Sebuah pintu utama terbuka, menampilkan sosok perempuan yang baru saja tiba di rumah. Sudah pukul lima sore, tetapi ia masih belum melihat keberadaan Alegaf. Pearly pun tampak tak mempedulikan kebiasaan Alegaf yang selalu pulang lebih lambat, segera ia pergi ke kamar untuk membersihkan diri, selanjutnya ia akan menyiapkan makan malam, dan melanjutkan kegiatannya untuk membereskan seisi rumah. Mengingat Yumi, sang Art mengambil hari libur, Maka, Pearly berperan menggantikan posisi itu.
Perihal kejadian di cafe, Pearly mencoba untuk mengambil jalan tengahnya, lebih baik tidak tahu apa-apa dari pada disakitkan oleh kenyataan. Menjaga pikirannya agar selalu positif, tak ingin bila menambah beban masalah. Ada hal yang menguatkannya, ia berspekulasi bahwa Alegaf memiliki banyak rekan kerja, mungkin saja wanita yang bersama suaminya itu adalah salah satunya, meskipun terbilang tidak wajar, jika lawan jenis berduaan di apartemen?
Beberapa menit kemudian Pearly keluar dari kamarnya dengan piyama maroon yang dikenakannya. Rambut yang dibiarkan tergerai, ia berjalan masuk ke sebuah ruangan kerja Alegaf. Rencananya ia akan membersihkan ruangan itu terlebih dulu.
Ketika ia hendak merapikan meja, langkah sepatu pantofel menggema mendekat ke arah pintu. Terbukanya pintu tersebut yang menampilkan sosok Alegaf. Satu kata yang terlintas dalam pikiran Pearly. Yakni, tampan. Meski terlihat lelah karena seharian bekerja, tetap saja wajah tampannya selalu menjadi pemandangan yang paling mencolok.
"Sedang apa disini?" Alegaf berdeham, suara barithonnya memberikan atensi penuh Pearly untuk menanggapi pertanyaan pria itu.
"Beres-beres aja." Jawab Pearly ringan, memilih untuk melanjutkan aktivitasnya. Huh. Masih saja hatinya merasa ganjil ketika harus berhadapan dengan Ale, Lagi dan lagi Pearly menepis bayang-bayang di kepalanya akan semua hal buruk, seolah mendesaknya untuk segera mengulik kebenaran. 'kamu ngapain tadi sore ada di sana? wanita itu siapa? ada keperluan apa?'
Pearly menggeleng, menghela nafasnya berat. Jangan gegabah, hal itu malah membuat ia dan Alegaf bertengkar.
"Biar besok asisten yang berada di mansion menggantikan Yumi sementara, kamu tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah, dek." Ucap Alegaf yang tengah bersedekap dada, tatapan teduhnya tidak dapat ditemukan, intonasinya pun terdengar tegas.
"Gapapa mas aku aja, selagi itu bisa aku suka melakukannya."
"Yasudah, terserah kamu saja." Timpalnya mengangkat bahu acuh, Ale tak ingin mengambil pusing,
"Gimana hari ini? tadi kemana aja?" Tanya Pearly memulai obrolan dengan hati-hati. Biasanya pertanyaan ini sering dilontarkan Alega sehabis mereka melakukan rutinitas sehari-hari, tapi kini berbalik, Pearly tidak sungkan lagi bertanya lebih dulu.
"Biasa."
Rasa penasaran Pearly seketika terjentik ia menyipit curiga."Biasa itu, gimana?!"
"Ya.. dikantor, akhir pekan ini banyak target yang perlu saya kejar." jawabnya dengan santai.
"Oh gitu ya?, Besok aku ikut ke kantor kamu boleh?." Pearly mengulas senyuman, tepatnya senyuman getir ketika pria itu tidak mau terbuka, lagi pula kalau Alegaf bercerita dan jujur, Pearly justru akan memaafkannya dan tak akan marah .
"Ada apa?" tanya Ale dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku lagi libur semester, pengen keluar rumah aja."
Beberapa detik, Ale tak menjawab. Satu alisnya menukik. "Bukanya kamu sudah punya aktivitas, Saya sudah menuruti mau kamu untuk membuka toko kue, sekarang sudah ada terus dilantarkan begitu saja? malah meminta ingin ke kantor saya, setelah itu apa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...