chapter 31: punishment

46.1K 4.1K 80
                                    


PLAK

"Dari mana saja kamu?"

Abraham menatap Ela dengan wajah suram. Dia menampar anak itu tanpa ada perasaan bersalah. Abraham sangat marah saat ini. Bukan karena anak itu pulang larut malam, Abraham bahkan tidak peduli jika Ela tidak pulang sama sekali. Dia marah karena Ela menyuruh orang untuk Membully malaikat kecil nya.

"Daddy?" Ela menyentuh pipi nya yang terasa panas, dia menatap tak percaya Daddy nya yang menampar nya. Ini pertama kali nya. Mata gadis itu mengeluar air mata. Selama ini Abraham tidak pernah menampar nya meskipun sikap nya sangat dingin pada Ela.

"D—daddy nampar Ela? Kenapa? Hiks hiks hiks Ela ada salah?" Ela menangis dengan keras dengan raut lemah. Tetapi percaya lah dalam hati nya dia sedang mengumpat kasar.

"A—apa karena Ela p—pulang malam? D—daddy khawatir? Hiks hiks maaf bikin Daddy khawatir, Ela ada tugas sekolah hiks jadi Ela pulang malam hikss Daddy maafin Ela, Ela janj—"

"CUKUP!" Abraham pusing mendengar ocehan nya, hei bahkan dia tidak peduli sekalipun Ela tidak pulang. Anak ini sangat percaya diri.

"Saya tidak peduli! Mau kamu pulang malam! Pulang pagi! Bahkan tidak pulang, saya tidak peduli."

"T—terus kenapa d—daddy marah sama Ela hiks hiks.."

Abraham berdecih. "Kamu menyuruh seseorang untuk Membully anak saya?" Tanya Abraham dengan dingin.

Ela terkejut, bagaimana Daddy nya tau? Ela merasa gelisah, namun dia mampu menutupi nya dengan baik.

"Apa yang Daddy katakan? Hiks Ela tidak mungkin hiks melakukan itu, fitnah itu pasti fitnah hiks..hiks..apa—apa mikael yang bilang? Daddy mikael pasti fitnah Ela hiks.. Daddy percaya Ela enggak mungkin melakukan itu.."

Abraham menatap dingin Ela, dia berdecih jijik ketika Ela memeluk lengan nya. Gadis ini berani sekali!

Abraham menghempaskan Ela. "Jangan mencoba mengelak! Kamu kira saya tidak tahu? Imelda—dia kan yang kamu suruh?"

Ela sekali lagi merasa panik, apa Imelda memberi tahu Daddy nya? Tapi itu tidak mungkin, gadis bodoh itu sudah Ela bayar mahal untuk Membully Mikael sekaligus tutup mulut.

Baru saja Ela hendak mengelak. Ishaira datang dari arah tangga. Gadis itu menghampiri mereka dan melipat tangan nya di depan dada.

"Mau ngelak?" Ishaira tersenyum miring. "Gue udah tahu semua nya Ela, gue dengar percakapan Lo sama Imelda di toilet waktu itu."

"Ap—"

"Lo bayar imelda kan buat bully mikael? Tsk tsk tsk..." Ishaira berdecak sambil menggelengkan kepala nya. "Sayang nya gue denger, jadi gue bayar lebih mahal deh imelda."

"T—tapi bukan nya Imelda udah bully Mikael..?" Ucap Ela tanpa sadar.

"Oh—lo udah mengakui?"

Ela terdiam kaku. Ishaira mendekat dan mendorong kepala Ela dengan jari telunjuk nya berkali kali hingga Ela mundur beberapa langkah.

"Gue udah peringati waktu itu. Waktu Lo nampar adek gue, gue udah peringatin Lo buat enggak macem macem sama Adek gue. Tapi Lo enggak dengerin ucapan gue." Ishaira berhenti mendorong kepala Ela, dia mundur beberapa langkah dan menoleh pada Daddy nya yang sedari tadi diam.

Abraham berdecak kagum pada putrinya nya, memang benar benar keturunan nya! Ia sangat bangga.

"Daddy bakal hukum dia kan?" Ishaira bersembunyi dibelakang tubuh besar Daddy nya. Dia menatap Ela dengan seringaiannya.

"Of course princess, dia sudah mencoba menyakiti Mikael kita." Abraham kemudian menoleh pada bodyguard yang berdiri di pojokan sedari tadi.

"Bawa anak itu ke ruang 'kerja'." Perintah nya, bodyguard itu langsung sigap dia menyeret Ela menuju ruang yang disebut bos nya itu.

Ela sudah bergetar ketakutan. Dia menjerit. "T—tidak Daddy Ela tidak salah! Jangan hukum Ela hiks kak aira pasti fitnah Ela, Ela enggak nyuruh siapapun buat bully mikael hiks lepas lepas! Berani sekali menyeret ku seperti ini kau ingin di pecat hah!"

Ela menatap Ishaira dengan tatapan tajam dan benci. Ishaira yang ditatap seperti itu hanya menyeringai dan menjulurkan lidah nya mengejek Ela.

"Bwlee.."

Sebenarnya ruang kerja yang dimaksud Abraham bukanlah Ruang tempat ia bekerja. Melainkan ruang tempat ia menyiksa anak buah nya yang berkhianat atau musuh yang menganggu keluarga nya. Ruang itu di penuhi dengan alat penyiksaan yang sangat mengerikan. Dan ruangan itu terletak di ujung kawasan rumah nya, sangat terpencil dan jauh dari jangkauan orang orang.

"Daddy yang terbaik!" Ishaira mengacungkan jempol nya.

Abraham mengusap rambut putri nya. "Apapun untuk anak anak Daddy."

"Baiklah sekarang waktu nya untuk tidur, mommy pasti marah jika kita ketahuan belum tidur."

****

Jayden mengusap punggung sempit sahabat nya. Dia menghela nafas saat melihat wajah sembab milik gadis itu.

"Hiks hiks d—dia jahat banget hikss bajingan sialan itu berani selingkuh dari gue, Jay apa kurang nya gue hiks apa gue kurang cantik? Apa gue kurang baik? Apa gue kurang kaya? Hiks..dia bahkan ngirim foto nya yang lagi hs sama cewek lain hiks.."

Clara, dia adalah sahabat Jayden sejak masa sekolah dulu. Jayden hanya mampu meringis dan menggumamkan kata kata penenang, sahabat nya ini menelfon malam malam dan minta ditemani hanya untuk bercerita bahwa kekasih nya selingkuh. Jayden sebagai sahabat baik nya tentu harus setia menemani, melihat Clara yang sedih, Jayden pun ikut sedih meski sebenarnya ada perasaan senang di hati nya karena dia sudah lama menyukai Clara.

Well, tapi dia harus menemui mantan kekasih clara dan menghajarnya nanti, bajingan itu sudah berani membuat wajah cantik wanita yang ia cintai setelah ibu dan adik perempuan nya menjadi sembab.

"Sabar ya. Laki laki kayak dia enggak pantes buat Lo. Lo sempurna, Lo cantik dan Lo baik hati. Dia cuma cowok brengsek yang engga pantes buat jadi pendamping Lo." Jayden memeluk tubuh mungil Clara, hm kesempatan dalam kesempitan...

Clara membenamkan wajahnya di dada bidang Jayden. Dia bersyukur memiliki sahabat sebaik Jayden yang selalu ada di samping nya dan menghibur nya ketika dia merasa sedih. Dia selalu merasa nyaman di dekat Jayden.

"Hm makasih, Lo emang sahabat terbaik gue." Clara bergumam.

Usapan Jayden di punggung Clara terhenti sejenak. Pria itu tersenyum kecut, sahabat ya..

"Hm iya..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL]suddenly become an extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang