tiga satu

357 18 2
                                    

-Selamat membaca-

***

Setelah mengantarkan Maya juga Sesil keparkiran, Marshall dengan tergesa berjalan menuju ruangan Riko

Brakk

"Eh buset. Kebiasaan bener lo Shall main dobrak dobrak pintu gue. Rusak mau ganti lo?!" omel Riko jengkel dengan ulah Marshall

Tanpa peduli Marshall duduk dikursi berhadapan dengan Riko. Nafasnya tampak memburu, membuat Riko heran

"Maksud lo apaan Ko bilang begitu? Kenapa dengan Gianna?" tanya Marshall menggebu

"Nafas lo Shall nafas dulu. Engap gue ngeliatnya" Dumel Riko namun diabaikan oleh Marshall

"Kenapa Ko? Cepetan kasih tau" Desak Marshall

"Lo gatau?" pertanyaan Riko dibalas gelengan oleh Marshall

"Kacau banget lo Shall. Lo gatau Gianna berapa kali ngerusak mental si Sesil?" Marshall kembali menggeleng

"Tadi, gue dapat info dari perawat kalau hari ini jadwal Princess gue terapi"

"Namanya Sesil" potong Marshall cepat dan seketika membuat Riko tertawa

"Lah, suka suka gue. Siapa elu Marshall?" goda Riko membuat Marshall harus berkali kali mengendalikan diri

"Lanjut Ko lanjut" Marshall memilih tak memperpanjang perdebatan tak berguna dengan Riko karena info mengenai Sesil lebih penting saat ini

"Jadi setelah gue dapat info itu, gue langsung lah ke ruang fisioterapi. Cuma ya terapinya keburu selesai. Gue mau bahas soal kondisi Sesil sebenarnya sama dia. Cuma pas gue sampe sana, gue liat Gianna lagi ngobrol sama Sesil. Cuma rasa gue kok bukan ngobrol ya jatuhnya, Gianna justru ngerusak kepercayaan diri Sesil untuk bisa sembuh" jelas Riko membuat Marshall terbelalak tak menyangka

"Lo tau ngga si Gianna bilang sama Sesil kalau dia itu cacat. Ngga bisa sembuh dan dia ngga pantas sama lo" jelas Riko seketika membuat Marshall mengepalkan kedua tangannya menahan amarah

"Lah, kata gue sih emang Sesil mau sama lo? Kalaupun lo ngga mau sama dia, ada gue keleus" jelas Riko ikut merasa kesal mengingat kembali omongan Gianna

"Ngga tahan gue ngeliat princess digituin sama si Gianna. Mana muka sama matanya udah merah mau nangis ,Gianna malah sibuk ngelanjutin bacotnya. Yaudah gue samper. Makanya, gue bantu balikin keyakinan Sesil dengan cara begitu. Karena emang dia udh nyaris bisa jalan lagi Shall. Lo lihat sendiri kan?" Marshall mengangguk menyetujui pernyataan Riko

"Ajakin dia latihan dirumah lah Shall. Karna kalo terapi di rumah sakit aja juga lama kan. Gedek banget gue sama tingkah si Gianna benerean" Riko terlihat kesal namun belum sempat pria itu melanjutkan omelannya Marshall sudah berlari keluar ruangan dengan suara dentuman pintu yang tertutup

"RUSAKIN MARSHALL RUSAKIN. KATA GUE LO BISA GANTI MAH" teriak Riko dari dalam ruangan.

Begitu keluar dari ruangan Riko, Marshall segera mempercepat langkahnya menuju ruangan Gianna

Emosi nya sudah siap meledak, bahkan beberapa perawat yang biasa mau menyapa Marshall sekedar basa basi pun hari ini enggan menyapa Marshall melihat raut wajah pria itu

"Dokter Gianna ada didalam?" tanya Marshall ketika berpapasan dengan suster Dewi tepat didepan pintu poli Gianna

"Ada dok, baru aja selesai" balas suster kemudian Marshall terlihat memaksa masuk hingga sedikit menimbulkan dentuman keras

Gianna cukup terkejut mendengarnya ditambah lagi sosok Marshall yang muncul saat ini sepertinya sedang menahan gejolak amarah.

"Mau kamu apa Gianna?" tanya Marshall langsung

Bitter-Sweet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang