chapter 2: apartment

68K 5.7K 141
                                    

Mikael menghempaskan badannya di kasur empuk. Dia baru saja selesai beres beres pakaian di apartemen baru nya. Apartemen yang mika sewa—ah tidak, mikael membeli nya. Apartemen ini lumayan mewah dengan berbagai fasilitas canggih. Mikael sangat puas, dulu dia tidak pernah melihat dan merasakan benda benda mahal dan canggih ini.

Sekarang Mikael sedang memikirkan bagaimana dia untuk kedepannya. Saat ini. Mikael masih dalam masa liburan setelah kelulusan nya di sekolah menengah pertama dan menunggu untuk masuk sekolah menengah atas.

Alur novel pasti sudah dimulai, seharusnya saat ini sudah pada plot dimana protagonis wanita diadopsi oleh keluarga angkat nya, atau sudah pada pertemuan antara protagonis wanita dan protagonis pria?

Entahlah, mikael tidak peduli.

Ah, haruskah Mikael bersekolah ditempat yang sama dengan para protagonis? Yeah, seharusnya begitu tapi Mikael agak ragu entah mengapa, dia takut tidak bisa mengubah alur nya, dia takut tidak bisa menghindari akhir tragis nya.

Mikael memejamkan matanya, dan menghembuskan nafas nya. Ketika membuka mata nya lagi, kilatan dingin muncul di mata nya. Tidak peduli apa, dia akan berusaha mengubah alur novel nya, tidak peduli jika alur novel nya hancur karena dia. Mikael hanya ingin bertahan hidup.

"Huh daripada pusing mikirin novel, mending aku shoping aja!" Mikael mengembangkan senyum nya.

Kekayaan ini tak akan ia sia siakan. Waktu nya memanjakan dirinya sendiri, dulu dia tidak bisa seperti ini, sekarang ketika ada kesempatan mengapa tidak?

"Oke! Aku bakal belanja sepuas nya!" Mikael melompat dari kasur nya sambil mengepalkan tangan kecil nya.

"Hihi~ shoping shoping~ lalalala." Remaja bertubuh mungil itu bersenandung senang sambil berjalan ke arah walk in clothes untuk berganti pakaian.

Mikael menyentuh dagu nya dengan telunjuk sambil memasang ekspresi berfikir yang imut. Pakaian nya sekarang sangat sedikit karena dia tidak membawa semua pakaian nya di rumah. Maka dari itu Mikael akan membeli baju sebanyak banyak nya sampai dia puas untuk memenuhi walk in closet nya.

Akhirnya pilihan Mikael jatuh pada sweater pink soft dan celana pendek selutut. Dia juga memakai sepatu sneaker dan topi baret yang senada dengan sweater nya membuat Mikael terlihat imut dan menggemaskan.

"Yosh! Ayo habiskan uang!"

....

Mikael masuk kedalam taksi yang sebelumnya sudah dia pesan melalui aplikasi.

"Kemana neng?" Tanya si supir.

Mikael mendelik saat mendengar panggilan supir itu. "kita ke mall ya pak. Omong omong saya bukan cewek jangan panggil saya neng." Ucap nya sambil memutar bola mata nya malas sambil mencebik lucu, enak saja sudah tampan begini malah disebut neng?

"Eh maaf dek, saya kira adek cewek, soal nya cantik sih." Balas si supir sambil meringis tak enak.

Mikael hanya berdecak pelan. "Yaudah pak jalan."

Sepanjang perjalanan mikael menatap keluar jendela melihat gedung gedung tinggi dan toko toko yang dilewati nya sepanjang jalan. Ternyata dunia novel ini sama saja dengan dunia nya dulu, hanya saja polusi udara disini sangat bersih dan tidak ada macet.

"Sudah sampai dek." Supir taksi itu menghentikan mobil nya di depan sebuah gedung besar yang ramai.

Mikael turun dari mobil nya, dia tidak perlu membayar langsung, karena bisa melalu aplikasi nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL]suddenly become an extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang