T E R P I K A T - 27

5.4K 177 23
                                    

-

- Pov Pearly

Runyam sudah mempertahankan sikap marahku pada Mas Ale, takluk bila dirayu ujung-ujungnya turut terbawa perasaan, sempat heran dan berpikir apakah ini diriku?Lantaran, dari sekian pria yang pernah naksir aku sebelumnya, bisanya aku tuh lebih memilih masa bodoh atau tak perduli.

Tapi kali ini berbeda.

Apa aku mulai menaruh hati sama dia ya?

Nggak tahu deh masih bimbang, akan tetapi kalau boleh jujur aku mulai nyaman didekat Mas Ale.

Klek

Dengar-dengar suara berasal dari seretan pintu kamar mandi yang terbuka, bukan lain pastinya Mas Ale, pria itu seusai menyelesaikan ritual membersihkan diri. Sejauh ini dia termasuk tipekal suami penurut sih, kalau maunya aku pasti dia mengiyakan.

Aku saja yang terkadang masih sulit mengungkapkan perasaan aku sebenarnya bagaimana, terlebih juga aku jika bersama cowok tuh agak terkesan tengsin.

"Kok belum tidur nungguin mas ya?" Tanyanya berjalan mendekat kearahku dengan tempo lambat.

Aku yang tengah berbaring di kasur kingsize, sekilas memandangnya yang bertelanjang dada hanya menggunakan celana pendek, tak kuasa jika menatap terlalu lama, melihat pemandangan sekarang, dia tuh pamer seolah bangga banget gitu ya nunjukin tubuh atletisnya didepan aku.

Isssh . Jelas aku bantah ansumsinya. "Enggak!"

"Minta dikelonin kan?"

Tingkat kepercayaan dirinya sungguhlah besar.

Tidur beberapa hari ini dengan Mas Ale memang aku selalu dibelai, dipeluk, dicium, ahh ada saja deh pokoknya tingkah mesumnya berkedok sayang katanya sih.

"Nggak ya gausah kepedean, aku bisa tidur sendiri, biasanya juga sendirian, emang lagi belum ngantuk." Elakku berucap sinis.

"Yasudah lekas tidurlah jangan tidur malam-malam dek, Mas ada kerjaan sedikit dengan ayah."

Aku melihat dia yang berdiri meraih T-shirt hitam yang telah aku sediakan diatas kasur, matanya menyeringaiku dengan tatapan penuh arti, kami sedang dirumah ayah jadi aku tadi meminjam baju ayah Alma untuk Mas Ale, jika ingin menginap selalu saja mesti dadakan, padahal sehari pisah dulu saja juga tak apa-apa kan?

"Udah malam lho! kan bisa besok."

Jika dipikir-pikir yang ada di otaknya itu kerjaan terus ya akhir-akhir ini? Apa dia tak memikirkan kondisi tubuhnya bila dipaksa untuk selalu diporsir, ini juga sudah tengah malam, seperti tak ada hari esok saja.

Niatnya aku ingin bercerita mengenai tersebarnya status kami. Ingin marah-marah sepertinya juga percuma, sudah terjadi mau bagaimana lagi kan? ini yang aku khawatirkan diawal menikah dengan pria yang umurnya cukup jauh dariku pasti kena cibiran sana-sini, terlebih menikahnya dengan Mas Ale, pria famous yang namanya dimana-dimana. Aku harap ini keputusan yang baik dan tidak ada dampak buruk setelah publik mengetahuinya.

"Biar cepat tuntas, kamu tidur duluan aja dek, mas hanya sebentar."

Lima langkah dia berjalan mendekati pintu keluar seraya kedua tangannya dengan lihai mengenakan T-shirt nya untuk mengatupkan tubuh tegapnya itu.

"Mas Ale mah ishhh."

Spontan aku menurunkan kakiku dari atas kasur menghentakkannya dengan sergapan merengek, sudah ditinggal tadi dan sekarang ditinggal lagi!.

Loh?

Kenapa jadi aku yang gregetan seperti ini sekarang ya?.

"Tidak akan lama dek, kamu tidur aja ya, jangan ikut."

TERPIKAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang