Chapter 24: Female lead hatred

52.6K 4.7K 106
                                    

"Siapa yang nyuruh Lo duduk di sini?" Tanya Bastian tak suka.

Ela mengerjapkan matanya. Begitu pun seluruh siswa yang merasa heran. Bukan kah tadi Bastian yang memanggil Ela?

"A-abang?" Ela tergagap menatap Sebastian dengan bingung.

"Gue bukan manggil Lo, gue manggil adek gue." Ucap Sebastian.

"Tapi aku Adek Abang?"

Sebastian menatap sinis Ela. "Ga usah pede Lo. Sejak kapan gue nganggep Lo Adek gue?" Ketus nya.

Lagi lagi seluruh siswa dibuat bingung. Semua orang tahu Ela adalah adik Sebastian sejak pertama Ela masuk sekolah, meskipun adik angkat. Jika Sebastian bukan memanggil Ela, lantas siapa? Ishaira? Tidak, gadis itu belum terlihat dari tadi.

"Adek sini duduk." Sebastian menatap pada mikael dengan lembut.

Mikael mengangguk. "Iya Abang." Mikael mendudukkan dirinya di samping Sebastian. Membuat pemuda tampan itu mengelus rambut adik nya.

Semua orang terperangah, jadi Siswa menggemaskan itu adalah adik Sebastian?

Atlanta, Jan dan Aiden pun ikut terperangah kaget. Mereka baru tahu Sebastian memiliki adik laki laki? Yang mereka tahu adik Sebastian hanya Ishaira dan mungkin Ela? Itupun Ela tak di anggap Sebastian.

"Bro?" Atlanta menatap Sebastian dengan datar tapi di mata nya ada rasa penasaran.

"Lio Ona sini duduk." Mikael menunjuk kursi yang masih kosong. Lionel dan Liona mengangguk kaku, mereka tak percaya bisa duduk bersama Most wanted.

Dan tentu saja dengan Ela yang masih berdiri kaku.

Bisik bisik terdengar lagi.

Woah dia Adek nya ka Bastian?

Lucu banget ya ampun

Jadi kak Bastian bukan manggil Ela? Tapi kasian Ela, dia kayak sedih gitu.

Duh kalo gue sih malu! Lagian siapa suruh pede banget...

Ela mengepalkan tangan nya kuat, dia merasa dipermalukan Dan itu semua karena mikael, meski banyak para murid yang bersimpati padanya. Rasa benci di hati Ela untuk mikael sudah mencapai batas maksimum. Dia tidak tahan lagi.

"Sial sial sial. Mikael...awas aja Lo. Kali ini gue bener bener ngga akan tinggal diam. Lo udah hancurin semua nya." Batin Ela. Karena sudah terlanjur malu, Ela segera berlari keluar kantin dengan diiringi ejekan ejekan halus oleh murid murid yang tak menyukai nya.

"Abang kenapa Ela ngga di ajak duduk juga? Aku kan mau liat muka kesel nya." Tentu saja kalimat terakhir ia ucapkan dalam hati.

Astaga kenapa mikael menjadi penuh kebencian terhadap protagonis wanita seperti ini? Mikael tidak mengerti, dia hanya tidak menyukai protagonis wanita. Entah mengapa melihat nya di permalukan membuat mikael senang.

"Buat apa ngajak dia. Abang ga suka." Sahut Sebastian.

Mikael hanya mengerucut bibirnya lucu. Tingkah lucu nya ini menguat semua yang berada di meja itu merasa gemas.

"Bas dia Adek Lo? Kenalin lah sama kita." Ujar Aiden sambil menaik turunkan alis nya.

"Gak." Jawab Bastian singkat. "Adek gue alergi orang genit kayak Lo."

Aiden memasang wajah tersakiti.

"Abang ga boleh gitu." Tegur mikael. "Mika mau kok kenalan sama Abang." Ucap nya sambil menatap Aiden dengan senyum manis.

"Tuh adek Lo aja mau kok di ajak kenalan. Hehe, halo adek manis kenalin nama Abang Aiden Zifrano, sahabat Abang kamu yang paling ganteng." Ucap nya narsis.

[BL]suddenly become an extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang