesil untuk bekerja kemudian menjemput gadis itu lagi.

Semua Marshall kerjakan selagi ia bisa, selagi tidak ada jadwal pagi dan selagi tidak ada CITO. Namun sayang, sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu membuat Marshall sedikit uring-uringan.

Sejak tiga hari yang lalu ia harus mengikuti Seminar ke kota lain. Sepulang dari sana pun Marshall memiliki jadwal yang padat dan baru hari ini, ia boleh menikmati makan siang dengan tenang didalam ruangannya. Dengan inisiatif, Marshall mengambil ponsel, mencoba menghubungi Sesil. Namun tidak juga mendapat respon, membuat pria itu kesal

Kamu dimana?

Singkat dan sangat jelas pesan yang Marshall kirimkan untuk Sesil berharap gadis itu segera menjawab nya

Dilain tempat, Sesil terlihat sangat sibuk dengan pengunjung Cafe. Menu baru yang Cafe mereka baru luncurkan ternyata menarik perhatian konsumen sehingga beberapa hari ini seluruh karyawan harus bekerja dengan tenaga ekstra.

Bahkan untuk makan siang sekalipun, mereka harus membagi giliran, sungguh melelahkan sekali.

Sesil pun baru sempat menikmati makan siangnya ketika sudah pukul setengah tiga sore. Cacing didalam perutnya sudah sangat meronta ronta. Bahkan ayam geprek yang sudah terlihat lusuh pun masih sangat menggoda Sesil

"Gila, baru kali ini kita ngeluarin menu tapi sampe serame ini yang datang" ujar Tere seraya menyuapkan nasi ke mulutnya

"Bener Ter. Ya seneng sih yakan cuma karena kita ngga nyangka jadi berasa capek banget" Balas Sesil

"Mas Angga tuh wajib bangga sih sama kamu Sil. Berkat kamu nih, Hunny Bunny jadi rame" Tere berargumen sementara Sesil tampak tak setuju

"Kita semua tuh wajib dibanggain tau Ter. Kalo cuma da aku doang, ya mana bisa jadi begini" bantah Sesil

"Apa kita nuntut naikin gaji ya ke Mas Angga?" tawa Tere terdengar setelah  berucap absurd sementara Sesil ikut terkekeh

"Mau naik gaji kamu?" suara yang sangat familiar itu terdengar membuat kedua nya terkejut dan berdiri. Tere bahkan harus rela tersedak cabai. Sesil buru buru memberi air pada temannya berharap bisa mengurangi sakit karena tersedak ayam geprek level lima. Sabar ya Ter..

"Mas Angga ih, untung saya keseleknya daging ayam. Kalau tulang ayam gimana?" omel Tere

"Lah, saya salah apa? kan saya denger omongan kamu, saya tanyain lah" sangkal Angga menolak disalahkan padahal ia sempat terkekeh melihat reaksi Tere sebelumnya

"Salah nya itu mas Angga ngga pake aba aba. Muncul tiba tiba. Udah ah, nasi saya hilang nikmatnya nih" kata Tere bersungut hendak berlalu namun terhenti ketika kalimat Angga sukses membuat dua gadis itu ternganga

"Jadi mau dinaikin berapa persen gajinya?"

Tere segera berbalik, mendekat kearah Angga

"Beneran mas? ngga usah banyak banyak, lima puluh persen aja mas" balasnya dengan kekehan

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang