34. Aghnia

7.4K 605 1
                                    


~happy reading~

Setelah sampai di pesantren ar-rum gus Rama Aghni dan gus Zafar langsung masuk kendalem sedangkan Laras langsung balik keasrama untuk beristirahat karena mereka sampai dipesantren hari sudah gelap.

"Umi sama abi kayaknya udah tidur" ucap Aghni yang melihat suasana ndalem sepi.

"Udah malam sayang abi sama ummi pasti istirahat" ujar gus Rama.

"Mas duluan kekamar" gus Rama mengangguk sebagai jawaban.

"Mau langsung tidur hm" tanya gus Rama.

Aghni nampak berpikir perutnya sedikit laper kalau langsung tidur pasti tidurnya tidak akan nyenyak lebih baik ia makan terlebih dahulu baru tidur.

"Perut Nia laper Aa" ucap Aghni memanyunkan bibirnya membuat gus Rama gemes sendiri.

"Nia mau makan apa biar Aa belikan" tanya gus Rama.

Aghni menggeleng. "Aghni pengen makan mi instan Aa"

"Ya udah bentar Aa masakin dulu" gus Rama hendak kedapur tapi lengannya lebih dulu ditahan oleh Aghni.

"Biar Nia aja yang masak, Aa bawak koper aja kekamar"

"Ya udah nanti Aa langsung turun" gus Rama segera pergi kekamar mereka untuk meletakkan koper, sedangkan Aghni berjalan menuju dapur untuk memasak mi instan.

Setelah meletakkan koper dikamar gus Rama langsung kedapur untuk menemui Aghni. "Sayang" gus Rama memeluk Aghni dari belakang meletakkan dagunya dipundak Aghni.

"Aa ihh jangan peluk Nia" bukannya melepaskan pelukkan gus Rama justru semakin mengeratkan pelukkannya kepada Aghni.

"Aa mau peluk"

"Susah Aa nanti aja peluknya"

"Enggak mau, Aa mau sekarang peluknya" akhirnya Aghni membiarkan saja gus Rama memeluknya.

"Nanti kalau kita punya anak Nia mau berapa" tanya gus Rama mengelus perut Aghni.

"Nia sedikasihnya Allah aja Aa, yang penting anak kita sehat"

"Semoga Allah segera memberi kita momongan" ucap gus Rama penuh harap.

"Amin"

Setalah matang Aghni menyajikan mi instannya dipiring dan membawanya kemeja makan. "Aa lepasin kita makan dulu" gus Rama tetap menggeleng menolak untuk melepaskan pelukkannya dengan Aghni.

"Terus makannya gimana" gus Rama melepas pelukkannya duduk dikursi menarik lengan Aghni hingga ia terjatuh dipangkuan gus Rama.

"Gini aja"

"Aa nanti ummi sama abi lihat"

"Enggak papa sayang" Aghni pasrah susah jika gus Rama dalam mode manja.

"Aa makannya kita bagi dua ya, mi nya habis soalnya" ketika Aghni hendak memasak tadi mi instannya hanya tersisa satu.

"Tidak apa-apa Nia, mi nya untuk Nia saja"

"Aa nya gimana"

"Baca bismillah dulu" gus Rama tidak menjawab ucapan Aghni menyuapkan Aghni makan yang diterima langsung dengan Aghni.

Aghni mengambil alih sendok yang dipegang gus Rama balik menyuapkan gus Rama. "Kalau Nia makan Aa juga makan" gus Rama mengangguk dan tersenyum.

Akhirnya gus Rama dan Aghni makan satu piring berdua, karena makan berdua dengan orang yang disayang justru makanan itu jauh lebih enak walaupun cuma makan dengan mi instan.

AGHNIA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang