[BL]suddenly become an extra

Chapter 14: Not Ela

Di mansion Adipradana.

"Mommy Ela boleh beli sepatu keluaran terbaru ga?" Ela merengek pada ibu angkat nya, berharap keinginan nya dapat di penuhi.

Sania mengerutkan kening nya menatap pada anak angkat nya. "Memang berapa harga nya?" Tanya nya dengan lembut.

Ela terlihat berfikir. "Em cuma sepuluh juta kok." Jawab nya.

Sania menghela nafas nya. "Itu mahal Ela, nanti aja ya. Kamu harus belajar hemat." Ucap Sania.

Ela membulatkan mata nya. Selama ini permintaan nya tidak pernah tidak di turuti, meski ia anak angkat Sania pasti akan selalu menuruti apa mau nya. "Kok gitu si mom? Padahal cuma sepuluh juta ngga akan bikin kita bangkrut." Ela tanpa sadar menaikan suara nya membuat Sania agak terkejut.

"Ela kamu bentak mommy?" Sania menatap tak percaya anak angkat nya itu.

"Berani banget Lo bentak mommy gue." Tiba tiba saja Sebastian datang dan berbicara sarkas pada Ela.

Ela menunduk dengan tubuh gemetar, sial dia kelepasan membentak ibu angkat nya itu.

"E-enggak maafin Ela, Ela ga sengaja mom. Tapi Ela bener bener mau sepatu itu." Jawab Ela dengan memelas.

"Dasar ga tau diri." Celetuk Aira yang kebetulan lewat sehabis dari dapur membuat Ela menatap Aira tajam meski sekilas.

Sania menghela nafas, dia menatap Ela dengan tatapan terkesan datar. "baik, mommy belikan." Ucap nya.

Ela merjingkit senang. "makasih mommy." Ucap nya kemudian berlalu begitu saja ke kamar nya.

Sebastian mendesis marah. "emang ga tau diri. Mom, mommy seharusnya jangan manjain dia terus dong! Liat kan dia jadi ngelunjak." Ucap Bastian marah sebelum dia melangkah kan kaki nya meninggalkan sang mama.

Sania hanya menghela nafas lelah, dia kemudian berjalan ke arah dapur. Entah apa yang wanita itu pikirkan.

***

"Sial gue kelepasan bentak wanita bodoh itu. Untung aja wanita bodoh itu masih mau nurutin permintaan gue." Ela mendudukkan dirinya di kasur empuk milik nya dengan kesal.

"Tapi kenapa Sebastian malah benci sama gue seharusnya dia paling sayang sama gue." Gumam nya dengan kesal.

Gadis itu berdiri dan berjalan ke depan cermin. "Sebenarnya apa yang salah? Kenapa alur nya melenceng?!"

"Atlanta seharusnya sekarang udah jadi pacar gue, tapi kenapa dia bahkan enggak ngelirik gue sejak awal?"

Tangan nya mengepal sambil menatap tajam bayangan dirinya sendiri di cermin. "Sial, gue harus lakuin sesuatu biar alur nya ga melenceng lagi."

"Harus mulai dari mana ya?" Dia berfikir, kemudian menyeringai lebar. "Ah gimana kalau gue fitnah si Aira supaya mommy, daddy sama Abang benci sama dia. Itukan yang seharusnya terjadi di novel?"

Ada yang berbeda dari protagonis wanita, benar kan?

Tentu saja karena dia bukanlah protagonis wanita yang asli.

Inara Aprilia, seorang wanita malam yang setiap harinya melayani para pria hidung belang yang sudah memiliki istri.

Wanita yang meninggal karena keegoisan dan perbuatannya sendiri.

Dia mati karena di aniaya oleh istri istri dari para pria hidung belang yang dia goda. Inara cukup merasa terhina karena memiliki kematian seperti itu.

Namun tanpa di duga, dia malah bangun kembali di tubuh orang lain alih alih masuk neraka.

Awal nya dia merasa kesal karena hidup kembali di tubuh seorang gadis yang tinggal di panti asuhan. Dia harus tinggal bersama anak anak kecil menyebalkan dan ibu panti yang galak.

Namun Inara menyadari bahwa dia masuk kedalam dunia novel, novel yang pernah sekali dia baca. Itupun karena dia sedang merasa bosan saat menunggu pria yang menyewa jasa nya.

Inara merasa dirinya beruntung karena dia menjadi tokoh protagonis wanita nya. Dia akhirnya mengikuti semua sifat dan kebiasaan yang dilakukan protagonis asli nya termasuk berpura pura polos.

Sesuai alurnya, protagonis wanita akan di adopsi oleh keluarga kaya raya. Dan Inara sangat senang akan hal itu. Namun dia tidak sabar, akhirnya Inara memiliki rencana dengan mendatangi rumah keluarga angkat nya itu agar dia di adopsi lebih cepat.

Inara berpura pura terluka di dekat kediaman keluarga angkat nya hingga salah satu keluarga angkat nya itu melihat dan merasa simpati dan mengadopsi nya.

Semua berjalan sesuai rencana, Inara di adopsi lebih cepat. Dia memang diterima di keluarga ini pada awal nya, meski ayah angkat nya sering bersikap dingin tetapi kedua kakak laki laki nya baik padanya. Namun entah apa yang salah, kedua Kakak laki laki nya itu perlahan mengubah sikap nya dan tak menyukai nya. Inara hanya mengandalkan kasih sayang ibu angkat nya di rumah ini.

Dan juga Inara tidak bisa membuat tokoh antagonis yang merupakan kakak angkat perempuan nya dibenci oleh keluarga nya seperti di novel, justru dirinya lah yang semakin tak di sukai.

Apalagi protagonis pria, Atlanta, seharusnya jika menurut plot di novel, Atlanta akan menjadikan nya kekasih. Namun bukan saja Atlanta tidak menjadi kan nya kekasih, pria itu bahkan tidak tertarik padanya, melirik dirinya pun seolah tak Sudi.

Inara tidak tahu dimana yang salah. Padahal dia sudah semaksimal mungkin bersikap seperti Ela yang asli.

Tetapi semua nya sangat melenceng, sangat berbeda dengan yang seharusnya tertulis di novel. Inara bahkan sempat meragukan bahwa ternyata dia salah mengira dan bukan memasuki dunia novel, tetapi semua—latar tempat sampai deskripsi setiap tokoh sama seperti novel yang dia baca.

Oleh karena itu, inara akan melakukan apapun supaya semua nya tampak seperti yang tertulis di novel. Dia protagonis nya, dan semua orang harus berporos padanya.