Sebastian baru saja memasuki mobil nya, dia akan membawa adik nya ke rumah sakit tetapi Ishaira datang entah dari mana dan ikut masuk ke dalam mobil."Mau kemana bang?" Ishaira bertanya dengan santai, dia melirik mikael yang masih memejamkan matanya tanpa rasa khawatir.
Sebastian yang melihat betapa santai nya Ishaira menatap tak percaya adik perempuan nya itu. "Kamu enggak liat! Adek kita habis di-bully!" Bentak nya tak habis pikir.
Ishaira justru tertawa, dia menatap Mikael dan mencubit pipi adik nya itu. "Adek bangun udahan akting nya." Ucap Ishaira.
Mikael bangun dan mengelus pipi nya yang dicubit Ishaira. "Udah selesai kan? Kakak jangan lupa beliin mika boneka bebek nya! Sekarang!" Mikael mengerucutkan bibir nya.
"Adek pinter banget sih! Iya kakak udah beli boneka buat Adek, nanti pulang sekolah udah ada di rumah."
Sebastian melihat interaksi antara dua adiknya dengan tatapan bodoh, jika ada yang melihat Sebastian seperti ini pasti image nya sebagai cowok cool akan hancur.
Hei! Bagaimana tidak, dia sedari tadi sudah khawatir sampai mati karena keadaan mikael, tapi sekarang? Adik nya itu justru bangun dan seolah tidak terjadi apa apa setelah Ishaira membangun kan nya.
"K—kalian.....kalian...apa maksud nya?" Sebastian tanpa sadar meninggikan suara nya, hal itu membuat mikael yang ada di sebelah nya tersentak kaget dan menatap Abang nya dengan mata membulat.
Ishaira justru tertawa. Dia kemudian menoleh pada mikael yang masih kaget dengan suara tinggi Abang nya. "Adek pinter banget aktingnya sampe bang bas percaya hahaha."
Mikael justru mencebik. "Lagian kenapa sih Mikael harus akting kayak gitu?"
"Sebenarnya ada apa sih ini!" Sebastian menatap mereka dengan raut frustasi. Dia masih tidak mengerti mengapa Mikael berakting seperti itu, dia rasa itu tidak lucu tapi Ishaira justru tertawa! Dan seperti nya mikael pun tidak tahu kenapa dia harus berakting seperti itu.
Ishaira menghentikan tawa nya, kemudian raut wajah nya berubah menjadi serius.
.....
"Jadi ini semua karena anak pungut itu?! Dia nyuruh Imelda buat bully Adek?" Sebastian bertanya dengan tidak percaya setelah mendengar penjelasan Ishaira.
"Yeah, Lo bisa tanya Ocha kalo enggak percaya atau langsung tanya aja sama si Imelda." Jawab Ishaira. "Gue cuma mau lakuin apa yang diinginkan Ela, liat seberapa seneng dia sekarang dan seberapa nyesel dia nanti." Lanjut nya dengan nada sinis.
"Untung aja waktu itu gue dengar percakapan mereka di toilet, kalo enggak, Adek mungkin udah ada di rumah sakit—lo tau kan Imelda kalo bully orang enggak tanggung tanggung."
Sebastian diam dengan wajah gelap, dia sangat marah. Ia berfikir apa yang harus dia lakukan untuk membalas Ela? Gadis itu sangat berani menyuruh orang untuk menindas adik nya. Benar, untung saja Ishaira mendengar percakapan Ela dan Imelda, kalau tidak—sebastian tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada adik nya.
"Kita harus kasih tau mommy sama daddy. Biar sekalian dia di usir, gue udah muak." Ucap Ishaira. "Dulu dia suka ganggu gue dan fitnah fitnah gue, gue enggak masalah, gue diem. Tapi sekarang dia berani mau nyakitin mikael? Gue enggak akan tinggal diem."
Sebastian menghela nafas, dia melirik pada mikael yang sudah tertidur di jok belakang. "Lo Bener, tapi takut nya kita enggak bisa ngusir Ela gitu aja. Lo tau kan masih ada Oma di pihak Ela, dia pasti enggak akan rela Ela di usir, Lo juga tau sesayang apa Oma sama anak pungut itu." Ucap Sebastian, bahkan mereka saja yang merupakan cucu kandung Oma, tidak di sayang sebegitu besar nya tapi justru Ela yang adalah anak angkat malah begitu di sayang oleh nenek tua itu.
Mendengar ucapan Sebastian, wajah Ishaira menjadi masam. Dia baru ingat, jika di keluarga mereka yang selalu membela Ela habis habisan adalah oma nya. Entah apa yang dilakukan anak pungut itu hingga membuat Oma sangat menyayangi nya, Ishaira saja tidak sebegitu disayangi oleh Oma nya, Oma nya justru sering membanding bandingkan dia dengan Ela.
"Tapi Oma kan lagi di luar negeri, jadi enggak masalah kita ngusir anak pungut itu, selagi Oma ga tau."
"Lo pikir Oma engga akan tau? Dia nyimpen banyak mata mata di sekitar kita, begitu kita ngusir Ela dia pasti akan tahu dan pulang."
Ishaira mendengus. Dia kemudian tersenyum sinis. "Kalo enggak bisa ngusir anak itu, kita masih bisa minta Daddy buat hukum anak itu." Dia menatap Sebastian dengan tatapan penuh arti.
Sebastian Melirik Ishaira, dia kemudian menyalakan rokok dan menghisap nya. "Hukum cambuk bagus juga." Gumam nya sambil mendengus.
Ishaira berdecak. "Jangan ngerokok, Adek masih ada disini. Gue aduin mommy kalo elo ngerokok Deket adek."
Sebastian hanya mendengus dan mematikan rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]suddenly become an extra
Fantasy[END] mikael's daily life after he lived in the novel world. _________________________________________ Disclaimer: cerita murni fiksi, tidak benar benar terjadi di dunia nyata. BL‼️⚠️ Cover by pinterest Start: 21 Oktober 2022 End : 17 Juli 2023