[BL]suddenly become an extra

Chapter 7: School

Pagi yang cerah secerah suasana hati seorang Mikael Angelo.

Remaja bertubuh mungil itu berdiri di depan cermin full body, mengagumi ketampanan nya sendiri.

Yah pagi ini sudah menunjukkan pukul enam pagi dan tentunya Mikael yang sudah sangat antusias bersekolah sudah bersiap siap sejak tadi. Kini dia sedang meneliti penampilan nya di depan cermin.

Tubuh mungil nya sudah di balut dengan seragam sekolah. Rambut nya yang sudah di tata rapih dan wajah nya yang tentu sudah sangat tampan, yah setidak nya itu menurut Mikael.

Karena sebenarnya, Mikael jauh dari kata tampan. Dia justru terlihat imut dan menggemaskan seperti anak SD.

Setelah puas meneliti penampilan nya, Mikael melihat jam yang ternyata sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi.

Dia buru buru meraih tas nya dan keluar dari kamar. Langkah kaki nya menuju pantry, Mikael seperti nya tidak akan sempat untuk sarapan dia takut telat datang ke sekolah apalagi ini hari pertama nya.

Oleh karena itu, sebagai ganti nya Mikael menyiapkan bekal untuk diri nya sendiri. Sandwich dan banana milk.

Setelah selesai Mikael segera keluar dari apartemen nya. Rencana nya dia akan berangkat dengan bus, sebenarnya bisa saja mikael membeli mobil atau motor hanya saja dia tidak bisa mengendarai nya. Jadi pilihannya hanya naik bus atau taksi, namun Mikael memilih opsi pertama.

.....

Mikael turun dari bus nya tepat di halte yang berada di depan gedung sekolah yang sangat besar.

Internasional high school

"Wow..." Mikael terperangah saat melihat betapa besar nya sekolah ini. Bangunan bergaya Eropa itu membuat Mikael tak henti henti nya mengagumi.

Dia perlahan berjalan memasuki gerbang sekolah, sudah banyak siswa siswi yang datang baik itu siswa lama maupun siswa baru.

Mikael berjalan sambil mencengkram erat tali tas nya. Mata bulat nya mengerjap saat merasakan banyak pasang mata yang menatap nya.

"Kenapa mereka pada liatin aku?" Cicit nya sambil menundukkan kepala.

"Eung aku harus kemana ya?" Mikael berdiri dengan linglung di koridor. Mata nya menatap para siswa siswi yang berlalu lalang. Ingin bertanya namun Mikael agak takut. Dia takut tidak bisa menghindari alur nya di novel.

Oh sekarang Mikael terlihat seperti kelinci kecil yang tersesat.

Puk

Tiba tiba saja bahu nya di tepuk dari arah belakang. Mikael sedikit berjingkit kaget dan membalikan badan nya. Mikael melihat ada dua orang yang sedang tersenyum padanya. Seorang gadis dan laki laki.

"Hai!" Sapa laki laki bertubuh mungil yang hampir sama seperti Mikael. Oh laki laki itu terlihat cukup tampan dan manis.

Mikael memiringkan kepala nya dan menatap polos pada dua orang itu. "H-hai..?"

Laki laki itu memekik gemas melihat bagaimana cara Mikael menatap mereka. "Kamu murid kelas 10 juga?" Tanya nya dengan senyum lebar. Sementara si gadis hanya tersenyum tipis.

"Iya.." Mikael mengangguk.

"Kenalin nama aku Lionel Sagara panggil aja lio dan ini kakak kembar aku Liona sagita." Lionel mengenalkan dirinya dan sang kembaran dengan antusias.

"Aku Mikael Angelo. Panggil aja mika." Mikael membalas dengan senyum lebar.

"Kamu lucu banget. Mau kan jadi temen kita?" Lio mencubit gemas pipi bulat Mikael. Dia bahkan tidak sadar diri jika dirinya pun lucu.

Mikael mengangguk dengan semangat. Akhirnya dia mempunyai teman.  Namun di novel kan tidak ada yang mau berteman dengan mikael? Apa mungkin alur nya sedikit berubah? Itu bagus.

Tapi dia tidak pernah mendengar tokoh bernama Lionel Sagara di novel. Tapi.... Mikael menatap Liona kakak kembar Lio, ah mikael ingat, Liona adalah salah satu tokoh yang akan menjadi teman protagonis wanita.

Mikael agak heran. Kenapa Lionel terlihat lucu dan manis sedangkan Liona justru terlihat cantik dan tampan secara bersamaan. Gadis itu juga terlihat tomboi dan maskulin dilihat dari dia yang mengenakan celana alih alih rok juga rambutnya yang dipangkas seperti pria, ia bahkan sempat mengira Liona adalah laki laki.

Apa tidak tertukar? Ah entahlah lupakan saja. Mikael senang bisa mendapatkan teman di hari pertama nya masuk sekolah.

"Kamu juga lucu banget." Mikael membalas mencubit pipi Lio. Sedangkan Liona menatap dua mahluk imut itu dengan gemas.

Mereka cocok banget kalo jadi uke, hehe..batin Liona.