Chapter 48

29.2K 2.7K 40
                                    

Mikael, mommy dan kedua kakaknya berjalan menuju mobil, mereka baru saja akan pulang setelah menjenguk bunda Liona dan Lionel. Cuaca lumayan terik dan mikael ingin cepat masuk ke mobil karena panas, jadi remaja itu berlari kecil meninggalkan mommy dan dua Kakak nya di belakang.

"Akh." Tanpa sengaja, mikael menyenggol seseorang. Remaja itu menoleh dan melihat Ela yang menatapnya dengan kesal.

"Lo, ngapain Lo disini?" Tanya Ela pelan sambil menepuk nepuk tangan nya yang tersenggol oleh Mikael dengan jijik.

"Kak Ela sendiri ngapain di sini?" Nada suara mikael terdengar main main, tetapi wajah nya tetap polos. Mikael menatap ke belakang Ela, ada Keira yang duduk di kursi roda sementara Camila mendorong nya, dan juga seorang pria paruh baya yang Mikael lihat tadi bersama Ela.

"Ngapain Lo disini?" Camila langsung menunjuk ekspresi tidak ramah ketika melihat mikael.

Baru saja mikael akan menjawab, tetapi Ela lebih dulu berseru dengan suara ceria.

"Mommy! Abang!" Ela berjalan kearah mommy Sania dan Sebastian. Mengabaikan Ishaira yang memasang tampang sinis.

"Ela, kenapa kamu disini?" Tanya Sania sambil menatap anak angkat nya dengan tatapan datar.

Ela memeluk tangan Sania dengan manja. "Ela nganterin Keira terapi, mom." Ucap Ela sambil menunjuk Keira yang hanya diam duduk di kursi roda nya dengan tatapan kosong.

"Oh." Sania mengangguk saja dan menatap gadis teman Ela itu. setelah beberapa saat Sania kembali menarik tatapan nya dan melepas tangan Ela dengan pelan.

"Ayo pulang." ajak nya pada ketiga anak nya.

Sebastian dan Ishaira mengangguk dan masuk kedalam mobil.

"Ayo sayang." Sania mengandeng tangan mikael dan mengajaknya masuk ke mobil bagian penumpang, mengabaikan Ela.

Ela yang diabaikan menunduk sedih, tangan nya mengepal di kedua sisi tubuh. "Mommy enggak ajak gue pulang? Gue juga anak mommy kan!" Batin nya dengan kesal.

Camila dan Dirga menatap Ela dengan tatapan iba. Kasihan sekali Ela, diabaikan seperti itu oleh keluarga nya. pikir mereka.

Camila tidak tahan, dia melepas tangan nya dari kursi roda Keira dan menghampiri Ela, menggandeng tangan sahabat nya itu.

"Tante, kenapa Ela enggak di ajak pulang?" Camila memberanikan diri untuk bertanya, dia menatap Sania dengan tatapan tegas. Seperti seorang yang membela sahabat nya dari ketidakadilan.

Sania menghentikan gerakannya untuk menutup pintu mobil dan menatap Camila sambil mengerutkan keningnya. "Dia pulang bersama kalian kan?" Tanya Sania heran.

Camila yang mendengar itu merasa kesal, sebagai seorang ibu bukan kah Sania harus lebih perhatian, setidaknya mengajak Ela untuk pulang bersama mereka? "Ya Tante seenggak nya ajak Ela dong, Ela kan anak Tante juga!" Tidak peduli lagi siapa orang yang ia ajak bicara, Camila berseru dengan kesal tanpa mempedulikan sopan santun.

Sania mendatarkan wajahnya dan mencibir dalam hati. "Tidak sopan. Jika dia ingin pulang dengan kami, masuk saja. Kenapa soal pulang harus di permasalahkan?" Balas Sania.

Camila mendengus, Sania yang dia lihat dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu, Ela membawa Camila dan Keira kerumahnya, dan Sania terlihat ramah dan menyayangi Ela, mementingkan Ela di atas segalanya. Tetapi sekarang?

"Emang bener kata Ela ya, semenjak kedatangan mikael keluarga nya berubah. Tante juga berubah. Mikael emang pembawa sial, gara gara dia Ela jadi menderita." Ucap Camila dengan sinis.

Ela menatap Camila dengan panik, sialan, kenapa Camila berkata seperti itu? Lihatlah, wajah Sania menjadi tidak sedap dipandang ketika mendengar ucapan Camila dan sekarang Sania menatap Ela dengan tajam.

[BL]suddenly become an extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang