Pearly baru saja selesai mandi, wanita itu memang hobi mandi padahal subuh-subuh tadi ia sudah mandi, dalam sehari bisa mandi empat sampai lima kali, namun ia tetap memilih untuk mandi lagi sebelum berangkat kekampus. Sedangkan, itu tidak baik untuk kekebalan tubuhnya dan beberapa kali dirinya di peringatkan namun Pearly tetap kepala batu.
Ponselnya sejak tadi berdering dan hanya lima detik berhenti ponsel itu kembali berbunyi. Bukannya menjawab panggilan segera, Pearly malah sibuk mengoleskan body lotion ke sekujur bagian lengan sambil menatap layar ponselnya yang menyala di atas tempat tidur.
Alis Pearly menukik tajam melihat panggilan masuk dari nomor yang sama secara berturut-turut, kontak itu tak terdaftar di ponselnya jadi dirinya malas untuk menjawab. Pearly sempat berpikir bahwa mungkin saja itu panggilan dari orang iseng atau kalau tidak pasti orang yang menawari asuransi. Pearly tak memperdulikannya dan lebih memilih mematikan ponselnya dan bersiap untuk kekampus.
Pagi-pagi Alegaf sudah pergi kekantor lebih dulu darinya, suaminya itu sudah jarang melarangnya, mau dirinya naik motor atau kendaraan umum, Alegaf membebaskannya, mungkin sudah bosan melarang dan juga Pearly yang selalu banyak membantah. Menjalani hari Kamis dan Jum'at dengan tenang tanpa pengekangan ataupun kebawelan dari Alegaf, bukankah ini maunya?. Tapi entah kenapa Pearly justru kehilangan sosok yang selalu mengemongnya.
Rasa-rasanya ini begitu menjanggal apa mungkin ada saatnya Pearly harus mengetahui aktivitas suaminya diluar sana ngapain saja?
Baru saja hendak mengeluarkan motor Vespa terbarunya dari garasi rumah, Pearly melongo memperhatikan mobil sedan putih berhenti tepat didepan rumah menghalanginya, feeling begitu kuat mengatakan bahwa itu adalah mobil James.
Dan benar.
Pearly melepas helmnya, seraya menstandarkan kembali motornya kemudian menghampiri James yang keluar dari pintu mobil pengemudi.
"Hey." Sapa James melepas kacamata hitam yang melekat pada indra penglihatannya.
"Kak James?" beo Pearly.
"Mau kekampus? bareng saja ayo."
"Dimana Hans kak?" Tak menggubris tawaran James, Pearly malah bertanya balik, lantaran ia celingak-celinguk namun tak juga menemukan kehadiran anak kecil itu.
"Bersama omanya." Jawab James ringan.
"Kakak nyari Mas Ale ya?, dia udah berangkat tadi pagi-pagi." Tuding Pearly, ya ,biasanya James datang kemari untuk sengaja menemui Alegaf, kalau tidak, James pasti mengajak Hans untuk bermain bersama dengannya atau bahkan menitipkan anak itu.
"Oh ya? kalau begitu nanti saya kekantornya, mau sekalian bareng?" Tanya James lagi yang masih mencoba mengajak Pearly untuk ikut bersamanya.
"Nggak usah kak, aku naik motor aja nih udah siap." Pearly menepuk-nepuk motornya.
"Its okay, santay saja Pear, kali-kali saya antar adik saya sendiri, boleh kan?"
Pearly nampak berfikir sejenak, dibayang bayang perkataan James 'kali kali saya antar adik saya sendiri' Pearly mengerjap sadar dan mengindahkan tawaran James. "Yaudah kak, aku masukin motor dulu kalau gitu."
<><><><><>
Adik dan kakak sama saja Pearly sudah meminta untuk menghentikan mobilnya diluar perkarangan kampus saja, malah berhenti tepat didepan lobby fakultas, Duh!. Ditambah James sempat membuka jendela mobilnya hanya untuk sekadar melambaikan tangan, tanda perpisahan. Pearlypun pasrah, berharap tidak menjadi bahan gosip lagi nantinya, gosip dirinya dengan Alegaf saja sedang panas-panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPIKAT [COMPLETED]
RomanceBagaimana menikah dengan orang yang lebih tua dari kita? Iya lebih dewasa sih.. Tapi manja, nyebelin, banyak ngatur. -Pearly Askana Terpikat sebuah kisah titisan dari " Pramagara" . Cerita ini Mengandung konten dewasa. Cerita ringan penuh bucin me...