T E R P I K A T - 32

4.4K 175 12
                                    




Bertepatan dengan jadwal pengecekan kesehatannya ke psikiater, dapat terbilang Alegaf jarang sekali mengunjungi rumah sakit untuk sengaja melakukan kontrol mengenai penyakitnya, lantaran kondisinya berkembang signifikan lebih membaik. Genta sang asisten begitu mendetail akan segala kebutuhan Alegaf, dia terus mengingatkan tuannya, agar selalu menjaga kesehatan fisik maupun mental, serta bertanggung jawab memanage yang sifatnya adalah personal. Sehingga kini Alegaf tengah duduk memasang mimik wajah yang serius mendengarkan konseling yang diberikan oleh dokter Xavy.

"Perlahan ini akan hilang selama anda ikut mendorongnya untuk kesembuhan total, hanya anda dan bagaimana lingkungan anda yang juga berperan memupuk energi yang positif."

Sudah setengah jam berlalu dalam melakukan medical check up dan juga terapi. Berpendapat bertukar pandangan satu sama lain lebih tepatnya Xavy lah yang lebih banyak berbicara, ini adalah sebuah proses upaya rehabilitatif.

"Xav, saya merasa apa yang saya lakukan akhir-akhir ini selalu salah." Ungkap Alegaf menambahi, pria itu mampu bercerita mengeluarkan uneg-unegnya tanpa canggung jika bersama Xavy, dokter psikiater ini adalah teman satu angkatan kuliahnya dahulu. Xavy dapat dibilang salah satu orang yang berperan besar atas kesembuhan Alegaf.

"Memang pengidap seperti anda sering kesulitan mengambil keputusan, lebih dominan dikerubuni penyesalan setelah menjalani, ini dapat beresiko buruk, jika boleh tahu apa masalah anda? agar saya dapat memberikan solusi."

"Seseorang yang sudah menikah apa salah membalas budi kepada lawan jenis? tentunya tidak ada niatan yang lain."

"Tentu tidak salah selagi tahu batas dan tidak berlebihan, lakukan selagi itu hal yang positif untuk anda, saya paham anda selalu membawa nama baik anda, image anda dipublik sangat dipandang. Jangan sampai ada hal yang gegabah yang dapat merusak reputasi anda seperti sebelumnya, belajar dari pengalaman ketika anda pernah dalam keadaan terpuruk, selalu pikirkan terlebih dahulu bila ingin melakukan tindakan."

"Ya, saya selalu memikirkannya matang-matang, saya tidak ingin itu terjadi lagi akibat masalah keluarga, juga karir saya, bahkan masalah kasmaran saya, masa lalu yang kelam saya anggap adalah ujian tuhan untuk saya, namun semua itu telah berlalu, tuhan mengirimkan penggantinya yang lebih baik."

"Benar, saya turut bersyukur atas kemajuan ini, perkembangan anda sudah sangat membaik, emosi sudah lebih dapat  diatasi, saya sarankan anda lebih bisa memilah kapan waktunya istirahat,dan jangan diporsir untuk terus bekerja, apa bila pikiran terganggu sebaiknya diberikan jeda dalam mengatasinya, diam sejenak dan jangan langsung bertindak, yang nantinya dapat bereaksi berlebihan."

"Terimakasih Xavy."


<><><><><>


Malam hari begitu dingin, apa lagi diluar sana tengah diguyur hujan yang cukup deras, Pearly meremas jemarinya dengan perasaan cemas, menanti kehadiran Alegaf yang urung juga datang. Padahal pria itu berjanji pulang lebih sore, tapi hingga jam sembilan malam tampaknya belum juga terlihat.

Alega, suaminya itu sampai saat ini nyatanya tak pernah terbuka dengan masalah yang dialaminya, seringkali lebih memilih mengatasinya sendirian tanpa mau berbagi cerita, sebab itu Pearly mulai curiga akhir-akhir ini sering kali Alegaf mencirikan perilakunya yang berbeda dari biasanya.

KLEK

Pintu rumah terbuka lebar, sosok pria berpakaian formal melangkah memasuki rumah, tanpa ada beban ia berjalan lurus tak sedikitpun mengedarkan pandangannya, Ale melewati Pearly yang sedang duduk menunggu, seakan-akan kehadirannya tidak ada, Alegaf melewatinya tanpa menyapa. Kenapa pria itu?

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang