Mikael menikmati Eskrim nya sambil tersenyum bahagia. Merasakan betapa manis dan dinginnya sensasi Eskrim itu di dalam mulut nya. Meski sebenarnya dia tidak rela memakan nya sebab tampilan Eskrim itu yang sangat lucu."Enaknya~" Mikael membatin sambil memejamkan matanya.
Tiba tiba terdengar suara tawa kecil dari dekat, mikael membeku dan membuka matanya melihat Atlanta yang terkekeh. "Eh.." mikael lupa akan kehadiran Atlanta. Dia dengan canggung menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Abang mau?" Mikael menawarkan sambil tersenyum malu.
Atlanta tersenyum dan menggeleng. "Kamu aja. Abang gak suka." Ucap Atlanta.
"Beneran?" Mikael menaikan sebelah alis nya. Siapa di dunia ini yang tidak suka Eskrim? Huh.
"Hm.." Atlanta bergumam sambil terus menatap mikael tepat di matanya.
Mikael mengedikkan bahu nya dan kembali menikmati Eskrim nya, meski sebenarnya dia tidak enak memakan eskrim sendirian sementara Atlanta hanya melihat saja, bagaimana jika orang orang yang melihat berfikir bahwa mikael pelit tidak mau berbagi ekstrim nya? Tapi mau bagaimana lagi, Atlanta tidak suka dan mikael tidak bisa memaksa.
Atlanta menatap mikael yang kembali fokus pada eskrim nya. Diam diam mengangkat ponsel nya dan menyalakan kamera memotret mikael tanpa sepengetahuan anak itu.
"Lucu." Gumam nya dengan suara pelan, saking pelan nya tidak ada yang mendengar gumaman nya.
Atlanta kemudian menotis ada sedikit noda Eskrim di sudut mulut mikael. Dia menyeringai dan mengulurkan tangannya mengusap noda Eskrim itu.
Mikael membeku sejenak dan menatap Atlanta dengan tatapan bingung. Atlanta tersenyum dan tanpa ekspresi yang berarti dia menjilat noda Eskrim di jempol nya yang dia usap dari sudut bibir mikael.
Mikael membulatkan matanya, pipi nya memerah. "Vey..Abang Vey kenapa..?" Mikael terbata bata dengan wajah yang memerah. Apa Atlanta tidak jijik menjilat noda yang didapat dari mulut nya?!!
"Manis.." Atlanta terkekeh geli. Merasakan kupu kupu berterbangan di dalam perutnya ketika melihat wajah memerah mikael.
Mikael hendak berbicara lagi sebelum suara seseorang menginterupsi mereka.
"Kak Atla?" Suara ceria dan manis dari seorang gadis membuat mereka menoleh.
Mikael menatap Ela yang berdiri di depan mereka dengan tatapan bingung. "Kak Ela?" Gumam mikael.
"Oh ada mika juga." Ela tersenyum sambil melirik mikael sekilas. Tanpa permisi dia duduk di kursi yang sama di meja mereka.
"Kalian ngapain disini?" Tanya Ela sambil menatap Atlanta dengan senyum manis.
Mikael melirik tulisan Ice Cream besar yang berada di dinding belakang Kasir dan menatap Ela lagi. "Kalo dia enggak bodoh harusnya dia tahu orang yang duduk di sini lagi ngapain." Batin mikael terheran heran.
Atlanta tidak menjawab dia melirik Ela sekolah sebelum mengalihkan pandangan nya dan menatap mikael.
"Kak Ela ini toko Eskrim, menurut kamu kita lagi apa disini?" Mikael membalas ucapan Ela sambil tersenyum manis.
Ela menatap tajam mikael sebelum kembali memasang tampang polosnya.
"Mika aku enggak tanya kamu..aku tanya kak Atlanta.." Ucap ela dengan lembut. "Enggak sopan jawab pertanyaan yang bukan Buat kamu lho.."
"Eh tapi kak Ela tadi nanya nya 'kalian ngapain disini' bukan 'kak Atla ngapain disini'. Jadi enggak masalah dong kalo aku yang jawab." Ucap mikael dengan polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]suddenly become an extra
Fantasy[END] mikael's daily life after he lived in the novel world. _________________________________________ Disclaimer: cerita murni fiksi, tidak benar benar terjadi di dunia nyata. BL‼️⚠️ Cover by pinterest Start: 21 Oktober 2022 End : 17 Juli 2023