T E R P I K A T - 4

11.7K 301 4
                                    




Alegaf memarkirkan mobilnya tepat didepan pintu utama, dia tergesa-gesa memasuki rumah Alman. Melewati beberapa penjaga yang telah mengenalnya, para penjaga membiarkan pria itu melenggang masuk begitu saja. Sesampainya didalam Alegaf mencari keberadaan pemilik rumah, dia mengitari setiap sudut kawasan yang menghubungkan dari beberapa fisik tiap ruangan.

Langkahnya terhenti.

"Ale?" Tegur Alman, menatap bingung keponakan sekaligus menantunya itu yang berada diambang pintu. Alegaf turut memperhatikan Alman dengan raut wajah datar.

Hendak Alman keluar dari sebuah ruangan perpustakaan mini sembari menjinjing beberapa buku yang dia apit antara lengan dan tubuhnya. Namun, Alman mendapatkan penampakan Alegaf yang tengah berdiri dihadapannya.

"Dimana Pearly?" Tanya Ale to the point.

"Tunggu, apa Pearly tidak memberi tahu mu jika dia akan menginap disini?" Alman bertanya balik, kubunya terukir kekhawatiran.

"Hah? menginap? " Ale mengerutkan keningnya. "Dia tidak mengabari saya bahkan chat saya tidak dibalas."

"Maafkan Pearly membuatmu cemas, pergilah kekamarnya," Alman mengangguk mengerti, dia tidak ingin banyak bertanya, apa lagi sampai ikut campur urusan rumah tangga anaknya. Jikapun ada masalah antara Ale dan Pearly, Alman yakin Alegaf pasti mampu menyelesaikannya.

Pria paruh baya perawakan asli kelahiran Belanda berambut coklat sedikit memutih itu memberikan isyarat arah dimana letak kamar Pearly berada.

"Terimakasih. " Ale menyeringai lantas melanjutkan langkahnya ke ruangan yang Alman maksud.

Setelah berada didepan kamar Pearly, begitu tak sabarnya Ale langsung mengetuk-ngetuk pintu penghubung berulang kali sampai-sampai suaranya terdengar kisruh. Ale menunggu beberapa detik memastikan pintu kamar Pearly yang terkunci agar segera terbuka, hingga akhirnya Ale dapat melihat wajah cantik istrinya.

Pearly mematung sesaat, ketika pintu sudah setengah terbuka memperlihatkan badan besar berisi cenderung berotot, berdiri tegap menghalangi pandangannya. Pearly mendongak untuk memastikan siapa sosok yang berada dihadapannya.

"Mas Alegaf?!" Perempuan itu sontak memekik terkejut hampir saja ia menutup kembali seluruh pintunya. Namun, sebelum itu terjadi lebih dulu Alegaf sigap menahan gerakan pintu dengan tangannya yang kokoh.

"Kenapa terkejut seperti itu, memangnya saya hantu?!" Ujar Ale yang telah berhasil memasuki kamar Pearly dan menutup rapat pintu kembali. Dia membuka jas formalnya dan melucuti dua kancing kemeja putihnya.

Kerlingan kedua netra Alegaf mengelilingi kamar Pearly, ruangannya tertata begitu rapih bernuansa warna dinding yang girly cerah, dengan tanaman hias penyegar ruangan di sudut kamar. memperkuat karakter kamar tidur perempuan remaja. Pertama kali bagi Alegaf ia memasuki kamar perempuan.

Pearly hanya melihat gerak-gerik suaminya, sempat ingin protes perihal Ale yang menyelinap memasuki kamarnya tanpa permisi. Dia meminta penjelasan. "Kamu kok bisa ada disini? "

"Seharusnya saya yang bertanya, kenapa chat saya tidak dibalas? "

Alegaf merebahkan tubuhnya menaikkan kedua kakinya diatas sofa-bed dengan tatapan penuh intimidasi. Pearly nampak menghela napas jengah sebelum menjawab.

"Eeeee-- hp saya lagi di cas tadi. Lowbat, nih baru full lagi, " gelagapnya mengerjapkan beberapa kali kedua kelopak matanya. "Mas ngapain sih kesini? " Tanya Pearly mengalihkan pembicaraan Ale.

Alegaf mengusap wajahnya gusar. Sikapnya kini yang hendak meledak-meledak untuk memarahi istrinya itu, tertahan.

Sabar Ale Sabar.

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang