Chapter 1: move

102K 6.7K 110
                                    


Mikael menatap wajah baru nya di cermin. Dia menyunggingkan senyum puas saat melihat wajah baru nya, meski pun dia agak kesal karena tinggi badan nya yang tidak terlalu tinggi.

Yah, tinggi badan nya sekitar 178cm di kehidupan sebelum nya. Tapi sekarang tinggi badan nya tidak lebih dari 160 cm. Kulit nya seputih susu dengan rambut coklat lembut.

Wajah nya? Jangan ditanya sudah pasti rupawan. Jika tokoh figuran saja sudah seindah ini, Mikael jadi berfikir bagaimana rupa para tokoh utama, mungkin seratus kali lebih indah dari nya yang hanya sekedar tokoh figuran.

Oh lihat lah wajah imut menggemaskan ini. Mikael mencubit pipi nya sendiri yang gemuk. Mata nya bulat dengan netra coklat terang, bibir nya ranum berwarna pink alami serta hidung mancung yang kecil.

Daripada tampan, wajah ini justru terlihat cantik dan imut.

Mikael tersenyum miring. Dulu dia dibully karena memiliki wajah yang biasa biasa saja bahkan kata sepupu nya dia jelek, tetapi sekarang? Mikael ingin tahu apa ada yang akan Membully nya jika wajah nya secantik ini?

Sungguh kasihan, remaja sepolos dan semurni ini memiliki akhir yang tragis. Mikael menggelengkan kepala nya, dia bertekad untuk mengubah alur setidaknya ia akan mengubah takdir malang tokoh figuran kecil ini.

Tak

Suara yang berasal dari luar kamar nya membuat Mikael tersentak kaget. Dia menoleh dengan wajah pias ke arah pintu, menatap pintu itu dengan takut takut.

"Suara apa itu? Perasaan Mika tinggal sendiri di rumah ini." Mikael bergumam sambil memalingkan wajah nya lagi ke cermin.

"Takut ih." Mikael mengerucutkan bibir nya lucu. Dia berfikir sejenak sebelum membuka lemari pakaian nya dan mengeluarkan koper. "Mending aku pindah aja dari rumah gede ini."

Well, pada dasarnya, Mikael hanya anak cengeng dan penakut. Lebih baik dia pindah ke apartemen daripada tinggal sendirian di rumah besar ini. Biarlah dia menyewa seseorang untuk menjaga rumah ini.

Dengan tanpa basa basi, Mikael mengemas baju baju dan barang barang penting lain nya. Oh, dan jangan lupa membawa semua uang yang ada di brankas agar tidak di curi takut takut akan ada maling.

Setelah mengemas semua barang barang nya, mika membersihkan diri nya dan bersiap untuk pergi dari rumah ini.

Setelah siap, mika menatap pintu kamar nya, remaja berusia 15 tahun itu meneguk ludah nya dengan susah payah.

"Takut ada hantu..." Mikael menggelengkan kepala nya mengenyahkan pemikiran konyol nya. "Mana ada hantu siang bolong begini Mikael. Kenapa aku penakut banget sih." Gumam nya kesal. Dia menghela nafas dan meyakinkan diri nya.

Perlahan Mikael membuka pintu kamar nya. Beruntunglah kamar nya terletak di lantai satu. Tangan nya mencengkram erat koper sambil merapatkan doa.

Oh lihatlah keadaan rumah yang sangat suram dan dingin ini. Mikael jadi berfikir apa mika(tokoh figuran) tidak takut tinggal sendirian di rumah ini.

Tak

Citt citt

"AAAAAA MAMA." Mikael menjerit sekuat tenaga dan berlari sekencang mungkin sambil menyeret koper nya ke arah pintu keluar.

Sesampai nya di luar pintu, mikael segera mengunci nya dengan nafas yang masih memburu.

"Huh huh...selamat." mikael mengelus peluh di dahi nya sambil mengusap dada. Well, padahal dia tahu suara yang membuat nya takut barusan adalah suara tikus. Yah memang Mikael saja yang pada dasar nya penakut.

Puk

"Mama!" Mikael berseru kaget saat ada yang menepuk bahu nya. Dia membalik kan badan nya dan melihat seorang pria paruh baya dengan seragam satpam.

Mikael mengembuskan nafas nya lega. Dia mengusap dada nya lagi. "huh pak Jamal ngagetin aja." Mikael ingat pria paruh baya itu adalah satpam yang berjaga rumah besar ini.

"Eh maaf, Aden kaget ya." Pak Jamal meringis. Tatapan mata nya tertuju pada dua koper yang di bawa mikael. Dahi nya mengkerut. "Loh Aden mau kemana toh? Mau liburan ya?"

Mikael menggeleng. Dia tersenyum. "Bukan pak, mika mau pindah." Jawab nya.

"Kenapa, den?" Tanya pak Jamal.

Mika berfikir sejenak, tak mungkin kan jika dia menjawab karena takut. Itu akan menimbulkan kecurigaan pak Jamal. Mika yang pak jamal kenal bukan orang penakut, tapi dirinya sekarang bukan mika yang dulu.

"Eng b—biar lebih Deket aja kalau kesekolah." Beruntung Mikael mendapat jawaban yang masuk akal. Melihat pak Jamal akan bertanya lagi mikael buru buru berucap. "Oh iya pak Jamal tolong jagain rumah mika ya, nanti mika bakal nyewa orang buat bantu pak Jamal jagain rumah sama bersihin rumah."

Pak Jamal mengangguk saja. "Oh yaudah kalo gitu. Tenang aja pak Jamal pasti bakal selalu jagain rumah ini kok den. Aden semoga betah ya tinggal di rumah baru nya."

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL]suddenly become an extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang